Staf Khusus Presiden Klaim Kaum Milenial Penular Terbesar Corona!

ilustrasi | google.com

Adamas Anjurkan Para Generasi Milenial Untuk Jaga Jarak Dan Tidak Remehkan Corona

Jika beberapa negara telah menerapkan lockdown, tidak demikian dengan Indonesia. Achmad Yurianto, selaku juru bicara pemerintah RI mengatakan bahwa keputusan lockdown itu terlalu ekstrem. Lockdown berarti menutup seluruh kehidupan seperti halnya masuknya bahan-bahan pokok dari satu daerah ke daerah lain. Menurutnya, sementara ini Social Distancing, menghindari kerumunan, bekerja maupun belajar dari rumah adalah tindakan yang tepat dilakukan untuk menghindari penularan corona.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Staf Khusus Presiden, Adamas Belva Syah Devara. Ia mengajak kaum milenial untuk "di rumah saja". Menurutnya, generasi milenial memiliki potensi besar dalam penularan COVID-19. Seperti yng dikutip dari tribunnews.com (23/03/2020), Adamas mengimbau para generasi milenial untuk tidak meremahkan penyebaran corona yang sedang mewabah sekarang ini.

Adamas Belva Ajak Kaum Milenial Tetap Di Rumah Saja | ayosemarang.com

Menurutnya, generasi milenial merupakan penyebar terbesar virus corona.

Di rumah saja dulu, kenapa itu penting karena generasi milenial ini adalah generasi penular terbesar, ucapnya

Pernyataan tersebut didasari oleh kasus yang terjadi di Korea Selatan. Adamas menyatakan bahwa 30 persen kasus positif corona yang ada di negeri ginseng tersebut mayoritas berumur 20-29 tahun, dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan usi 40-49 tahun dan tiga kali lebih besar dibanding umur 30-39 tahun.

Menurut Adamas, banyak kaum muda yang meremehkan penyebaran corona sehingga banyak yang masih tetap keluyuran ketika ada himbauan untuk tetap di rumah saja.

Jadi mayoritas yang sakit itu anak muda. Ironisnya banyak sekali penyakit yang harus dibasmi adalah anak muda yang meremehkan, terang Adamas

Ia juga menambahkan bahwa para generasi milenial itu seharusnya juga berpikir mengenai orang-orang di sekitar mereka. Jika mereka tertular, orang-orang tua di lingkungan mereka juga akan mengalami hal serupa.

Jadi sebenarnya mayoritas yang sakit itu anak muda. Ironisnya, banyak sekali menurut saya yang harus dibasmi adalah banyak anak muda yang meremehkan, oh ini enggak berbahaya. Mungkin enggak berbahaya untuk anda, tapi ini berbahaya untuk orang tua anda, untuk kakek nenek anda. Jadi semua harus tahu, kita semua punya peran penting untuk menghentikan penyebaran virus ini, tegasnya

Baca Juga : Warga Italia Tetap Bepergian Saat Corona, Tim Medis China: Aku Tak Tahu Apa yang Kalian Pikirkan

Karena COVID-19 menyebar dari satu orang ke orang lain, Adamas berpendapat bahwa jaga jarak merupakan solusi tepat agar yang terinfeksi tidak menularkannya pada orang lain di sekitar.

Karena kalau kita hanya fokus di mitigasi, itu akan sangat berbahaya, kita harus mulai dari kita sendiri. Kita tidak berperang dengan siapa-siapa, tapi kita berperang dengan diri sendiri.

Baca Juga : Bukannya Isolasi Diri Saat Wabah Corona, Wanita Ini Malah Asyik Berbikini di Kolam Renang

Artikel Lainnya

Adamas mengungkapkan pernyataanya di Graha BNPB, Jakarta dan disiarkan langsung melalui Youtube BNPB Indonesia pada Senin (23/3/2020). Ia juga menegaskan bahwa kedatangannya ke BNPB juga sangat terpaksa karena biasanya ia bekerja dari rumah. Selain itu, Adamas menyayangkan tindakan orang-orang yang menurutnya meremehkan coronavirus dan enggan mengindahkan anjuran untuk di rumah saja.

Tags :