Hidup Sebatang Kara Tak Ada Saudara, Mbah Mojo Tinggal di Kuburan Selama Lebih dari 30 Tahun
16 Januari 2021 by Muhammad Sidiq PermadiKerja apa pun dilakukan untuk menyambung hidup
Pernahkah kamu membayangkan bagaimana hidup sebatang kara di kawasan pemakaman? Ternyata hal itu bukan hanya terjadi di film-film, lho. Simak kisah pria tua yang pernah hidup dalam gua di area pemakaman Jember ini.
Mbah Mojo, pria renta berusia 80 tahun awalnya hidup nomaden. Ia berkelana, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat asing lainnya. Beliau sempat menjalani kehidupan yang normal sebagai kepala rumah tangga, dan tinggal bersama istrinya di desa Sumberjeruk, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Tapi, pernikahan tersebut hanya berlangsung satu tahun lantaran keduanya memutuskan untuk bercerai.
Mbah Mojo bercerita bahwa pasca bercerai, dirinya hidup sebatang kara, dan tidak punya anak. Orangtuanya sudah meninggal dan beliau pun tidak memiliki saudara. Oleh karena itu, Mbah Mojo memutuskan untuk pergi mangadu nasib dan mencari pekerjaan di kawasan Kota jember.
Tetapi nasib tampaknya tidak berpihak pada Mbah Mojo. Karena tidak juga mendapat pekerjaan dan tidak memiliki tempat tinggal, beliau menetap di dalam sebuah gua di kawasan pemakaman umum di lingkungan Kebondandang, Kelurahan Kebonsari.
Baca juga: Rumah dan Tabungan Ludes Terbakar, Kakek Arsyad Malah Ketiban Rezeki Umroh Gratis!
"Saya tidak punya uang dan harta benda apa pun. Saya ke kota untuk mencari pekerjaan. Sampai akhirnya saya terpaksa tinggal di gua," kenang Mbah Mojo dilansir dari Detik.com.
Masyarakat sekitar yang berempati akhirnya membantu Mbah Mojo dengan membuatkan gubuk kayu, tempat tinggal sederhana yang lebih layak dan lebih nyaman untuk ditempati. Beliau juga tampaknya kerasan tinggal di gubuk tersebut.
Baca juga: Parah! Karena Bau Badan, Kakek Ini Diasingkan Keluarga dan Tinggal di Kotak Kayu Kecil
"Saya sudah 30 tahun di sini, sebelumnya pindah-pindah di sekitar sini, juga sama di gumuk," kata Mbah Mojo.
Tinggal seorang diri tentu membuat Mbah Mojo merasa kesepian. Oleh karena itu beliau memelihara ayam, burung hantu dan burung perkutut di sekitar gubuk tempat ia tinggal. Bahkan, terkadang beliau mengizinkan ayam atau burung tersebut berkeliaran di kasurnya.
"Ya gini ini mas tempat tinggal saya, ditemani ayam, burung hantu, dan perkutut," terangnya.
Baca juga: Bikin Nangis! Nenek di Sragen ini Tinggal di Gubuk Reyot yang Diikat Tali Rafia
Mbah Mojo tidak berputus asa, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, beliau tidak menunggu suaka dari yang dermawan. Beliau memilih bekerja serabutan, menyelesaikan pekerjaan apa pun yang ditawarkan oleh warga setempat.
Terutama membersihkan dan merawat area pemakaman dengan telaten. Karena kebutuhannya tersebut, Mbah Mojo berupaya keras untuk mengalahkan rasa takut di dalam dirinya.
"Pokoknya dimintai siapa pun, saya kerjakan, dari sana dapat uang, untuk beli nasi, juga beli ayam untuk teman di sini," tambahnya.
Wah, semoga semakin banyak masyarakat Indonesia yang meneladani perbuatan warga Jember pada Mbah Mojo ini, ya. Walaupun tidak membantu dalam jumlah yang banyak, tetapi cukup bermanfaat untuk kakek renta yang hidup sebatang kara.