Kisah Pilu Seorang Wanita 39 Tahun yang Seorang Diri Hidupi 44 Anak

miriam nabatanzi
Miriam Nabatanzi bersama anak-anaknya | nationalgeographic.grid.id

Dalam sehari, wanita 44 anak ini siapkan 25 kilogram tepung singkong

Banyak anak, banyak rezeki. Ungkapan itulah yang sering kali dulu kita dengarkan dan sekarang agak sedikit diragukan kebenarannya. Bukan karena ungkapan itu salah kaprah, namun kehidupan telah berubah. Bahkan, pemerintah Indonesia telah memberlakukan program keluarga berencana yang tidak lain berharap keluarga cukup mempunyai dua anak.

Namun itu tak berlaku dengan wanita yang memiliki 44 anak dari satu suami ini. Dia adalah Mariam Nabatanzi, perempuan asal Uganda, yang juga memegang rekor dalam hal melahirkan anak-anak. Wanita ini sudah mempunyai 44 orang anak saat usianya masih 36 tahun.

Diwartakan oleh Nationalgeographic.co.id, perempuan yang memiliki banyak anak dari satu suami ini memiliki anak tiga kembar empat, empat kembar tiga, dan enam pasang anak kembar. Anak sebanyak itu, wanita ini mengurusnya sendiri saat ini karena suaminya pergi meninggalkannya tiga tahun lalu.

miriam nabatanzi
Miriam Nabatanzi sudah memiliki anak saat usianya baru 13 tahun | suryamalang.tribunnews.com

Rupanya, Mariam telah menikah saat usianya baru menginjak 12 tahun dan suaminya saat itu lebih tua 28 tahun darinya. Saat berumur 13 tahun, Mariam telah mempunyai anak kembar.

Saat itu, dokter menyarankan agar Miriam tidak mengonsumsi pil KB karena kandungannya besar dan bisa berakibat buruk pada kesehatannya. Sejak saat itu, Mariam terus melahirkan anak.

Walaupun di Uganda keluarga dengan banyak anak memang lazim. Namun, memiliki 44 anak bukan juga hal yang lumrah karena biasanya keluarga di sana memiliki 5 atau 6 anak. Tidak mengherankan bila World Bank mendata bahwa Uganda adalah negara Afrika dengan angka kelahiran tertinggi.

Di saat Miriam menginjak 23 tahun, dia sudah memiliki 25 anak. Usaha untuk membuatnya tidak lagi punya anak terhenti karena dokter tak bisa berbuat sesuatu disebabkan kandungan Mariam yang memang amat besar. Kini Miriam merasa benar-benar sulit karena ditinggal suaminya.

"Saya tumbuh dengan air mata, suami saya membuat saya menderita," kata Mariam.

"Sepanjang hidup saya habiskan untuk mengurus anak-anak dan bekerja untuk mencari uang," sambungnya.

miriam nabatanzi
Miriam Nabatanzi kini menghidupi anak-anaknya seorang diri setelah sang suami meninggalkannya | aceh.tribunnews.com
Artikel Lainnya

Segala pekerjaan dilakukannya agar asap di dapur tetap mengepul. Miriam pernah menjadi penata rambut sampai pembuat dekorasi pertunjukan. Selain itu, dia menjual barang rongsokan, menjual obat-obatan herbal, bahkan sampai menyuling minuman keras.

Namun, semuanya itu habis hanya untuk memberi makan anak-anaknya, biaya berobat, pakaian, atau pun membayar uang sekolah. Beruntunglah, salah satu anak tertuanya mau membantu kehidupan keluarga.

"Ibu amat sibuk, pekerjaan membuat dia amat lelah. Kami membantu sebisa kami, seperti memasak, mencuci, tetapi sebagian besar beban keluarga masih ditanggunggnya," terang Ivan (23).

Sejak kecil Miriam memang hidup susah karena ditinggalkan oleh ibunya. Ibu tirinya pun malah meracuni semua saudaranya, beruntung saat itu Miriam sedang pergi sehingga dia selamat. Saat ini, kesusahan yang nyata dalam hidupnya adalah menghidupi keluarga. Misalnya, dalam sehari 25 kilogram tepung singkong harus dia sediakan.

"Ikan atau daging adalah makanan mewah bagi kami," ujar Mariam. “Saya sendiri, tidak pernah mengalami kebahagiaan, mungkin sejak saya dilahirkan," tambahnya. Oleh sebab itu, dia hanya ingin anak-anaknya bahagia.

Tags :