Jadi Komandan Operasi 'Pembersihan', Pria Asal Cilacap Ini Jadi Penentu Hidup Mati PKI
22 Mei 2021 by Dea DezellyndaSosok Rubidi, wakil komandan penumpas PKI
Karsiman tak akan melupakan peristiwa di tahun 1965 yang membuat dia dan keluarganya kehilangan tanah. Karsiman dan warga lain terusir dari kampung Cikuya, Cilacap, Jawa Tengah karena dituduh terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI).
Rubidi Mangun Sudarmo adalah seorang Wakil Komandan Pasukan Pembersihan PKI di Cilacap yang juga sosok penguasa Cilacap Barat di zamannya. Sosok Rubidi sangat ditakuti kala itu. Rubidi pula yang memimpin pengusiran warga dari kampung halamannya sendiri.
Rubidi Mangun Sudarmo
Dilansir dari Liputan6.com, Selasa (01/10/19), puluhan keluarga di sebuah kampung di Cilacap, Jawa Tengah, terusir dan kehilangan tanah akibat peristiwa 1965 karena dituduh terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pengusiran itu dipimpin oleh Rubidi Mangun Sudarmo, Wakil Komandan Pasukan Pembersihan PKI. Karsiman, salah seorang korban pengusiran mengaku tak bisa melupakan kekejaman Rubidi saat itu.
Berdasarkan keterangan Karsiman, Rubidi saat itu memiliki julukan tersendiri dari warga Cikuya. Rubidi dijuluki "Lingsang Geni" yang berarti berenang di lautan api.
Baca juga: Membuka Kebenaran Tentang Jokowi yang PKI dan Anti-Islam
Kala itu Rubidi sangat berkuasa di wilayah Cilacap Barat khususnya daerah Cikuya, Cipari, Cimanggu, dan sekitar Gunung Karangtengah. Sosok Rubidi sangat ditakuti dan sekarang para warga termasuk Karsiman masih menyimpan dendam pada Rubidi.
Rubidi kembali dipertemukan dengan warga
Setelah 54 tahun berlalu, kini kondisi Rubidi sudah terlihat renta. Karsiman korban pengusiran dipertemukan kembali dengan Rubidi. Karsiman bertemu dengan Rubidi berkat inisiasi sebuah Organisasi Tani Lokal (OTL).
“Saya tahu, sudah tahu sejak awal. Bertahun-tahun saya sudah tahu. Baru sekarang ini nongol setelah ada kelompok tani. Baru ini, setelah ada Organisasi Tani Lokal di tahun 2001. Pertama kalinya, saya bertemu dengan Rubidi. Setelah ada pemerataan tanah, dia baru nongol,” ujar Karsiman.
Baca juga: Buku Tentang PKI yang Terdapat Nama Jokowi Dibagikan Di Monas Saat Acara Doa Kebangsaan
Di tahun 1965 usia Karsiman saat itu baru menginjak 15 tahun sehingga ia tidak ditangkap. Akan tetapi Karsiman tetap menyimpan dendam karena tanah keluarganya dirampas paksa oleh Rubidi.
"Ya saya gregetan. Pengin memukul. Enggak tanya saya, enggak mau tanya. Saya bertanya itu paling baru empat tahunan. Setelah dia menjabarkan pokok permasalahan kenapa mengusir warga Cikuya. Tadinya saya tidak mau tanya. Wong anaknya mau njago DPRD Cilacap, dan orang Cikuya disuruh mendukung, saya jawab. Maaf, kalau disuruh mendukung,” imbuh Karsiman.
Pengakuan Rubidi
Saat itu warga Desa Cikuya sedang mengolah lahan pertanian seluas 72 hektar. Tiba-tiba saja Rubidi yang ditugaskan untuk menumpas PKI datang dan membuat kekacauan. Rubidi beserta anak buahnya memaksa warga Cikuya untuk meninggalkan daerahnya. Tak hanya itu, Rubidi bahkan menangkap pria dewasa yang diduga terlibat PKI.
Baca juga: Pengakuan Dosa La Nyalla Mattalitti, Saya lah yang Fitnah Pak Jokowi PKI, Cina dan Kristen
Dalam pengakuannya, Rubidi mengatakan jika tanahnya seluas dua hektar di Cipari juga ikut dicaplok tentara. Rubidi mengaku dirinya juga merupakan korban perampasan tanah.
“Korban. Saya pun terus diam. Soalnya situasinya kan lain. Ini sudah, perhitungan saya ini yang berkuasa militer. Sampai Soeharto berdiri itu kan juga militer. Perhitungan saya seperti itu. Sebab yang disebut misterius itu kan akan mudah dipergunakan,” kata Rubidi.
Rubidi yang merupakan warga asli Kulon Progo itu pindah ke Cilacap bersama keluarganya. Saat tumbuh dewasa ia menjadi seorang tentara. Berkat kecerdasannya, ia ditugasi untuk menjadi Wakil Komandan Pasukan Gabungan Operasi Penumpasan Gerombolan PKI di kawasan Cilacap Barat. Saat itu ia juga dilema karena mertua dan istrinya adalah tokoh PKI dan Gerwani.