Miris! Kakak Kelas Sengaja Hajar Bocah SD di Sumut, Ternyata Motifnya Hanya Ingin Viral
31 Agustus 2019 by Dea DezellyndaSengaja hajar bocah supaya viral
Viral seorang bocah dihajar oleh kakak kelas di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara. Dalam sebuah video berdurasi 45 detik itu memperlihatkan seorang anak sedang meringkuk dan menangis saat dihajar oleh 2 orang yang merupakan kakak kelasnya. Video itu seketika beredar di media sosial dan ramai dibanjiri hujatan netizen.
Kabarnya saat ini para pelaku dan korban sudah berdamai. Dalam pertemuan yang difasilitasi sekolah itu, tampak sejumlah pihak mulai dari kepala Dinas Pendidikan hingga camat setempat ikut mendamaikan korban dan pelaku. Sementara itu, korban sudah melakukan pemeriksaan di rumah sakit dan dipastikan baik-baik saja.
Kronologi pengeroyokan
Kasus pengeroyokan itu terjadi di Kabupaten Labuhanbatu Utara atau Labura pada hari Rabu (21/8/19) pukul O6.00 WIB. Diansir dari Tribunnews.com, Jumat (30/8/19), Irsyad (Founder Potret Labura) menjelaskan, pengeroyokan yang dialami AR (korban) terjadi sebelum bel masuk berbunyi dan guru belum datang.
Pelakunya adalah kakak kelas AR yaitu A (6 SD) dan R (5 SD) murid SD Negeri 117852 Ambacang, Desa Siamporik, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labura.
“Pertama kali kronologinya A dan R berantem dengan teman W (teman sekolah lainnya). Setelah itu, remaja setempat tidak kami sebutkan namanya menyuruh A dan R memukul dan menendang AR,” ujar Irsyad.
Remaja itu mengiming-imingi pelaku dengan uang supaya mau memukuli korban. Pelaku tergiur dengan upah yang diberikan dan akhirnya mengeroyok korban.
Baca juga: Masih Status Calon, 2 Siswi SMA Sudah Berani Mabuk Saat Temui Kepala Sekolah
Diberi uang oleh pak Camat
*sound on
— ???? ?? ???? ????? (@yuzanst) August 28, 2019
Damai + dikasih camat uang ???
Gokil emng.. tuh anak dikira apa, abis di pukilin, dibayar, emng seberapa sih uangnya pic.twitter.com/l4Xa4o71yC
Kasus pengeroyokan ini menjadi viral di media sosial. Pihak DPD KNPI hingga Camat Kualuh Selatan turun tangan untuk menangani kasus ini dengan mengadakan pertemuan antara korban dan para pelaku.
Pertemuan itu dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Labura, Komnas Perlindungan Anak Daerah, Kepala Desa Ciamporik beserta DPD dan juga Camat Kualuh. Pertemuan difasilitasi langsung oleh pihak sekolah
Setelah berunding akhirnya para pelaku dan korban setuju untuk berdamai. Pertemuan ini diabadikan dalam sebuah video yang memperlihatkan korban dipeluk oleh pihak sekolah.
Dalam video itu terdengar suara seorang wanita yang mengatakan bahwa anak tersebut diberi uang oleh pak camat. Irsyad membenarkan hal itu bahwa korban diberi uang yang diperkirakan sebesar Rp 500 ribu.
“Dalam video itu benar, katanya camat memberikan sejumlah uang ke AR, namun tak tahu nominalnya, kabarnya Rp 500 ribu,” ungkap Irsyad.
Pemberian uang tersebut merupakan partisipasi pak camat dan berharap korban bisa kembali tersenyum.
Motif pengeroyokan
Motif dari pengeroyokan korban yang dilakukan 2 pelaku itu dilatarbelakangi hanya karena ingin viral di media sosial. Motif tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Ketua KPAD Labura, Khairrudin Marpaung.
“Para pelaku sengaja ingin memvideokan itu untuk memviralkan kejadian itu. Kalau bahasa mereka di video yuk, kita pukul biar viral biar viral, udah gitu biar ku videokan biar viral. Mereka (awalnya) tampak main-main,” beber Khairrudin.
Khairrudin berpesan kepada netizen untuk bersikap bijaksana dengan menghapus video-video pengeroyokan itu dan tak perlu lagi diviralkan.
“Lebih baik dihapus, jangan diviralkan kasian anak-anak,” pinta Khairrudin.
Kedua keluarga pelaku dan korban sudah bertemu pada hari Kamis (29/8) lalu. Pelaku sudah meminta maaf dan menandatangi surat perdamaian. Korban juga sudah melakukan pemeriksaan di rumah sakit dan dipastikan baik-baik saja.