Remaja 16 Tahun Punya Tinggi Badan Hampir 3 Meter, Pintu Terpaksa Dibongkar!
11 Januari 2021 by Mabruri Pudyas Salim
Miliki tubuh tinggi malah membuatnya minder.
Memiliki tubuh yang tinggi bisa jadi keuntungan tersendiri bagi seseorang. Apalagi banyak pekerjaan yang mensyaratkan untuk memiliki tubuh dengan tinggi tertentu, misalnya pilot, prajurit, dan pragawati. Indonesia sendiri tergolong negara yang memiliki rata-rata tinggi badan cukup pendek di dunia, yakni sekitar 159 cm.
Sementara itu, negara dengan rata-rata tinggi badan tertinggi dipegang Belanda, yakni 183 cm. Oleh karena itu, memiliki tinggi badan 170 cm saja sudah bisa dikatakan tinggi bagi orang Indonesia, apalagi sampai 2 meter!
Namun, seorang remaja 16 tahun warga Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, mendadak menjadi pusat perhatian karena memiliki tinggi badan di atas rata-rata. Bahkan tingginya hampir mencapai 3 meter.
Ia adalah Armenda Jamel, seorang siswa kelas 1 SMA Negeri 4 Tanah Putih, Riau, yang memiliki tinggi badan mencapai 260 cm atau 2,6 meter. Remaja yang akrab disapa Emen itu merupakan putra dari pasangan suami istri, Joko Kuswoyo (43) dengan Miharni (43). Dia tinggal di sebuah rumah yang berlokasi di Desa Banjar 12, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rohil.
Joko mengaku tidak menyangka bahwa putranya bisa tumbuh setinggi itu. Terlebih lagi, dia juga mengungkapkan bahwa tidak ada keluarga yang memiliki tubuh yang tinggi.
Baca juga: Pembalasan! Kini Giliran Cowok Kepergok Pose Pakai Kacamata Hitam, Netizen Membuktikan
"Saya sempat kaget juga melihat perkembangan tinggi badan Emen, karena di keluarga kami tidak ada yang sampai setinggi itu," ujar Joko, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/8/2019).
Lebih lanjut Joko menuturkan jika pertumbuhan tinggi Emen sudah mulai tampak ketika usianya masih 10 tahun. Saat masih kelas 5 SD, tinggi Emen sudah menyamai tinggi badan ayahnya.
Sekarang, tinggi badan Emen sudah mencapai 2,6 meter. Hal itu membuatnya sulit untuk melalui pintu kamarnya sendiri. Alhasil, pintu kamar Emen terpaksa dibongkar.
"Kepalanya sering terbentur di kusen. Jadi dibongkar bagian atasnya," ujar Joko.
Sedangkan untuk kusen pintu rumah bagian depan tidak dibongkar. Namun setiap kali keluar, Emen harus menundukkan kepalanya.
Bagi sebagian besar orang memiliki tubuh tinggi akan membuatnya semakin percaya diri. Namun tidak bagi Emen. Tubuh tingginya justru membuatnya minder. Dia jadi lebih sering menghabiskan waktu di rumah daripada keluar bersama teman-temannya.
"Kadang ada dia main-main sama teman-teman sebayanya. Tapi dia agak minder, mungkin karena badannya yang besar," kata Joko.
Seperti kebanyakan orang yang memiliki ukuran tubuh di atas rata-rata, Emen juga sangat kesulitan untuk mencari pakaian dan sepatu yang cocok dengan ukuran tubuhnya. Akibatnya, dia harus memesan pakaian dan sepatu secara khusus.
"Pakaian sehari-hari dan seragam sekolah ditempa dulu atau dibuat baru ke tukang jahit. Sepatu dan sandal juga gitu, karena telapak kakinya ukuran sekitar 50," kata Joko.
Terlepas dari itu semua, Joko tetap bersyukur karena memiliki anak yang unik seperti Emen. Apalagi belakangan, Emen mendapatkan kunjungan dari banyak tamu yang penasaran dengan keunikan Emen.
"Ya, saya bersyukur apa yang diberikan Allah SWT," tutup Joko.
