Berhenti Normalisasi! 5 Hal Ini Bisa Kamu Lakukan Jika Menjadi Saksi Bullying

Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying | keepo.me

Jangan biarkan bullying terjadi!

Bullying adalah tindakan menyakiti baik fisik maupun verbal dan dilakukan secara terus-menerus. Contoh bullying di antaranya adalah mengejek, mengucilkan, berperilaku kasar, dan sebagainya. Bullying tentunya sangat berbahaya dan bisa menimbulkan dampak negatif yang tak disangka-sangka.

Kehilangan kepercayaan diri, ketakutan, khawatir terus-menerus, depresi hingga keputusan bunuh diri bukannya tidak mungkin dialami oleh para korban bullying. Apalagi dampak bullying ini tentunya tidak bisa digeneralisasi pada semua korbannya. Masing-masing korban bisa jadi merasakan dampak yang berbeda-beda.

Bullying atau perundungan sangat mungkin dialami oleh siapapun. Bullying pun bisa kita temui di berbagai tempat, mulai dari lembaga pendidikan seperti sekolah atau kampus hingga tempat kerja pun tak luput dari aksi-aksi bullying.

Meski sudah banyak studi yang memaparkan dampak negatif bullying, tidak sedikit pula pihak yang masih menormalisasi bullying. Misal, tindakan mengejek atau bahkan perilaku kasar biasa disebut dengan “kenakalan remaja”. Kebiasaan semacam ini yang akhirnya membuat tindakan bullying terus-menerus terulang dan sangat sulit dihentikan.

Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying | keepo.me

Banyak korban bullying yang tidak berani melaporkan kejadian yang ia alami. Salah satu alasan yang paling sering digunakan adalah takut. Takut semakin dibully atau takut dirinya pun akan disalahkan karena tidak bisa memberikan perlawanan dan sebagainya.

Harapan akan perlindungan pun seakan semakin jauh dan sulit untuk dicapai para korban bullying. Bukannya tidak mungkin kebiasaan memendam ini akan menimbulkan trauma yang berlipat dan semakin banyak dampak negatif yang dialami.

Tidak hanya korban yang kerap takut melapor, para saksi tindakan bullying pun kerap takut menghentikan atau melapor aksi tersebut. Ketakutan itu mungkin muncul karena ia tidak ingin menjadi sasaran berikutnya dan karena ia tidak tahu apa yang harusnya dilakukan saat melihat bullying.

Dikutip dari Kompas.com, penelitian yang dimuat dalam Journal of Human Relations menyebutkan bahwa orang-orang yang melihat bullying atau tindakan intimidasi lainnya cenderung ingin menghindar. Agar kamu tidak menjadi saksi bisu, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan ketika melihat bullying sebagaimana dilansir oleh Psychology Today:

Catat setiap kejadian

Catat setiap tindakan bullying yang kamu lihat! Catat semua yang dilakukan dan dikatakan oleh pelaku kepada korban! Jangan hanya mencatat hal-hal yang menurutmu “keterlaluan”. Tindakan seperti mengacak-acak barang korban, menyebarkan berita bohong mengenai korban juga harus kamu masukkan dalam catatan.

Kumpulkan barang bukti

Jika kamu melihat bullying dan menemukan barang yang bisa dijadikan bukti, simpanlah barang tersebut sebaik mungkin! Selain itu, kamu pun tidak harus memberi tahu banyak orang bahwa kamu mengumpulkan barang bukti terkait kasus bullying yang kamu lihat. Pihak yang perlu tahu hanya korban dan pihak berwenang.

Alihkan perhatian

Kamu tidak perlu menunjukkan reaksi heroik untuk menyelamatkan korban. Jika demikian, ego pelaku akan merasa terancam dan ia akan balas dendam dengan cara yang tak disangka-sangka. Kamu hanya perlu mengalihkan perhatian pelaku dengan mengajak mengobrol pelaku, meminta bantuannya, dan sebagainya.

Jika pelaku tidak menggubris, kamu bisa menolong korban dengan mengatakan “Eh, kamu dicari sama Boss. Sepertinya mau bahas proposalmu kemarin.” Dengan demikian, korban memiliki kesempatan untuk pergi dan menjauh dari pelaku.

Mencari bantuan

Membantu korban bullying seorang diri tidaklah mudah. Oleh sebab itu, penting bagimu untuk mencari bantuan dan dukungan dari teman-temanmu yang lain. Semakin banyak bala bantuan yang dikumpulkan, korban akan merasa ia tidak sendirian dan pelaku pun akan merasa minder dan tidak lagi melakukan bullying.

Bicara pada seseorang yang bisa menyelesaikan aksi bullying

Kamu bisa bicara langsung pada orang-orang yang kamu rasa bisa menghentikan aksi bullying ini. Misal, jika di kantor kamu bisa berbicara pada HRD. Jika di kampus, kamu bisa bicara dengan ketua prodi. Sebagai pihak ketiga yang menjadi saksi, kamu mempunyai posisi yang lebih baik untuk memberikan penjelasan dengan lebih objektif.

Artikel Lainnya

Mungkin selama ini kita sering melihat aksi bullying tapi merasa bingung dan tidak harus berbuat apa. Akhirnya, kita pun memilih untuk mengabaikannya dan pura-pura tidak tahu. Padahal, tindakan demikian menunjukkan bahwa kita turut memperpanjang rantai kekerasan.

Kita dan orang-orang di sekitar kita harus tegas menunjukkan penolakan terhadap tindakan bullying. Tunjukan bahwa bullying tidak pernah bisa diterima. Albert Einstein pernah berkata: The world is a dangeroung place to live; not because of the people who are evil, but because of the people who don’t do anything about it.

Tags :