Keluarga Ini Tinggal di Bekas Gudang Es, Tak Layak Huni hingga Ngaku 'Bersahabat' dengan Hantu
18 Februari 2021 by Dea DezellyndaPenghasilan tak cukup untuk menyewa rumah.
Keterbatasan ekonomi membuat Agus membawa keluarganya tinggal di bangunan bekas gudang es. Awalnya Agus tak tega jika istri dan anak-anaknya harus tinggal di tempat tak layak tersebut, namun ia tak punya pilihan lain.
Kondisi bangunan tersebut dikelilingi semak belukar dan jauh dari keramaian. Ditambah bangunan tersebut angker, membuat Agus sempat ragu membawa anak dan istrinya ke bangunan itu.
Tinggal di bangunan bekas gudang es
Dilansir dari Kompas.com, Agus Prayitno (35) bersama istri, Kecup Ani Noviyanti (36) dan tiga anaknya yang masih kecil tinggal di bangunan bekas gudang es di kawasan Jajar, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Diketahui, Agus dan keluarganya sudah tinggal di bangunan tersebut selama 5 tahun terakhir. Awalnya Agus tinggal di indekos di kawasan Karangasem, Laweyan. Dikarenakan kos tersebut dijual oleh pemiliknya dan saat itu ia sama sekali tak punya uang, akhirnya ia memutuskan membawa keluarganya tinggal di bangunan bekas gudang es.
Baca juga: Heboh Satu Keluarga di Tangerang Tewas Secara Misterius, Ayah Tergantung dan 2 Anak Terikat!
"Cari kerjaan belum dapat. Dati pada tidak dapat tempat tidur mendingan saya dan keluarga menempati bangunan ini. Saya kasihan sama anak-anak. Saya punya tiga anak. Pertama usianya delapan tahun, lima tahun dan 1.5 tahun," ujar Agus.
Tinggal di bangunan angker
Agus tahu bangunan bekas gudang es tersebut sejak ia masih belum berkeluarga karena sempat tinggal di tempat itu. Saat itu ia berprofesi sebagai pengamen sering menempati bangunan itu untuk tidur. Agus sempat ragu membawa keluarganya tinggal di lokasi tersebut. Selain tak layak huni, bangunan itu juga dikenal angker.
"Pertama-tama di sini itu sering melihat ada penampakan hantu. Tapi lama-lama sudah terbiasa," kata Agus.
Baca juga: Geram! Di Tengah Ekonomi Sulit, Siswa Ini Malah Buang Duit Ratusan Ribu ke Toilet
Agus kini bekerja menjadi karyawan di sebuah angkringan yang mengharuskannya bekerja hingga tengah malam. Sehingga ia harus meninggalkan istri dan anak-anaknya di bangunan itu. Namun ia tak punya pilihan lain karena upahnya sebagai karyawan angkringan hanya Rp60 ribu per hari.
Tak pernah dapat bantuan
Agus mengaku tak pernah sekalipun mendapat bantuan. Bahkan Agus menyebut jika ia tak mau mengandalkan bantuan dari pemerintah. Terpenting bagi Agus saat ini adalah bekerja keras untuk keluarganya.
"Belum pernah dapat bantuan. Saya tidak dapat bantuan tidak masalah yang penting berani bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga," ungkap Agus.
Baca juga: Terlanjur Hamil, Wanita Ini Gagal Nikah dan Dibuat Malu Gara-gara Pengantin Pria Tak Datang ke KUA
Sementara itu, Lurah Jajar, Jati Utama mengatakan jika ia pernah mengusulkan bantuan pemerintah untuk Agus dan keluarganya. Sayangnya, Agus tidak terdaftar sebagai penduduk Jajar.
"Sebenarnya saya ingin mengajukan sembako buat dia. Tapi dilihat status KK-nya kok penduduk Kerten masih jadi satu sama ibunya (Agus). Dan ibunya di Kerten itu dapat BST (Bantuan Sosial Tunai)," ujar Jati.
Agus hanya berharap nasibnya bisa berubah sehingga ia bersama istri dan anaknya bisa tinggal di tempat yang lebih layak.