Sejumlah Potret Korban Pembunuh Berantai Sesaat Sebelum Dieksekusi, Merinding Lihatnya!
09 Agustus 2021 by Muhammad Sidiq PermadiPilu banget melihatnya!
Pembunuhan dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Tindakan tersebut juga dapat dilakukan oleh siapa pun, entah itu orang yang baru dikenal atau bahkan orang terdekat sekalipun. Para penjahat akan masuk melalui pintu mana saja yang dilihatnya sebagai kesempatan untuk mendekati para korban.
Modus yang dilakukan oleh para penjahat kepada korbannya sendiri terkadang berbeda. Maksudnya, entah itu korban dibuntuti hingga dibunuh di tempat yang sepi atau bahkan dibunuh di tengah keramaian. Untuk korban penculikan sendiri, terkadang para pelaku mengambil foto mereka sebelum akhirnya dieksekusi.
Tujuannya? Untuk kepuasan semata! Seperti kisah di bawah ini di mana terdapat beberapa foto sesaat sebelum korban dibunuh oleh para pembunuh berantai. Sedih dan pilu deh rasanya!
Robert Ben Rhoades
Robert Ben Rhoades merupakan seorang pembunuh berantai yang berkeliaran di wilayah Amerika Serikat pada periode 1975 hingga 1990-an. Ia diketahui telah membunuh lebih dari 50 orang yang semua korbannya adalah wanita.
Robert akan membuntuti mangsanya di sepanjang jalan raya Texas. Ketika korbannya tertangkap, ia akan memasukkan korban ke dalam sebuah truk kontainer yang di dalamnya terdapat sebuah ruang penyiksaan. Dengan brutal, ia pun akan menyiksa sebelum menghabisi nyawa para korbannya.
Baca juga: Inilah Kisah Mengerikan dari Boneka Setan, Robert the Doll!
Selama 15 tahun, ia telah berkeliaran dengan melakukan perjalanan antarnegara bagian di seluruh Amerika Serikat. Sebelum membunuh para korbannya, ia akan mengambil foto mereka sebagai bentuk kepuasaan atas pencapaiannya.
Salah satu foto korban yang ditemukan adalah foto Regina Kay Walters yang masih berusia 14 tahun. Dalam foto tersebut, tampak wajah dari Regina mengalami lebam, terutama pada bagian mulutnya. Regina pun terlihat sangat ketakutan.
Foto ini didapatkan oleh pihak kepolisian usai menangkap Robert pada tahun 1994. Ketika diinterogasi, Robert pun mengaku jika ia pernah membunuh sepasang pengantin yang baru saja menikah. Sang psikopat kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tindakannya.
Baca juga: Kamu Wajib Waspada! Ini 5 Lokasi Angker di Jalur Pantura
Harvey Glatman
Pembunuh berantai yang satu ini memiliki cara unik untuk memikat dan menangkap para korbannya. Selain memasang iklan pencarian jodoh, ia pun mengaku sebagai seorang agen model yang bekerja di Los Angeles serta sebagai seorang fotografer professional sehingga para korbannya pun tertarik untuk menjalin kerja sama dengannya.
Ketika mangsanya telah masuk perangkap, Harvey kemudian membawa mereka ke apartemen miliknya. Sesampainya di apartemen, Harvey langsung mengikat, menyiksa, dan mengambil foto para korban sebelum mereka dibunuh.
Tampak raut wajah ketakutan dan putus asa dari para korban di setiap foto yang diambilnya. Setelah membunuh, ia pun langsung membuang mayat mereka di padang pasir.
Polisi kemudian berhasil menangkap Harvey setelah salah satu korbannya berhasil melarikan diri. Korban tersebut langsung melapor kepada pihak kepolisian dan aparat pun langsung memburu Harvey. Sang psikopat akhirnya berhasil ditangkap.
Baca juga: Ngeri! Main Petak Umpet khas Jepang Ini Nyawa Bisa Jadi Taruhan
Saat diinterogasi, Harvey mengakui semua perbuatannya. Polisi pun mendapatkan barang bukti berupa sebuah kotak yang berisi semua foto-foto mengerikan para korbannya. Harvey lalu dieksekusi mati di Penjara Negara San Quentin pada tahun 1959 dengan gas beracun.
Rodney Alcala
Rodney Alcala dikenal sebagai The Dating Game Killer karena terdaftar sebagai kontestan di sebuah acara pencarian jodoh yang cukup populer di TV selama melakukan aksi pembunuhannya.
Oleh seorang detektif yang menangani kasusnya, ia dianggap sebagai mesin pembunuh. Hal itu tak terlepas dari aksi yang dilakukannya ketika membunuh para korban.
Sebelum menghabisi nyawa para korban, ia akan mencekik mereka sampai pingsan. Kemudian ia membangunkan korbannya, namun langsung mencekik kembali mereka. Begitu terus hingga mereka mati.
Baca juga: Kisah Mistis dari Dunia Militer Indonesia Ini Sukses Bikin Kamu Merinding!
Setidaknya Rooney diketahui telah membunuh lima orang wanita. Meski begitu, pihak kepolisian meyakini jika korban dari kebiadaban Rodney sebanyak 130 wanita.
Hal itu berdasarkan penemuan yang dilakukan oleh detektif terhadap lebih dari 1000 foto para korban yang berada di loker penyimpanannya setelah penangkapan pada tahun 1979. Kebanyakan dari subjek yang ada di foto tersebut tampak telanjang.
Jerry Brudos
Psikopat yang satu ini dikenal sebagai The Lust Killer karena ketertarikannya yang janggal kepada para korbannya. Setelah membunuh para korbannya, ia akan menyimpan sepatu milik mereka sebagai bentuk pencapaian atas tindakan yang dilakukannya.
Ketertarikan Jerry terhadap sepatu wanita dimulai sejak usia 5 tahun. Ia didiagnosis mengidap penyakit penyimpangan seksual yang disebut fetitisme terhadap sepatu wanita.
Ia pun sempat mendapat bimbingan konseling dari seorang psikoterapi usai dirinya tertangkap tangan mencuri pakaian dalam wanita. Selain itu, ia pun diketahui mengidap necrophile. Penyimpangan seksualnya terus berlanjut hingga ia tumbuh dewasa.
Baca juga: File Tertutup Kasus Ed dan Lorraine Warren yang Belum Pernah Dibuat Film
Dalam kurun waktu antara tahun 1968 dan 1969, Jerry diketahui telah membunuh empat orang wanita muda. Ia pun ditengarai berusaha melakukan penyerangan terhadap dua orang wanita di Oregon.
Jerry kerap kali memotret para korbannya sebelum dieksekusi. Salah satunya adalah Karen Spinker yang berusia 19 tahun. Jerry menghabisi Karen di garasi miliknya beberapa jam setelah memotret sang korban.
Di dalam foto dapat tampak Karen dipaksa untuk berpose dengan mengenakan pakaian yang dibeli Jerry. Nah, setelah pengambilan foto selesai, Jerry pun kemudian mencekik dan membuang mayat Karen.
Sang psikopat akhirnya berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Meski begitu, tidak tampak raut wajah penyeselan atas tindakan kejahatan yang telah dilakukannya. Bahkan, ia menyalahkan ibunya karena telah membesarkannya dengan cara yang kejam dan kasar.
Itu dia empat potret para korban pembunuhan sesaat sebelum dihabisi oleh para pembunuh berantai. Sedih dan pilu banget, ya? Pelajaran yang didapat adalah hati-hati dalam bergaul dan berpergian karena kejahatan bisa terjadi tanpa mengenal waktu dan tempat.