Tangis Ayah Bripka Rahmat yang Tewas Ditembak Rekan, Korban Jadi Tulang Punggung Keluarga

Ayahanda Bripka Rahmat
Sang ayah terpukul dengan kepergian Bripka Rahmat | news.detik.com

Kepergian Bripka Rahmat meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarganya

Bripka Rahmat tewas ditembak oleh sesama anggota polisi, Brigadir Rangga pada hari Kamis (25/7) saat sedang bertugas. Kabar meninggalnya Bripka Rahmat membawa duka mendalam bagi keluarga tak terkecuali sang ayahanda. Selama bertugas, Bripka Rahmat menjadi tulang punggung bagi keluarganya.

Bripka Rahmat juga dikenal sebagai sosok yang senang membantu saudara-saudaranya dan rendah hati. Keluarga merasa sangat kehilangan dan meminta kepada kepolisian untuk memproses kasus ini. Keluarga Bripka Rahmat berharap pelaku bisa diberi hukuman seberat-beratnya.

1.

Tangis sang ayah atas kepergian Bripka Rahmat

Ayahanda Bripka Rahmat
Tangis sang ayah saat menceritakan sosok Bripka Rahmat | news.detik.com

Kepergian Bripka Rahmat meninggalkan duka mendalam untuk sang ayah. Pasalnya Bripka Rahmat meninggal dengan cara yang tragis. Sang ayah, Arsan Muhammad Djaelani, mengaku kaget saat diberi tahu anaknya meninggal dunia.

"Merasa sedih dan terpukul sekali, karena keadaan sehat begitu tiba-tiba meninggal, namanya juga kehilangan saya," kata Arsan kepada wartawan di rumah duka, Tapos, Depok, Jumat (26/7) dilansir dari Detik.com.

Arsan bersedih karena selama ini anaknya bertugas untuk melindungi masyarakat, namun ironisnya Bripka Rahmat malah menjadi korban rekan sesama anggota polisi.

Bripka Rahmat merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Selama ini Rahmat menjadi tulang punggung keluarga. Bripka Rahmat juga dikenal sebagai sosok yang senang membantu saudara-saudaranya.

"Selama ini almarhum alhamdulillah sama saudara, kakaknya, baik sekali, sama yang susah dia juga mau membantu," tuturnya.

Baca juga: Ironis! Polisi di Cimanggis Ditembak Rekan Sendiri Hingga Tewas

2.

Mengaku tak ada firasat

Ayahanda Bripka Rahmat
Tak mendapat firasat atas kepergian Bripka Rahmat | megapolitan.kompas.com

Arsan juga mengaku tak mendapat firasat apa pun terkait kepergian Bripka Rahmat. Arsan mendengar kabar kematian anaknya pada hari Kamis (25/7) malam saat dirinya sedang tertidur.

"Nggak ada firasat sama sekali, cuma waktu semalam magrib saya merasa badan lemes sekali kayak kapas itu, badan saya, kaki nggak bisa untuk berdiri, akhirnya saya minum obat sakit tulang sama lambung, akhirnya bisa rebah supaya bisa pulih," jelas Arsan.

Kabar tersebut disampaikan oleh cucunya dan membuat Arsan kaget karena anaknya itu sehat-sehat saja. Arsan semakin terpukul sebab Bripka Rahmat meninggal karena ditembak oleh rekan sesama polisi.

"Akhirnya jam 08.30 malam saya dibangunin cucu saya, katanya, 'Pak, Pak, bangun, ada uwak Rachmat meninggal,' kan saya kaget, akhirnya neneknya teriak histeris langsung kaget karena nggak sakit, nggak apa jadi kaget gitu," tandas Arsan.

3.

Isak tangis iringi pemakaman Bripka Rahmat

Ayahanda Bripka Rahmat
Pemakaman Bripka Rahmat | news.detik.com

Bripka Rahmat meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Saat pemakaman tangis keluarga pecah. Terlihat anak kedua Bripka Rahmat menangis histeris saat sang ayah dimasukan ke liang lahat. Tito Aulia Effendy terdengar beberapa kali menyebut nama ayahnya.

"Ya Allah papah Rahmat Effendy, ya Allah ya Allah, papah...papah, astagfirullah ya Allah," ucap Tito.

Tito yang baru saja duduk di bangku SMP itu merasa sangat kehilangan sang ayah. Saat liang lahat ayahnya mulai tertutup tanah, Tito menyampaikan salam perpisahan dengan ayahnya dan memanjatkan doa. Tito berharap ayahnya bisa tenang dan amal ibadahnya diterima.

"Dadah Papah yang tenang ya 'pah di sana ya 'pah, papah yang tenang. Papah yang tenang ya. Diterima amal ibadahnya, ya Allah tolong bukakan pintu surgamu. Selamat tinggal papah, papah kasihan, pelan..pelan papah kasihan," ungkap Tito sambil terisak menangis.

Artikel Lainnya

Bripka Rahmat diketahui ditembak oleh rekan seprofesinya, Brigadir Rangga. Permasalahan berawal saat Bripka Rahmat berhasil menangkap pelaku tawuran yang ternyata adalah keponakan Brigadir Rangga. Keduanya sempat adu mulut dan membuat Brigadir Rangga emosi hingga tega mengarahkan 7 tembakan ke Bripka Rahmat hingga tewas di tempat.

Tags :