Kasus Pembunuh Berantai Tersadis dan Terkejam di Abad ke-19, Korbannya Capai 300 Jiwa!

Pembunuh Berantai Tersadis Abad ke 19
Pembunuh Berantai Tersadis | id.wikipedia.org

Pembunuhan sadis, bayi pun jadi korban!

Mungkin kita semua masih ingat tentang kasus Sumanto sang kanibal atau Jack The Ripper serta Dr. Henry Howard Holmes yang terkenal karena aksi sadistiknya. Ternyata, mereka itu hanya segelintir orang yang berhasil ditangkap dan diungkap kejahatannya oleh aparat kepolisian.

Tepatnya sekitar abad ke-19, ada beberapa pembunuh yang nyatanya lebih kejam dan sadis daripada mereka. Para pembunuh itu pun mendapat berbagai julukan mengerikan akibat aksi kejamnya tersebut. Lalu siapa saja mereka dan seperti apa aksinya? Berikut ulasannya dirangkum dari berbagai sumber.

1.

Wild Bill Longley

Pembunuh Berantai Tersadis Abad ke 19
Wild Bill Longley | gothicwestern.com

Siapa itu Wild Bill Longley? Pria yang lahir di Texas tahun 1851 ini dikenal sebagai pembunuh berantai yang lihai dan licik serta tidak takut akan apa pun, termasuk kematian. Selama hidupnya, ia telah membantai sebanyak 32 orang yang kebanyakan adalah orang-orang berkulit hitam.

Pemerintah pun seakan masa bodoh karena memang pada saat itu orang-orang berkulit hitam memiliki derajat yang rendah. Kebanyakan korban dari Longley itu sendiri adalah mantan budak. Setelah membunuh korbannya, Longley pun mencuri kuda milik mereka.

Pada tahun 1870, Longley terdaftar sebagai anggota aparat penegak hukum di sebuah pedalaman. Seorang mantan perwira menceritakan bahwa Longley merupakan pribadi yang pandai membual dan membohong dengan kemampuan berbicaranya yang lugas.

Selain itu, Longley juga memiliki kemampuan menembak yang baik sehingga ia dapat diterima menjadi anggota tentara pada saat itu. Karena memiliki jabatan yang disegani, Longley pun tak segan-segan untuk menyiksa dan membunuh siapa saja yang dia anggap pantas untuk dibunuh.

Keresahan warga atas sikap Longley akhirnya ditindaklanjuti oleh pemerintah. Bill Longley pada akhirnya ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Ia pun mendapat hukuman mati dengan cara digantung atas semua kejahatan yang dilakukannya.

Sebelum hari eksekusi tiba, ia menulis sebuah surat untuk saudaranya yang mengatakan jika ia tidak merasa takut sama sekali karena besok ia akan berada di tempat yang jauh lebih baik. Surat tersebut mengindikasikan jika Longley benar-benar tidak takut akan kematian.

Menurut cerita ayahnya, kematian dari Longley adalah sebuah penipuan publik. Ia bercerita jika paman Longley yang kaya raya menyuap para algojo agar memalsukan hukuman mati Longley dengan menggunakan baju zirah khusus sehingga Longley tidak mati tergantung.

Akan tetapi, pada tahun 2001, para sejarawan mendapati bukti jika kisah hukuman gantung dari Longley adalah sebuah kebenaran setelah mereka menemukan sisa-sisa situs kuburan yang mirip dengan jasad Wild Bill Longley.

Baca juga: Mengerikan! Inilah Kenangan Paling Memilukan Saat Perang Dunia II

2.

The Bloody Benders

Pembunuh Berantai Tersadis Abad ke 19
The Bloody Benders | www.podcastone.com

The Bloody Benders adalah sebuatan untuk keluarga pembunuh yang satu. Pada awal 1870-an, keluarga yang terdiri atas empat anggota keluarga, yakni John dan Elvira Banders beserta kedua anak mereka, John Jr. dan Kate menebar kengerian kepada penduduk Kansas.

Bagaimana tidak jika keluarga tersebut tidak segan menculik dan membunuh siapa saja yang mampir ke rumah mereka. Setidaknya keluarga tersebut bertanggung jawab atas sebelas pembunuhan yang diketahui dan mungkin lebih dari itu.

Rumah kusen kayu berukuran 5 hingga 7 meter yang menjadi tempat mereka berjualan makanan pada kenyataannya juga menjadi sebuah kuburan massal bagi para korban.

Awal mula kecurigaan warga terhadap keluarga Banders adalah ketika pemerintah setempat menghubungi dan meminta seluruh warga untuk menghadiri rapat darurat terkait banyaknya kasus orang hilang di daerah tersebut.

Seluruh warga pun datang, kecuali keluarga Banders. Keluarga Banders pun disinyalir telah meninggalkan wilayah tersebut karena merasa sudah tidak aman lagi.

Cara membunuh keluarga Banders terbilang cukup cerdik. Mereka telah membuat sebuah pintu tersembunyi di rumah mereka sehingga ketika tengah mengeksekusi korban dan tiba-tiba datang korban berikutnya atau warga yang tengah berpatroli, dipastikan mereka semua tidak akan tahu tentang adanya pembunuhan yang dilakukan oleh keluarga tersebut.

Para peneliti kemudian menemukan delapan mayat yang dimakamkan di belakang rumah mereka. Salah satu dari korban tersebut adalah seorang anak perempuan berusia delapan tahun yang kemungkinan besar keluarga Banders juga telah membunuh keluarga dari anak kecil tersebut.

