Uji Kesabaran! Lampu Merah Ini Akan Semakin Lama Jika Diklakson, Netizen: Layak di Jakarta
20 Februari 2020 by Mabruri Pudyas SalimWarga Jakarta kira-kira siap nggak ya?
Volume kendaraan yang kian meningkat tanpa penambahan lebar jalan menjadi faktor utama penyebab kemacetan. Hal ini membuat para pengguna jalan sering kehilangan kesabaran ketika mereka berhenti di lampu lalu lintas.
Suara klakson yang bersaut-sautan bahkan sudah bisa terdengar, meski lampu lalu lintas belum menyala hijau. Pemandangan seperti tentu menjadi hal lumrah di ruas-ruas jalan di kota-kota besar, seperti Jakarta yang dikenal telah akrab dengan kemacetan.
Banyak orang mungkin berpikir bahwa dengan membunyikan klakson akan dengan mudah membukakan mereka jalan. Padahal sama sekali tidak.
Sebenarnya fungsi klakson pada kendaraan bukan untuk itu. Klakson pada kendaraan digunakan untuk memberitahu seandainya saja ada pengendara lain lengah dan kelengahan itu berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Baca juga: Datangi Korban Banjir, Bupati Jember Tarik Lagi Bantuannya Usai Diliput Media
Membunyikan klakson tidak akan menyelesaikan masalah kemacetan. Membunyikan klakson juga tidak akan membuat lampu lalu lintas yang menyala merah menjadi hijau - justru membuat pengendara lainnya merasa terganggu. Tidak mengherankan bila kemacetan jadi permasalahan yang bercabang ke problematika lain seperti polusi suara.
Masalah tersebut juga terjadi di Mumbai, India. Dengan populasi 1,87 juta penduduk, banyak di antara mereka yang berlalu lalang dengan kendaraan masing-masing di jalan. Sayangnya, kondisi jalan yang sangat padat sering membuat mereka membutuhkan waktu lama untuk sampai tujuan.
Baca juga: Haru! Tekonologi Canggih Ini Pertemukan Seorang Ibu dengan Putrinya yang Telah Meninggal
Karena itulah, klakson jadi semacam andalan untuk meluapkan frustrasi karena kemacetan. Kondisi ini bahkan membuat para petugas polisi merasa kewalahan. Pada akhirnya, mereka memasang alat khusus yang disebut “The Punishing Signal”. Dijelaskan lewat cuitan video @MumbaiPolice.
Di beberapa titik rawan kemacetan dipasang alat disebut decibel meter, yang akan mendeteksi kebisingan dalam satuan desibel (dB). Jika angka melampaui 85 dB, lampu lalu lintas akan mengulang hitungan waktu.
Jadi semakin berisik, maka akan semakin lama pengendara menunggu di persimpangan jalan. Keberadaan alat ini pun tampaknya cukup efektif untuk memberi pelajaran bagi orang yang tidak sabaran. Terlihat sejumlah ekspresi pengendara yang tampak kebingungan ketika penghitung mundur kembali ke titik awal.
Baca juga: Pilu! 5 Hari Lagi Menikah, Pria Ini Menangis Histeris Usai Calon Istrinya Tewas Kecelakaan
Itulah solusi Kepolisian Mumbai terhadap kebanyakan pengemudi tidak sabaran. Di lampu lalu lintas sudah tertulis peringatan yang berbunyi, “Semakin diklakson, semakin lama menunggu”.
Sungguhlah layak untuk diterapkan di Jakarta. pic.twitter.com/xwjXREZJZe
— Bryan Barcelona (@barcelonabryan) February 1, 2020
Lalu bagimana jika ada kendaraan darurat yang melintas? Padahal kendaraan jenis itu pasti juga membunyikan sirine yang juga bersuara cukup keras. Pihak kepolisian Mumbai ternyata telah memperhitungkan risiko seperti ini. Polisi telah menyiapkan jalur hijau sebagai jalur darurat.
Kabar ini pun mendapat banyak tanggapa dari netizen di Indonesia. Mereka merasa bahwa penggunaan alat sejenis desibel meter perlu diterapkan terutama di kota besar seperti Jakarta.
Skema hukuman seperti ini belum diberlakukan secara menyeluruh, dan baru sebatas uji coba pada November dan Desember. Itu pun baru di Mumbai. Yah, paling tidak metode seperti ini bisa mengurangi kebisingan di persimpangan jalan.