Berapa Banyak Waktu yang Dibutuhkan Untuk Move On? Ini Kata Ahli!

Peneliti sudah menemukan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk move on | Keepo.me

Katanya, dalam 11 minggu kita bisa move on!

Setiap kita pasti pernah merasakan pahitnya patah hati. Kecuali bagi mereka yang pacar pertamanya menjadi sosok yang dinikahi pula. Berpisah dari pasangan yang dengannya kita sudah membangun bayangan serta impian masa depan itu sulit.

Apalagi bagi hubungan yang cukup intens seperti pernikahan, kita tidak hanya akan kehilangan seseorang, namun juga kehidupan yang telah dibangun bersama.

Menghadapi patah hati pun nggak pernah mudah. Bukan hanya sakit dan kekosongan yang harus kita hadapi, kita pun harus kembali beradaptasi dengan hidup tanpa pasangan.

Jika biasanya pagi-pagi ada yang memberi pesan selamat pagi, kini sosok itu tiada lagi. Jika biasanya selepas bekerja kita memiliki seseorang untuk menceritakan keluh kesah dan isi pikiran kita, kini kita terpaksa harus memendam segala yang ingin kita ucapkan.

Infografis move on | Keepo.me

Namun pahitnya patah hati akan sembuh oleh waktu kok. Meski perlahan, namun waktu merupakan obat penyembuh paling manjur bagi hati yang patah.

Ternyata, sains pun mendukung pernyataan tersebut. Sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2007 silam menemukan bahwa waktu rata-rata bagi seseorang untuk bisa move on dari patah hati adalah 11 minggu atau kurang lebih 3 – 4 bulan.

Tentu saja waktu ini tidak bisa jadi patokan tetap. Namun kita bisa menjadikannya sebagai acuan untuk memulai proses penyembuhan diri. Kita bisa memikirkan strategi apa yang bisa kita susun untuk mengisi 11 minggu tersebut agar proses move on berjalan lancar.

Salah satu aktivitas yang dianjurkan adalah menulis atau journaling. Cobalah untuk menuliskan perasaan dan pikiranmu dalam jurnal yang kamu simpan sendiri. Hal ini bisa membantu kita berpikir lebih jernih dan menjadi mekanisme penyaluran emosi yang sehat.

Artikel Lainnya

Cara lain seperti mendistraksi diri kita dengan berbagai kesibukan mungkin dapat membantu proses move on. Hanya saja kita perlu sadari bahwa distraksi terus menerus hanyalah bentuk menghindari dan tidak akan membantu kita untuk benar-benar move on.

Jadi distraksi diri dapat dilakukan tapi dalam moderasi dan jangan terus menerus lari dari perasaan sakit tersebut.

Tags :