Menanyakan Tingkat Kepuasan Gaji Karyawan, HRD Perusahaan Ramai-Ramai Dibully Karena Melakukan Pemaksaan
14 Maret 2019 by Amadeus BimaMemaksa karyawan untuk puas dengan gaji
Kalau kamu bekerja di sebuah perusahaan yang cukup bonafid, biasanya bagian HR atau SDM akan melakukan evaluasi rutin untuk mengawasi kinerja karyawan. Selain itu, evaluasi juga penting untuk memastikan tidak ada "kegaduhan" internal gara-gara satu dan lain hal. Pihak HR juga biasanya akan menilai kepuasan karyawan terhadap perusahaan sebagai masukan untuk perbaikan ke depan.
Evaluasi ini bisa dilakukan melalui kertas kuesioner yang dibagikan ke setiap karyawan, atau bisa juga dilakukan via online. Apalagi di zaman sekarang yang serba digital, tentu penggunaan survei secara online lebih menguntungkan. Hemat kertas dan hasilnya bisa langsung diproses dengan cepat. Namun, baru-baru ini ada program kuesioner online yang malah bikin kesal para karyawan.
Seorang karyawan merekam video yang menampilkan kuesioner online yang dikirimkan oleh pihak HR. Pihak HR ingin mengetahui apakah karyawan sudah puas dengan gaji yang mereka terima saat ini atau belum. Dalam kuesioner itu tercantum pertanyaan 'Apakah Anda puas dengan gaji Anda saat ini?" Selain itu disertakan juga dua tombol pilihan yaitu "Ya" dan "Tidak".
Sekilas memang tidak ada yang aneh dengan program ini. Namun, ketika kursor diarahkan ke pilihan "Tidak", kotak pilihan itu malah berpindah-pindah sendiri. Dia pindah ke atas atau ke bawah sehingga tidak bisa diklik. Seolah-olah, karyawan tidak boleh menyamapaikan ketidakpuasannya atas gaji saat ini.
Karena sudah merasa kesal, karyawan itu akhirnya terpaksa memilih tombol "Ya". Nah, tombol pilihan ini sama sekali tidak berpindah seperti tombol "Tidak" tadi. Karyawan bisa memilihnya dengan gampang banget. Setelah tombol "Ya" diklik maka akan muncul pesan yang bertuliskan, ''BAGUS! Sekarang silahkan kembali bekerja.”
Bisa dibayangin kan gimana jengkelnya karyawan itu sehingga dia memutuskan curhat di medsos. Video ini kemudian mendapat beragam tanggapan dari netizen. Ada yang mengatakan kalau pihak HRnya punya selera humor yang bagus sehingga bisa bercanda dengan karyawan. Tapi, ada juga menganggapnya sebagai suatu tindakan otoriter karena pekerja tidak boleh mengatakan kata "tidak" kepada perusahaan.
Jangan jadi HR yang seperti ini ya teman2 psikologi ku nantinya :(((((( pic.twitter.com/X8uZCLShA9
— Achmad Pribagus U (@pribagus) March 4, 2019
Ada-ada saja nih tingkah HRD di negara berkembang. Semoga sih program ini cuma candaan semata, ya. Bukan beneran program untuk mengukur kinerja dan kepuasan karyawan terhadap perusahaan. Btw, kalau kamu pernah mengalami kejadian unik juga yang menyangkut bidang HRD di perusahaanmu, boleh loh diceritain di kolom komentar.