Memiliki Istri Seorang Dokter, Berikut Kisah Bule Mualaf yang Berjualan Kebab di Pinggir Jalan
04 Februari 2021 by Heraspati Winarto PutraKisah inspiratif dari Bule Mualaf yang menetap di Kalimantan Tengah viral
Seorang bule asal Argentina yang berjualan kebab dan nasi kebuli di Jalan Antasari, Pangkalan Bunm Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah viral di media sosial. Ia adalah seorang bule mualaf asal Argentina yang kini menetap di Indonesia bersama istrinya yang merupakan seorang dokter. Berikut kisah mengenai perjalanan hidupnya.
Masuk Islam pada 2013
Pria bernama Umar bin Abdullah (24) menjadi mualaf sejak 2013. Ia memutuskan untuk masuk Islam saat ia masih di Argentina. Sebelumnya ia adalah seoranng Katolik. Sebelum pindah ke Indonesia, ia pernah ke Selandia Baru dan Australia.
“Saya seorang mualaf sejak 2013 saat masih di Argentina. Saya dulu seorang Katolik.” ujar Umar.
Baca juga: Jadi Mualaf, Perempuan Asal Jepang Ini Tidak Diakui Anak
Menetap di Indonesia bersama istri
Selama di Pangkalan Bun, Ia banyak berkenalan dengan ustadz dan ulama. Ia juga berkenalan dengan mertuanya setelah di Kalimantan. Ia menikahi istrinya yang berprofesi sebagai dokter pada Agustus 2018 dan telah dianugerahi dengan satu anak perempuan bernama Maryam.
Kini, ia menetap bersama istri dan anaknya di Kalimantan. Ia mengaku masih menjadi warga negara Argentina, namun akan mengurus pergantian kewarganegaraannya.
“Sampai sekarang saya masih warga negara Argentina. Tapi jika nanti semua syarat selesai saya pasti akan menjadi WNI,” ujar Umar.
Baca juga: Sering Dengar Lagu Nissa Sabyan, Oppa Korea Ini Jadi Mualaf
Berjualan kebab di pinggir jalan
Kini, Umar berjualan kebab dan nasi kebuli menggunakan motornya di pinggir Jalan Antasari, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Ia mengatakan bahwa ia berjualan kebab dan nasi kebuli sejak bulan Juli 2020.
“Sudah sejak Juli 2020 saya berjualan kebab dan nasi kebuli di pinggir jalan dengan motor.” ujar Umar.
Umar mendapatkan ide berjualan kebab setelah melihat harga kebab yang terbilang mahal dan belum banyaknya penjual kebab di Pangkalan Bun. Ia mencoba berjualan kebab dan nasi kebuli dengan harga murah.
“Harga kebab mini Rp5.000, yang besar Rp10 ribu, nasi kebuli per bungkus Rp10 ribu. Semua bahannya ini saya buat sendiri,” ujar Umar.
Didukung keluarga sang istri
Ia mengaku tidak malu berjualan kebab di pinggir jalan menggunakan motor meski istrinya berprofesi sebagai dokter. Justru, ia mendapatkan restu dan dukungan dari istri dan mertua atas usahanya. Ia juga ingin membesarkan usahanya dengan membuat food truck.
“Ngapain malu, gengsi. Daripada maling atau mencuri. Mertua saya dan istri mendukung. Yang penting halal dan barokah. Cita cita saya nanti jika usaha saya laris akan menbuat food truck. Semoga saja kesampaian.. bismilllah,” ujar Umar.
Umar berjualan setiap hari sejak pukul 06.00 hingga sore hari. Ia mengaku dapat menjual 20-30 kebab dan 20-25 bungkus nasi kebuli setiap harinya. Di sela berjualan, ia juga meluangkan waktunya untuk mengaji dan tetap menjalankan sholat 5 waktu dengan taat.
“Ya pas tidak ada pembeli saya luangkan waktu untuk mengaji, kalau ada suara adzan langsung sholat di masjid. Ini bekal saya nanti di akhirat.” ujarnya.