Mahfud MD: Corona Seperti Istrimu, Bikin Blunder dan Seksis?
30 Mei 2020 by Awawa YogartaDuh pak Mahfud, memangnya apa sih persamaan corona dengan istri?
Nama Mahfud MD mencuat beberapa hari belakangan di jagat sosmed. Sayangnya mencuatnya nama Menkopolhukam RI ini bukan karena kabar bahagia penangan corona yang membaik atau penurunan jumlah korban. Melainkan yang bersangkutan berkelakar mengutip guyonan Menkomarves, Luhut Binsar Panjaitan terkait keadaan pandemi corona di Indonesia: mirip dengan seorang istri yang sulit ditaklukan.
Mulanya Mahfud menjelaskan bagaimana pemerintah sedang berupaya menerapkan new normal mengatasi Covid-19 di Indonesia dalam acara halalbihalal Keluarga Besar Universitas Sebelas Maret virtual pada Selasa (26/5/2020) kemarin.
"Membuat kenormalan yang baru karena dia kebiasaan. Karena sesuatu yang tidak bisa dihindari. Kemudian apa kita mau mengurung diri ndak? Kita menyesuaikan dengan keadaan itu tapi tetap menjaga diri. Seperti corona ini," ucap Mahfud.
Selanjutnya Mahfud menjelaskan bahwa situasi pandemi corona di Indonesia saat ini seperti guyonan Luhut.
"Corona itu seperti istrimu, ketika kamu mau mengawini kamu berpikir kamu bisa menaklukkan dia. Tapi sesudah menjadi istrimu, kamu tidak bisa menaklukkan istrimu. Sesudah itu. Than you learn to live with it. Ya sudah, sudah begitu," sambungnya.
Sontak pernyataan Mahfud MD yang dikutip media dalam pemberitaan segera menyebar di jagat medsos. Pro dan kontra terkait pernyataan Mahfud menghiasi jagat maya meski banyak pihak yang menuding perkataan Mahfud itu merendahkan martabat perempuan.
Sebenarnya Menkopolhukam RI ini membahas berbagai hal krusial termasuk wacana lockdown di Indonesia yang menjadi perdebatan antara setuju atau tidak. Tapi jagat sosmed sudah terlanjur memviralkan guyonan Mahfud MD dan mungkin mengabaikan substansi obrolannya lainnya yang lebih krusial. Jika diibaratkan seperti peribahasa: karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Ramai-ramai kecam pernyataan Mahfud MD
Jika melihat rekam jejak Mahfud dalam memberikan statement, sebenarnya ia tipe orang yang berhati-hati dalam memilah kata untuk menghindari polemik. Namun ketika sudah menjadi pejabat publik, dirinya mungkin tak menyangka jika guyonannya menuai kecaman terlebih Indonesia sedang dilanda corona dan perjuangan kesetaraan gender sedang diperjuangkan.
Dengan mengibaratkan corona layaknya seorang istri, pernyataan Mahfud dikecam banyak pihak. Mulai dari pihak oposisi, akademisi, aktivis kesetaraan gender, dan berbagai pihak yang membaur sebagai netizen.
Baca juga: Gara-Gara Tabligh Akbar, Jumlah Kasus Corona di Malaysia Melonjak hingga 190 Kasus Baru!
Solidaritas perempuan tak luput mengecam pernyataan Mahfud MD. Menurut Dinda Nisa Yura, Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan, pernyataan pejabat publik semacam itu merupakan cerminan dangkalnya memecahkan persoalan Covid-19.
Ia juga menyayangkan pola pikir seksis dan misoginis pejabat publik yang secara jelas menunjukkan pola pikir patriarkis dan melihat perempuan sebagai objek.
“Lelucon yang menjadikan perempuan sebagai objek yang dianggap biasa, akan melanggengkan budaya kekerasan terhadap perempuan,” ucapnya seperti dikutip Tempo.co.
Ariel Heryanto, Profesor Program Studi Indonesia di Universitas Monash Australia, yang aktif di medsos dan rajin mengomentari berbagai kebijakan pejabat publik juga ikut berkomentar. Menurutnya apa yang diucapkan Mahfud MD menjijikan dan tak patut dilakukan pejabat publik.
Menjijikkan. Ditunggu ralatnya!
Dikirim oleh Ariel Heryanto pada Selasa, 26 Mei 2020
Netizen tak ketinggalan mengomentari pernyataan Mahfud MD
Netizen juga tak ketinggalan mengomentari guyonan Menkopolhukam RI ini. Mulai dari yang serius, sinis, apatis, membela Mahfud, sampai bercanda, semuanya ada. Beragamnya komentar netizen menunjukkan berbagai respon atas ketidakpastian pandemi corona yang melanda Indonesia. Bukannya mendapatkan kepastian penangan corona, kita malah disuguhkan guyonan yang tak tepat sasaran khususnya dari pejabat publik yang notabenya adalah orang terdidik.
Baca juga: Tak Akui Wabah Covid-19, Arie Untung: Ada Virus Yang Lebih Berbahaya dari Corona.
