Langgar Aturan Lockdown India, Turis Dihukum Menulis Permintaan Maaf Sebanyak 500 Kali
30 Januari 2021 by Rina Siti RahayuTerkesan jadul, tapi katanya bisa membuat jera para turis bandel.
Rasa bosan pasti akan menghinggapi siapa saja yang terpaksa menjalani masa karantina selama masa pandemi virus corona ini. Tak sedikit orang yang melanggar aturan masa karantina untuk berlibur ke daerah wisata. Seperti kisah di India ini.
Namun polisi setempat punya cara tersendiri untuk membuat jera para turis yang bandel karena mendatangi kawasan wisata selama masa lockdown. Hukuman ini mungkin terkesan jadul tapi mereka meyakini bahwa cara ini akan efektif untuk 'mengusir' turis.
Dilansir dari Mirror, sepuluh orang wisatawan dihukum untuk menulis 500 kalimat permintaan maaf karena telah melanggar peraturan lockdown dari pemerintah India.
“Saya tidak mengikuti peraturan lockdown. Saya sangat menyesal dan meminta maaf,” begitu bunyi tulisan tersebut.
Baca Juga: Percaya Sapi Adalah Dewa, Warga India Kini Minum Air Kencingnya Biar Kebal Dari Corona!
Para turis ini mengabaikan peraturan lockdown dari pemerintah dengan mendatangi sebuah tempat wisata populer bernama Rishikesh di utara India. Mereka kedapatan sedang berkerumun di tepi sungai Gangga untuk bersantai pada Minggu (12/04).
“Tujuan dari hukuman tersebut adalah untuk memberi mereka pelajaran,” kata Vinod Sharma, anggota kepolisian setempat.
Para pengunjung itu merupakan wisatawan mancanegara yang berasal dari beberapa negara seperti Australia, Israel, Meksiko dan Austria. Mereka akan dipulangkan ke hotel tempat mereka menginap dan hanya diizinkan keluar jika didampingi oleh warga lokal.
Baca Juga: Ditemukan Meninggal di Pinggir Jalan, Pengemis Ini Punya Tabungan Fantastis Rp15,4 Miliar
Rishikesh sendiri terkenal karena The Beatles yang melakukan perjalanan spiritual di Ashram pada tahun 1968 ketika menulis album The White.
Pemerintah Uttarakhand meyakini ada lebih dari 700 orang yang datang ke Rishikesh selama masa lockdown. Oleh karena itu, polisi ditugaskan untuk menjaga kawasan wisata ini.
Mereka berpatroli untuk mencegah orang-orang berkerumun selama pandemi corona. Pemerintah menyatakan bahwa para turis ini biasanya mencari tempat untuk melakukan yoga atau melakukan olahraga di sungai Gangga.
Baca Juga: Tak Takut Corona, Bule-bule Ini Malah Asyik Berjemur Telanjang Dada di Pantai Carita
“Setelah menghukum mereka, saya mengatakan bahwa itu hanyalah hukuman ringan. Jika mereka menolak apa yang kami perintahkan, maka mereka akan dimasukkan ke daftar hitam dan tidak akan pernah bisa menginjakkan kaki lagi ke India,” jelas Sharma.
Selain menulis permintaan maaf, polisi di India juga memiliki hukuman yang berbeda-beda. Di daerah lain, polisi memberlakukan hukuman fisik berupa lompat katak bagi mereka yang melanggar aturan lockdown.
Baca Juga: Frustasi karena Kelaparan saat Lockdown, Ibu Ini Lempar 5 Anaknya ke Sungai
Namun di sisi lain India, hukuman yang diberikan polisi terkesan amat menyeramkan. Di Punjab, polisi menahan sembilan orang warga yang kedapatan berkerumun selama masa lockdown.
Bulan lalu, seorang pria India pergi untuk membeli susu. Ia kemudian dipukuli hingga tewas oleh polisi karena dianggap melanggar peraturan.
Di India sendiri sejauh ini ada lebih dari 8.300 kasus virus Covid-19 dengan 273 kematian. Oleh karena itu, pemerintah India memberlakukan lockdown sebagai upaya untuk memerangi penyebaran virus corona.
Baca Juga: Dipastikan Positif Corona, Satpam di Grobogan Malah Ikut Voli dan Bagikan Nasi saat Mudik
Peraturan lockdown di India dimulai sejak akhir Maret lalu. Semua warga dilarang untuk meninggalkan rumah mereka kecuali untuk hal-hal penting seperti membeli kebutuhan sehari-hari atau obat.
Sementara itu, masih belum terhitung ada berapa ribu orang asing yang terjebak di India. Namun kementerian pariwisata India telah menolong setidaknya 1.200 orang wisatawan untuk pulang ke negara asalnya.