Potret Kerasnya Derita Pekerja Kantoran Tokyo yang Kerja Hampir 60 Jam Per Minggu

salah satu foto jepretan Pawel Jaszczuk tentang pegawai kantoran Jepang
salah satu foto jepretan Pawel Jaszczuk tentang pegawai kantoran Jepang | photoeditions.co.uk

Bekerja 60 jam selama seminggu sampai bisa tidur di jalan

Buat kita pekerja kantoran Indonesia atau yang kadang sering disebut buruh korporat ini harusnya bisa lebih bernafas lega kalau membandingakan pekerja kantoran Jepang.

Pekerja kantoran Jepang yang biasa disebut “Salary Man” ini bisa bekerja hingga 60 jam selama satu minggu. Berbeda dengan kita di Indonesia yang hanya punya jam kerja maksimal 40-48 jam selama satu minggu.

Ternyata, budaya kerja keras bagai kuda ini sudah terjadi beratus-ratus tahun lalu. Terlebih setelah Perang Dunia II berakhir. Pada masa kepemimpinan Perdana Menteri Shigeru Yoshida, dia mendesak perusahaan supaya menambah jam kerja untuk karyawannya.

Hal ini dilakukan untuk memperkuat perekonomian negara. Ternyata kegiatan menambah jam kerja itu menjadi budaya dan berlangsung hingga sekarang.

Baca juga: 7 Teknologi Unik Asal Jepang yang Bikin Negara Lain Iri

Seperti yang kita ketahui, apabila kita terlalu banyak bekerja bisa menyebabkan resiko terserang banyak penyakit serius hingga serangan jantung. Apalagi “Salary Man” memiliki kebiasaan unik untuk minum miras setelah jam kerja.

Hal itu sebenarnya menjadi pemakluman mengingat pekerjaan mereka yang memiliki tingkat stress tinggi. Meningkatnya berbagai macam penyakit di kalangan pekerja kantoran ini membuat pemerintah Jepang secara gencar dan rutin menyarankan pekerja kantoran untuk mengambil jatah cuti mereka.

Melihat banyak pekerja kantoran yang mendadak tertidur di jalan atau di kereta cepat dengan posisi tidak wajar adalah hal yang lumrah di Jepang.

Mereka bisa tertidur di sembarang tempat karena terlalu lelah bekerja. Tidak jarang mereka tertidur dengan memegang tas serta botol atau kaleng minuman di tangan.

Baca juga: Auto-disiplin! Aturan Sekolah Ketat Ini Hanya Ada di Jepang

Inemuri sanga dimaklumi di Jepang
Inemuri sanga dimaklumi di Jepang | theculturetrip.com

Budaya tidur di jalan karena kelelahan ini diabadikan oleh Pawel Jaszczuk fotografer Polandia yang bertempat tinggal di Tokyo. Jaszczuk mengumpulkan foto dengan tema ini dari tahun 2008-2010 dan baru dia terbitkan di tahun 2018 dengan judul “High Fashion”.

Tidak hanya Jaszczuk, ada sebuah akun Instagram bernama @Sleeping.Tokyo yang berisi banyak foto pegawai kantoran jepang tertidur di jalanan, kereta dan di semak-semak. Gambar yang diposting dalam akun ini dijepret oleh masyarakat Jepang sendiri dan akun itu menjadi wadah untuk berbagi budaya tidur di jalan.

Sayangnya, akun @Sleeping.Tokyo yang dimiliki oleh Joji Kurosawa ini ditutup oleh Instagram karena dirasa mengganggu privasi. Orang Jepang sendiri menganggap bahwa budaya Inemuri tidur ketika bekerja di tempat kerja atau di fasilitas umum dimaklumi di Jepang

www.boombastis.com
Artikel Lainnya

Wahai pekerja kantoran di negara +62 janganlah kamu terlalu banyak mengeluh karena kurang jatah libur. Kita tetap harus lebih bersyukur kalau bekerja 30 sampai 35 jam perminggu mentok 40 jam. Semangat

Tags :