Salah satunya akun @MSApunya yang berkomentar di Twitter dan menyimpulkan bahwa Mahfud MD adalah suami takut istri atas pernyataannya.
"Corona itu seperti istrimu, ketika engkau mau mengawini, kamu berpikir, kamu bisa menaklukan dia. Tapi sesudah menjadi istrimu, kamu tidak bisa menaklukan istrimu,"
— MSA (@MSApunya) May 27, 2020
~ @mohmahfudmd
*jadi kesimpulannya "MMD TAKUT ISTRI"https://t.co/A2EyACVOvp
Sementara akun Nuning Trisna di Facebook juga tak kalah keras mengkritik guyonan Menkopolhukam RI ini. Menurutnya ucapan Mahfud tak tepat karena banyak wanita yang menjadi korban kekerasan rumah tangga selama kebijakan PSBB.
“Masih gak abis pikir bapak ini ngomong kayak gini. Jumlah kekerasan dalam rumah tangga meningkat semenjak corona. Gak banget omongan kayak gitu.”
Sudut pandang bernada kecaman juga datang dari akun Facebook Azlin Highwind. Menurutnya apa yang dilakukan Mahfud merupakan hal yang biasa terjadi pada boomer yang masih memelihara nilai patriarkinya.
“Yah, namanya Boomer, wajar lah dikit-dikit kelepasan gaya patriarkinya. Kalo ga nakluk-menaklukan, gimana mereka mau berimajimasi kalo mereka "laki"? Yg ringkih kayak gini memang cukup diketawain aja.”
Setelah mendapat berbagai kritik dari kalangan akademisi, aktivis, dan netizen, apakah pak Mahfud MD bakal menjadi menteri Jokowi terakhir yang melontarkan ucapan kontroversial? Semoga saja.
Daftar blunder pernyataan menteri Jokowi soal Corona. Bikin kuping panas
Mahfud MD tentu bukan menteri Jokowi pertama yang mengeluarkan statement kontroversial. Sebelumnya sudah ada beberapa menteri Jokowi yang mengeluarkan pernyataan kontroversial sebut saja Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Budi Karya sempat berkelakar mengenai virus corona saat menyampaikan pidato ilmiah di acara peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik (HPTT) ke-74 di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, pertengahan Februari 2020 lalu. Menurutnya, saat itu, belum ditemukan kasus orang terjangkit virus Corona di Indonesia karena masyarakatnya memiliki kekebalan tubuh lantaran setiap hari gemar makan nasi kucing.
Baca juga: Kisruh dengan Seorang Dokter soal Corona, Deddy Corbuzier Disebut Sepi Job dan Menjual Tuhan.
"Tapi (ini) guyonan sama Pak Presiden ya, Insya Allah ya, virus corona tidak masuk ke Indonesia karena setiap hari kita makan nasi kucing, jadi kebal," ucapnya seperti dilansir dari Suara.com.
Ironisnya setelah mengeluarkan statement itu, mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II itu positif terjangkit virus corona. Hal ini diutarakan Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto Brigjed TNI dr. A. Budi Sulistya Sp.THT-KL yang didampingi Mensetneg, Pratikno di Istana Negara, Sabtu (14/3/2020).
Budi Karya sendiri merupakan pasien kasus 76 dan mendapatkan perawatan intensif di RS Gatot Subroto sampai akhirnya pulih kembali.
Menteri Kesehatan Terawan juga tak ketinggalan masuk daftar ini. Di awal kemunculan virus corona di Indonesia dan melambung tingginya harga masker, Terawan menyebut jika lonjakan harga masker terjadi karena masyarakat melakukan panic buying.
"Masker salahmu sendiri kok beli? Enggak usah. Masker itu untuk yang sakit. Tadi Parani bilang dari WHO (Dr. Paranietharan) enggak ada gunanya. (Masker) untuk yang sakit supaya tidak menulari orang lain kalau sakit. Kalau sehat enggak perlu," kata Terawan di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2/2020), dikutip dari Liputan6.com
Sontak pernyataan itu menimbulkan kegaduhan dikalangan netizen yang merasakan kelangkaan masker di berbagai daerah. Pernyataan ceplas-ceplos ala Terawan dikritik banyak pihak terlebih saat itu pandemi corona sedang mewabah. Kelangkaan masker berperan dalam pencegahan korona yang semakin mewabah dan memberikan rasa aman bagi pemakainya.
Saat ini masyarakat menunggu gebrakan pemerintahan untuk menangani corona. Ucapan pejabat publik yang sembrono hanya akan menimbulkan sinisme masyarakat karena tidak maksimal menuntaskan corona. Selain itu banyak orang yang mungkin terkejut dengan ucapan Mahfud MD yang sudah dikenal sebagai akademisi yang berhati-hati dalam berbicara dan cenderung menghindari polemik.
Kursi kekuasaan memang memabukkan karena tak sedikit tokoh aktivis atau akademisi yang punya trek record mentereng malah melakukan statement atau kebijakan yang bertentangan dengan rasionalitas publik. Semoga setelah guyonan kontroversial Mahfud MD menjadi yang terakhir kalinya kita dengar, setidaknya di kabinet Jokowi Jilid 2.