Viral Tagihan Restoran Kenakan Pajak Corona, Ini Faktanya!
18 Mei 2020 by Didot Sanjaya
Alasannya, Pemilik Restoran Membantu Menambah Gaji Karyawannya!
Pandemi virus corona sangat berdampak pada perekonomian di banyak negara, tak sedikit industru usaha yang terkena imbasnya. Berbagai sektor usaha sedang mengalami kondisi super berat tak terkecuali usaha rumah makan atau restoran, berbagai cara pun dilakukan agar mereka bisa bertahan hidup.
Situasi sulit seperti ini terjadi di hampir seluruh negara termasuk di Amerika Serikat, akibat dampak ini beberapa restoran pun mau tak mau harus melakukan efisiensi dengan mengurangi pegawainya.
Tetapi sayangnya usaha ini pun tak bisa menyelesaikan masalah secara menyeluruh. Harga barang -barang yang mengalami kenaikan ditambah lagi dengan protokol kesehatan yang harus diterapkan saat pandemi ini akhirnya membuat mereka terpaksa menerapkan biaya tambahan baru.
Hal ini terungkap ketika salah satu netizen membagikan foto bon tagihan restoran di media sosial dan kini menjadi viral. Bon restoran ini jadi perbincangan banyak orang karena telah memasukkan biaya tambahan akibat COVID-19.
Foto yang diunggah oleh akun twitter @talialikeitis berisi beberapa jenis makanan pada bon tagihan ini sempat membuatnya terkejut, pasalnya selain harga makanan, pada bon berwarna putih tertanggal 6 Mei 2020 itu, tertulis 'Covid 19 Surcharge' senilai USD 2.9 atau sekitar Rp 32.500.
"Scuse me... what? A covid surcharge?" cuitnya.
Baca Juga : Takut Rugi, Sebuah Restoran di Peru Merantai Pengunjung Supaya Tidak Kabur!

Beberapa pengusaha restoran pun tak menampik dengan muncul biaya tambahan yang akhirnya dibebankan kepada konsumen terkait pandemi virus Corona ini.
Dilansir dari wollipop.detik, mereka mengklaim punya dasar yang kuat, hingga akhirnya mengambil langkah seperti ini. Brad White, pemilik Goog's Pub & Grub di Holland, Michigan, Amerika Serikat, memjelaskan bahwa dirinya harus menerapkan biaya tambahan karena kenaikan harga bahan-bahan makanan dan peralatan restoran.
Belum lagi sejak diberlakukannya lockdown untuk mengatasi Virus Corona, tempat makan kini hanya boleh melayani pesan antar dan take away. Yang artinya pihak restoran pun mau tak mau harus mengeluarkan anggaran lagi untuk membeli kantong belanja, peralatan makan, wadah saus serta pembungkus makanan.
Tak hanya itu dirinya pun mengaku harus membayar lebih kepada karyawan yang kerja lembur untuk melayani pesanan.
Baca Juga : 10 Restoran Milik Selebriti Indonesia yang Enaknya Nggak Bohongan
‘Scuse me ... what? A covid surcharge...? pic.twitter.com/IYcrkcqIJ3
— Talia (@talialikeitis) May 11, 2020
Menurut Brad, beberapa pelanggan memahami kondisi yang sedang dihadapi para pelaku bisnis restoran ketika terjadi pandemi seperti ini. Sebagian dari meraka cukup memaklumi adanya biaya tambahan dari total tagihan yang harus mereka bayar.

Namun tak sedikit juga yang menuding semua ini hanyalah akal-akalan pebisnis yang memanfaatkan situasi seperti ini untuk mengeruk keuntungan lebih besar dari pelanggan.
"Itu sangat jauh dari kebenaran," menurutnya
Brad juga menjelaskan bahwa selama pandemi harus mengurangi jumlah pekerjanya dari 35 menjadi 16 karyawan. Dirinya hanya mencoba membantu menambah penghasilan gaji para karyawannya yang kini masih tersisa dengan menaikkan bayaran per jam.
Setelah keadaan kembali normal dan pandemi virus Corona bisa dikendalikan, dirinya berencana 'pajak' tambahan tersebut akan dihapus dan tagihan kembali seperti semula.