Viral Oknum Polwan Diduga Beri 'Hadiah' 2 Dus Miras, Mahasiswa Papua di Bandung Menolak

Oknum polwan beri miras ke mahasiswa Papua | twitter.com

Mahasiswa Papua kembalikan semua miras yang diduga dari oknum polwan.

Seorang oknum polisi wanita (polwan) diduga memberikan minuman keras kepada mahasiswa Papua di Bandung. Kejadian itu berawal saat seorang polwan datang ke asrama dengan membawa dua kardus minuman keras. Melihat apa yang diberikan oleh polwan itu salah, para mahasiswa langsung menolak.

Dalam acara Kamisan di depan Gedung Sate, Bandung pada hari Kamis (22/8) lalu, mahasiswa Papua mengembalikan dua kardus miras kepada oknum polisi wanita yang diketahui bernama Sarce Christianti. Mahasiswa Papua juga turut serta mengajak wartawan untuk menyaksikan pengembalian miras itu.

1.

Antar miras ke asrama mahasiswa Papua

Tamelek Kosay saat tunjukan beras pemberian polwan | www.cnnindonesia.com

Dilansir dari CNN Indonesia, Jumat (23/8/2019), kejadian pembagian miras itu bermula ketika datang beberapa kawan dari Ikatan Mahasiswa se-Tanah Papua (Imasepa) yang bertugas membawakan konsumsi. Miles Jikwa, salah seorang pengantar konsumsi justru membawakan dua dus minuman yang berbeda dari biasanya.

Seorang oknum polisi wanita dan seorang laki-laki mendatangi asrama mahasiswa Papua di Bandung. Polisi itu membawa dua kardus minuman keras merk Topi Koboi, dua karung beras, dan dua karton mie instan.

"Ada salah satu ibu berpakaian lengkap polisi datang ke Asrama. Ibu Christina satunya bersama satu laki-laki datang antar minuman. Ke sini sekitar jam 1 siang," kata Juru bicara Ikatan Mahasiswa se-Tanah Papua dan Solidaritas Peduli Kemanusiaan, Tamelek Kosay ditemui di Asrama Papua di Bandung, Jumat (23/8) siang.

Polwan itu meminta mahasiswa Papua tak memberi tahu siapa pun jika dirinya memberikan miras.

"Sebelum Miles terima, Ibu itu mengatakan jangan kasih tahu siapa-siapa dan ini minuman buat adik-adik setelah aksi," kata Kosay.

Baca juga: Manokwari Kondusif, Kini Kerusuhan Pecah di Fakfak. Pasar Dibakar Massa!

2.

Mahasiswa Papua kembalikan miras

Dalam aksi Kamisan yang dilakukan di depan Gedung Sate Bandung, mahasiswa Papua tak hanya menyuarakan solidaritas terhadap tindakan rasisme yang terjadi di Surabaya dan Malang beberapa waktu lalu. Ikatan Mahasiswa se-Tanah Papua juga mengembalikan dua kardus miras kepada Kompol Sarce Christianti.

Seperti yang dikutip dalam akun Twitter Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung @AJIBdg, para mahasiswa Papua terlihat membawa dua kardus miras. Imasepa turut serta mengajak wartawan untuk menyaksikan pengembalian miras tersebut.

“Mahasiswa Papua yang menanti @AksiKamisanBDG di depan Gedung Sate dapat kiriman dua dus minuman beralkohol. Mereka kembalikan ke polisi yang mengirimnya. Dokumentasi foto: FRI-WP,” tulis @AJIBdg, Kamis, (22/8/19).

3.

Klarifikasi dari pihak kepolisian

ilustrasi miras | www.cnnindonesia.com

Identitas polisi yang memberikan minuman keras itu terungkap. Dia adalah komisaris Sarce Christianti, aparat Polisi Sektor Sukajadi, kota Bandung. Polda Jawa Barat menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh salah satu oknumnya itu sama sekali tak mewakili Institusi Polri. Kompol Sarce melakukan itu karena keinginan individu saja.

"Kompol Sarce merupakan orang yang memang ada kesamaan rantauan dari timur, hubungan emosional sudah dibangun sejak saudari Sarce dinas di Jawa Barat, Bandung. Namun demikian dalam hal ini kami menyampaikan, ini adalah sifatnya pribadi hubungan emosional saudari Sarce pada warga Papua," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko, Jumat (23/8).

Trunoyudo menambahkan bahwa aparat polisi akan memberikan sanksi tegas berupa penindakan kepada yang bersangkutan.

"Bidang Propam Polda Jabar telah menindak lanjuti untuk memeriksa oknum polisi tersebut dan akan melakukan proses penindakan kepada oknum tersebut dan akan mendapatkan sanksi tegas secara prosedural sesuai dengan kesalahannya," lanjut Trunoyudo.

Artikel Lainnya

Mahasiswa Papua kecewa dengan oknum polisi yang memberikan miras. Menurutnya, tak seharusnya tindakan itu dilakukan oleh oknum polisi yang baiknya justru mengayomi masyarakat.

"Tindakan ini sangat tidak manusiawi bagi kami. Menganggap kami orang Papua itu peminum. Maka dari itu kami tidak terima, dan ibu itu harus dicabut dari jabatannya," tegas Tamelek Kosay kepada CNN Indonesia, Jumat (23/8).

Tags :