Tiga mayat lainnya ditemukan di sekitar rumah keluarga Banders. Sejak saat itu, keluarga pembunuh Banders tidak pernah terlihat lagi dan tidak diketahui keberadaannya.

3.

Amelia Dyer

Pembunuh Berantai Tersadis Abad ke 19
Amelia Dyer | www.thevintagenews.com

Pembunuh berantai selanjutnya berasal dari Inggris. Ia bernama Amelia Dyer yang berprofesi sebagai seorang petani. Ia diyakini bertanggung jawab atas kematian lebih dari 400 bayi dan kejahatannya itu telah dilakukan selama 30 tahun tanpa diketahui oleh pihak kepolisian!

Awal mula kejahatan yang dilakukannya adalah ketika ia memasang sebuah iklan yang menyatakan jika ia telah menikah, namun belum dikarunia anak. Oleh karena itu, bagi siapa pun yang mau menitipkan anak-anaknya bisa menghubungi dirinya.

Selain itu, ia juga menyatakan dirinya memiliki rumah dan fasilitas yang memadai. Banyak orangtua akhirnya tergiur akan iklan tersebut dan menitipkan anak-anak mereka kepada Dyer. Namun, bukannya diberi kasih sayang, Dyer malah mencekik hingga mati bayi-bayi yang ditiitpkan padanya.

Bahkan ada pula yang diracuni dengan candal opium! Ketika bayi-bayi itu telah tewas, ia pun kemudian membuang mayat bayi-bayi yang tak berdosa tersebut di mana pun ia mau.

Pada tahun 1896, ditemukan tubuh bayi perempuan yang sudah tidak bernyawa di Sungai Thames. Tubuh bayi yang diperkirakan berusia 15 bulan tersebut dibungkus dengan bungkusan kertas cokelat dengan alamat rumah Amelia Dyer tertera di sana.

Nah, untuk menghindari kecurigaan warga, Amelia Dyer pun kerap berpindah-pindah tempat. Hal itu pula yang menyulitkan pihak kepolisian untuk menangkap wanita tersebut.

Pada akhirnya pihak kepolisian berhasil menangkap Amelia Dyer di tempat tinggalnya yang baru. Ia pun kemudian ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan melakukan pembunuhan yang kejam dan sadis mengingat korbannya adalah bayi yang baru lahir.

Ia pun dijatuhi hukuman mati pada Amelia Dyer yang kala itu telah berusia 60 tahun. Itu pula yang menjadikannya sebagai wanita tertua yang pernah dieksekusi mati sejak tahun 1843.

Baca juga: 5 Momen Kematian yang 'Disiarkan Langsung' oleh Televisi

4.

Jane Toppan

Pembunuh Berantai Tersadis Abad ke 19
Jane Toppan | allthatsinteresting.com

Pembunuh berantai yang terakhir bernama Jane Toppan. Ia berprofesi sebagai seorang perawat di salah satu rumah sakit yang ada di Boston. Ia pun terkenal dengan kutipan keinginannya, yakni telah membunuh lebih banyak orang yang tidak berdaya (sakit) daripada orang yang hidup sehat.

Dari kutipan tersebut, dapat kita tafsirkan bahwa tindak kejahatannya dilakukan kepada mereka yang sakit. Pada kenyataannya, memang seperti itu kejadiannya.

Sebagai seorang perawat, Jane Toppan bukannya mengobati, akan tetapi malah menyakiti dan bahkan membunuh para pasien. Toppan menggunakan pasien-pasiennya sebagai uji coba medis pada hewan, guinea pigs dengan cara mengubah dosis yang seharusnya untuk dosis manusia malah untuk dosis hewan.

Karena dosis yang tidak sesuai itu, keadaan pasien semakin melemah dan tak sadarkan diri. Nah, di saat pasien tak sadarkan diri inilah Toppan melakukan aksinya.

Ia akan naik ke ranjang pasien tersebut dan melakukan sensasi yang disenanginya. Ia tidak peduli apakah pasien tersebut sudah mati ataupun masih memiliki harapan hidup.

Setelah penyelidikan lebih lanjut, pihak kepolisian akhirnya berhasil mengungkapkan jika semua pasien yang dirawat oleh Toppan diberikan dosis morfin atau atropine yang berlebihan sehingga tubuh pasien akan mati lemas.

Ia pun kemudian dikenal dengan sebutan “The Angel of Mercy” karena profesinya di bidang kesehatan yang justru menjadi malaikat pencabut nyawa bagi para pasiennya.

Setelah berhasil ditangkap, Toppan mengaku telah membunuh sebanyak 31 pasien. Namun, setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata korban dari kekejian Toppan diyakini antara 70 hingga 100 orang.

Ia pun juga mengungkapkan jika ia mengalami sensasi seksual dari pasiennya yang begitu dekat, apalagi jika pasiennya mati di tangannya sendiri.

Ia pun sempat ingin bunuh diri setelah berhasil ditangkap, beruntung pihak kepolisian dapat mencegah hal tersebut. Karena dianggap memiliki gangguan kejiwaan, Toppan akhirnya diasingkan di rumah sakit jiwa milik negara selama 40 tahun hingga ajal menjemputnya.

Artikel Lainnya

Itu dia beberapa pembunuh berantai terkejam dan tersadis yang hidup pada abad ke-19. Semoga saja kejadian-kejadian seperti itu tidak pernah terjadi pada masa sekarang ini, ya!

Tags :