Kecewa Karena Tak Dipilih oleh Warga, Caleg asal Raja Ampat Ini Meminta Warga Angkat Kaki dari Lahan Miliknya

Pemilu 2019 | google.com

Dampak politik bisa kayak gini banget, ya

Pemilu serentak 2019 yang digelar di Indonesia memang sudah selesai. Tapi, masih banyak sekelumit kisah di baliknya. Mulai dari banyaknya petugas KPPS yang jatuh sakit hingga meninggal dunia karena kelelahan, sampai para caleg yang mulai stress dan depresi karena gagal menjadi wakil rakyat. Ada juga caleg yang menarik bantuan yang telah diberikannya ke warga karena tidak kecewa tidak terpilih.

Salah satunya adalah yang terjadi di Kota Waisai, Raja Ampat, Papua Barat. Seorang caleg di daerah ini kecewa kepada warga karena dia tidak berhasil memenuhi target suara agar bisa duduk di DPRD Kabupaten Raja Ampat. Akibatnya, dia pun meminta sekitar 20 kepala keluarga yang bermukim di atas lahan miliknya, untuk segera angkat kaki. Rupanya, hanya 2 orang warga yang memberikan suara kepadanya.

Di atas lahannya yang berukuran sekitar 1 hektare ini, terdapat papan imbauan bertuliskan, "Perhatian !!! Bagi Yang Tempati Pantai Kimindores Segera Dikosongkan Batas Waktu Akhir Bulan ini." Caleg yang tidak disebutkan nama dan partainya ini benar-benar kecewa karena hanya mendapatkan 2 suara dari 20 keluarga yang tinggal di atas lahan miliknya. Dia mungkin merasa warga tidak tau balas budi.

Peringatan dari caleg gagal | sindonews.com

Papan imbauan ini tidak hanya ditempatkan di bagian timur Lahan, tapi juga ditempatkan di bagian barat. Isinya masih sama, yaitu peringatan keras yang dilengkapi dengan tanda tangan dari caleg tersebut selaku pemilik lahan. Keberadaan papan peringatan ini dibenarkan oleh Ketua RT 01 Kelurahan Sapordanco Kimindores, Sidik Macap. Dia mengakui bahwa memang ada imbauan untuk mengosongkan lahan.

Papan peringatan itu langsung ditancapkan hanya satu minggu setelah pemilu legislatif digelar pada 17 April lalu. Si caleg mungkin sudah mendapat informasi kalau dia gagal menjadi wakil rakyat karena perolehan suaranya tidak mencapai target. Warga pun tidak bisa melawan keputusan tersebut karena memang mereka hanya menumpang di atas lahan si caleg. Namun, tak disebutkan kenapa mereka tak memilih caleg itu.

Sekarang kami pasrah aja, jika memang harus keluar dari tempat ini dalam waktu yang dekat sesuai papan imbauan. Tidak ada alasan lagi, kami harus keluar sebab dia (oknum celeg,red) yang punya tempat. Kami pun tidak bisa bilang apa-apa, apalagi melawan," terang Sidik Macap.

Ilustrasi pemilu | liputan6.com
Artikel Lainnya

Berdasarkan penjelasan Sidik, caleg yang berinisial SLM itu saat masa kampanye memang sudah meminta kepada warga untuk mendukung dirinya maju sebagai wakil rakyat. Tapi, dia juga tidak memaksa sehingga dari sekian banyak warga yang tinggal di atas lahannya, dia cuma mendapat 2 suara doang.

Sedih juga sih ya melihat dampak politik bisa kayak gini banget. Tapi, si caleg juga tidak bisa disalahkan karena memang lahan itu adalah miliknya. Bisa jadi juga dia emang mau memanfaatkan lahan tersebut dan tidak ada hubungannya dengan pemilu. Kalau menurutmu bagaimana?

Tags :