Berbuat Rasis di Malaysia dengan Menghina Etnis China, Pria Asal Indonesia ini Jadi Buruan Karena Memecah Belah!

ilustrasi rasisme
ilustrasi rasisme | unsplash.com

Setelah viral, baru menangis minta maaf!

Perbuatan rasis memang seharusnya tidak boleh diterima. Mereka yang bersikap rasis menganggap dirinya lebih superior dari orang lain sehingga malah terjadi diskriminasi. Sikap rasis seperti ini berpotensi memecah belah masyarakat sekarang yang terdiri dari ratusan suku bangsa dan hidup berdampingan.

Baru-baru ini, seorang pria Malaysia bernama Edi Rejang, melakukan perbuatan rasis di Malaysia. Dia berbuat rasis kepada seorang SPG minuman keras, Carlsberg. SPG itu menawarkan sampel minuman kepada Edi dengan harapan dia akan mencoba dan membelinya. Namun, Edi malah mengeluarkan hape dan merekam SPG tersebut.

Baca juga: Gue Saranin Jangan Ajak Adek Lu Nonton 8 Film Disney Ini. Rasis Banget, Coy!

Berbuat rasis di Malaysia, pria asal Indonesia ini jadi buruan karena memecah belah!

Dia mempertanyakan alasan SPG tersebut menawarkan minuman keras kepada dirinya yang seorang muslim ini. Karena minuman keras sudah jelas dilarang oleh agama dan tidak boleh diperjualbelikan secara sembarangan. Minuman keras itu hanya boleh dijual di bagian Non-Halal supermarket.

Wanita ini pun awalnya kebingungan, apalagi ketika Edi Rejang mulai menuding-nuding rasnya yang orang China tersebut. Sepanjang percakapan, wanita itu memakai bahasa Inggris dan Edi memakai bahasa Melayu. Karena itu, Edi meminta wanita itu untuk berbicara dalam bahasa Melayu karena Malaysia adalah Tanah Melayu.

SPG itu menolak dan malah memutuskan untuk berbicara dalam bahasa China. Baginya, Malaysia adalah negara yang menjunjung tinggi keberagaman dan hak setiap masyarakatnya. Dia bukan imigran dan terlahir di Malaysia. Kesal dengan perbuatan SPG tersebut, Edi pun berkata "Fu*k you" dan kemudian berlalu. Edi lantas mengunggah video tersebut ke akun Facebooknya.

Dia berharap mendapat dukungan dari sesama orang Melayu. Sayangnya, yang ada dia malah dikecam habis-habisan. Apalagi statusnya tersebut memakai kata-kata yang tidak pantas. Dia mengatakan bahwa SPG tersebut adalah babi.

Baca juga: Bicara Rasis kepada Orang Batak, Wakil Dekan di UIN Riau Akan Diberi Sanksi

Unggahan Edi memang viral, tapi karena ramai kecaman bukan karena ramai dukungan. Para pengacara dan pembela hak perempuan lalu melaporkan Edi kepada polisi atas perbuatan intimidatif dan rasis kepada seorang SPG minuman keras. Belakangan diketahui kalau Edi ternyata orang Indonesia dan menyekolahkan anaknya di sekolah China. Jadi, dia rada-rada munafik sebetulnya.

Akibat banyaknya kecaman yang diterima oleh Edi, dia dipecat dari pekerjaannya. Akhirnya, dia pun menangis meminta maaf kepada semua orang yang sudah dia sakiti dengan perkataannya tersebut. Dia mengaku bukan seorang rasis karena dia juga punya teman orang China dan anaknya sendiri bersekolah di sekolah China.

Saat itu dia mengaku sedang capek dengan pekerjaan dan berada dalam suasana hati tidak enak. Jadi, dia melampiaskannya kepada SPG yang tidak bersalah tersebut. Dia juga mengaku tidak memperhatikan bahwa bagian yang dia lewat memang bagian Non-Halal, jadi tidak heran SPG itu menawarkan minuman keras kepadanya.

Edi pun berharap dia bisa bertemu secara langsung dengan SPG tersebut untuk meminta maaf atas semua perkataan dan perbuatan yang dia lakukan. Namun, pengacara dan pembela hak perempuan yang melaporkan kasus ini, ragu jika SPG tersebut mau bertemu dan menerima permintaan maaf dari Edi Rejang. Karena apa yang dilakukan Edi memang benar-benar keterlaluan.

Baca juga: Viral Seorang Pria Di-bully Secara Rasis, Pelaku: Gue Tahu Bayaran Presiden Loe!

Artikel Lainnya

Meski begitu, SPG tersebut mengaku tidak akan melanjutkan gugatan lebih lanjut kepada Edi Rejang. Dia sudah cukup menerima sanksi sosial dan pelajaran dari masyarakat. Semoga hal ini bisa mengubah sikapnya untuk tidak menjadi rasis lagi dan berbuat diskriminatif kepada orang lain.

Akhir kata, semoga perbuatan rasis, diskriminatif, dan intoleran, seperti ini tidak terjadi juga di Indonesia. Karena, bentuk kejadian semacam ini rentan terjadi di Indonesia. Apalagi sekarang di momen pemilu, banyak gesekan yang mungkin terjadi dan isu-isu politik identitas yang dimainkan oleh para politisi, sehingga situasi semakin panas. Kalau seandainya ini terjadi di Indonesia, bagaimana pendapatmu?

Tags :