Viral Turis Mancanegara Usir Warga Lokal di Bali, Gede Arya: "Ini Pantai Milik Negara"

konflik pengusiran warga lokal oleh turis di bali
warga lokal diusir turis mancanegara | news.detik.com

Warga lokal geram karena diusir turis mancanegara saat bermain di pantai

Turis mancanegara di Bali kembali berulah, kali ini seorang turis kewarganegaraan Arab berani mengusir warga lokal yang sedang mandi di kawasan pantai Buleleng, Bali. Warga lokal bernama Gede Arya tersebut merasa tak terima pantai itu diprivatisasi oleh pengelola villa.

Arya sebut pantai tersebut milik negara dan bisa dinikmati oleh siapa saja. Untuk menghindari peristiwa pengusiran kembali terulang, Arya dan perangkat desa akan segera membuat aturan desa.

1.

Diusir saat sedang bermain di pantai

konflik pengusiran warga lokal oleh turis di bali
pengusiran warga lokal oleh turis mancanegara | news.detik.com

Peristiwa tak menyenangkan tersebut dialami oleh Gede Arya Adnyana (31) dan anaknya, warga lokal yang saat itu bermain di Pantai Temukus, Buleleng, Bali pada hari Minggu (21/7).

Pada pukul 17.30 seorang anak dari penyewa villa tersebut menghimbau Arya untuk tak mandi di pantai sekitar villa. Tak berselang lama, ayah dari anak tersebut yang diketahui turis berkewarganegaraan Arab muncul dan mengusir Arya.

"Saya pas mandi, anaknya yang datang menghampiri mungkin utusan ibu atau ayahnya pakai bahasa Arab, saya mengerti jangan mandi, sambil menunjuk-nunjuk. Akhirnya saya bilang kalau di sana pantainya kotor. Akhirnya dia balik lima menit bapaknya dateng dengan nada keras kemudian 'go!', 'gado-gado' dia bahasanya (Arab-Inggris)," ujar Arya dilansir dari Detik.com.

Arya yang tak terima pantai tersebut diprivatisasi akhirnya terlibat cek-cok dengan turis hingga hampir terjadi baku hantam.

"Saya bilang, 'Kamu menyewa vila, silakan, ini pantai milik negara,' kami keras, hampir baku hantam, saya bawa anak akhirnya kita berdebat ayo kita ke kantor desa, dia tidak mau. Silakan bawa orang siapa pun ke sini, saya bawa kelian dusun, kurang-lebih 15 orangan dulu datang. Habis itu dari dalam ada pemuda 1 bawa pisau ditaruh gitu diacungkan cuma sekali, kemudian kelian (perangkat) dusun itu menahan saya, mending cari polisi kalau ada senjata tajam," urainya.

Baca juga: Turis Australia Berlari Telanjang dan Kencing Sembarangan di Bali

2.

Libatkan aparat kepolisian

konflik pengusiran warga lokal oleh turis di bali
libatkan aparat kepolisian | beritautama.net

Melihat seorang turis penghuni villa tersebut membawa senjata tajam, akhirnya pihak desa memutuskan untuk memanggil polisi. Masalah tersebut berhasil diredam dan diputuskan untuk berdiskusi bersama.

Setelah negoisasi berlangsung alot dengan turis dan juga manajer villa, akhirnya turis tersebut diberi kompensasi satu malam kemudian esoknya harus meninggalkan villa tempat ia menginap.

"Saya tanya ke polisinya tugasnya apa, 'mengamankan massa agar tidak terjadi keributan, tidak bisa mengusir karena yang kuat awig-awig (peraturan desa)'. Negosiasi semua ke manajer vila dan pemilik vilanya, sampai telepon ke kedutaan Arab jalan keluarnya kompensasi satu malam itu. Setelah itu, jam 22.00 Wita itu dia baru keluar dari sana," paparnya.

3.

Mencurigai perizinan villa

konflik pengusiran warga lokal oleh turis di bali
Akan buat aturan desa | www.liputan6.com

Arya pun mempertanyakan status pantai di depan villa apakah memang diprivatisasi oleh pihak villa, sehingga turis merasa terganggu dengan keberadaan pengunjung di pantai Temukus. Menurut Arya jika memang benar, pihak pengelola villa harus membayar pajak ke desa atas privatisasi pantai.

"Kemudian dia memang menyewa, pertanyaan saya berarti jangan-jangan pihak dari vila sudah mempromosikan bahwa itu private beach. Kalau dia mempromosikan itu kan harusnya ada anggaran pajak yang masuk ke desa, saya mempertanyakan itu ke mana itu, tiap bulan atau tahun," tutur Arya.

Dari pihak Kasatpol PP Buleleng, Putu Dana, menyampaikan jika pantai tersebut merupakan pantai terbuka dan bebas dikunjungi wisatawan.

Saat ini Arya dan pihak desa berusaha menyusun aturan adat (awig-awig). Aturan ini nantinya diharapkan bisa menghindari kejadian yang sama terulang kembali.

"Saya mau bertemu kepala desa, sekarang kelian desa. Hari ini saya rembukan pembahasan awig-awig, karena kalau kita mengusir orang tak ada dasar kita juga kena pidana. Kemudian rencana dana-dana dari sini dia arahkan ke sana, harus jangan ada tempat privat, saya akan perjuangkan orang di sini sudah mendukung saya biar ke depan nggak ada lagi," jelasnya.

Artikel Lainnya

Arya akan memperjuangkan pembuatan peraturan desa, agar peristiwa tak menyenangkan tersebut tak kembali terjadi terlebih kepada warga lokal. Arya juga mengungkapkan pembangunan villa-villa di sekitar Pantai Temukus harusnya membayar pajak yang masuk ke anggaran desa.

Tags :