Banyak Istilah Bucin Beredar, Sebenarnya Apa yang Salah dari Mencintai?
01 Maret 2019 by Talitha Fredlina
Dikit-dikit bucin
Belakangan ini istilah bucin banyak digunakan oleh masyarakat. Sebutan aneh ini muncul entah dari mana dan kini diadopsi oleh masyarakat yang ingin menyebut seseorang yang memberikan segalanya bagi pasangan mereka.
Bukan apa-apa, namun bucin mampu mengorbankan apa pun dan menempatkan pasangannya menjadi prioritas utama mengalahkan dirinya sendiri.
Contoh sederhananya adalah mereka yang memilih untuk mengantar pasangannya ke mana-mana meski itu berarti menelantarkan kesibukannya sendiri. Atau mereka yang rela datang kapan pun ke mana pun dan jam berapa pun jika pasangannya menghendaki.
Lebih akut lagi adalah mereka yang rela harga dirinya terinjak-injak atau bahkan nyawanya melayang demi pasangannya.
Mencintai itu nggak salah, berkorban untuk pasangan pun nggak masalah. Hanya saja kita juga harus tahu batasannya. Sejauh apa kita bisa berkorban untuk pasangan dan nggak menjadikan kepentingan pasangan yang nomor satu.
Prioritas kita tetap harus diatur dengan baik, dan pasangan yang baik pun pasti nggak akan mau pasangannya mengorbankan dirinya sendiri demi kita.
Mentalitas bucin yang mau diperbudak oleh cinta ini memang bikin heran dan sedih. Akan tetapi jangan pula menjadikannya sebagai alasan untuk bersikap acuh tak acuh dengan pasangan.
Jangan karena takut dianggap bucin lantas kita nggak mau sama sekali mementingkan pasangan dan berkorban untuknya. Karena cinta memang tentang pengorbanan, namun pengorbanan pun harus dilakukan dengan rasional.
Terlebih kita juga harus ingat bahwa cinta dan hubungan itu tidak hanya dating dari satu sisi. Harus ada timbal balik yang seimbang sehingga hubungan bisa berjalan dengan baik.
Jadi jika kamu merasa terus-terusan berkorban untuk pasangan, coba cek lagi apakah kita memiliki mentalitas bucin dan bertahan dengan orang yang salah?
Jadi, apakah kamu mengidentifikasi diri sebagai bucin?
