Disebut Tak Suka Ada Orang Ngaji, Ustaz di Pasuruan Dibacok Tetangga Sendiri
01 November 2019 by Mabruri Pudyas SalimPelaku memang dikenal tidak suka mendengar suara orang mengaji.
Mengaji merupakan kegiatan positif yang biasa dilakukan oleh seorang Muslim untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun siapa sangka jika kegiatan mengaji itu malah membuat seorang ustaz berujung celaka.
Seorang pria yang dikenal sebagai ustaz di Kabupaten Pasuruan dibacok oleh tetangganya saat mengaji di musala dekat ia tinggal. Korban pembacokan itu diidentifikasi bernama Usman (70), warga Desa Mlaten, Kecamatan Nguling. Insiden pembacokan itu terjadi sekitar tengah hari, tepatnya saat korban usai menunaikan ibadah salat zuhur berjemaah.
Setelah menunaikan ibadah salat zuhur, korban kemudian membaca Alquran bersama dua jemaah lainnya. Tidak lama kemudian, pelaku yang diidentifikasi bernama Samid (65) tiba-tiba masuk ke dalam musala dengan membawa celurit. Di dalam musala Samid marah-marah tidak jelas.
Melihat kejadian itu, Usman dan dua orang jemaah lainnya berusaha untuk menenangkan Samid. Namun mereka malah dianiaya oleh pelaku. Bahkan Usman menerima beberapa bacokan yang dilakukan oleh pelaku. Akibat bacokan tersebut, Usman mengalami luka yang cukup parah di telinga kiri, lengan bagian kiri, serta leher sebelah kiri.
Baca juga: Gadis 11 Tahun Nekat Tikam Guru di Depan Teman-temannya
Setelah itu, korban dilarikan ke Puskesmas Ngulin, sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit M Sholeh Kota untuk mendapatkan pertolongan medis.
Menurut keterangan dari adik korban, Muhaimin, selama ini pelaku memang cenderung tidak senang saat mendengar ada orang yang mengaji, terlebih jika menggunakan pengeras suara.
"Itu tadi jam dua (14.00 WIB), datang marah-marah bawa arit. Dia nggak suka ada orang ngaji. Benci sama orang ngaji," kata Muhaimin di Musala Al Usmani, seperti dikuti Detikcom, Jumat (1/11/2019).
Baca juga: Pria Ini Penggal Kepala Bayi Berusia 8 Bulan
Lebih parah lagi, pelaku sempat menendang dan menginjak-injak kitab suci Alquran.
"Alquran disepak-sepak. Quran diinjak-injak. Ini saksinya ada," imbuh Muhaimin.
Akibat kelakuan pelaku yang terlalu jauh, korban pun merasa marah dan sempat memukul Samid dengan cambuk. Pelaku kemudian semakin marah dan menyabetkan celurit ke arah korban.
Pelaku sempat kabur, setelah membacok Usman. Warga yang mengetahui kejadian itu pun marah dan mengejar pelaku. Pelaku akhirnya ditangkap oleh warga saat sembunyi di rumah putrinya, M. Warga kemudian menghajarnya beramai-ramai sampai pelaku mengalami luka lebam di bagian pelipis dan pipi.
Baca juga: Dianggap Bisa Tingkatkan Gairah Seksual, Pria Ini Nekat Makan Penis Beruang
Beruntung, petugas dari Polsek Nguling pun datang tepat waktu dan mengamankan pelaku dari amukan warga. Pelaku kemudian dibawa ke RSUD Grati untuk mendapat perawatan. Setelah itu, dibawa ke Mapolsek untuk menjalani pemeriksaan.
"Setelah kejadian, pelaku melarikan diri ke arah barat dan dikejar warga dan dapat ditangkap oleh warga di rumah putrinya. Selanjutnya diamankan oleh petugas dan dibawa ke RSUD Grati," jelas Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota, AKP Slamet Santoso.
Saat ini, polisi masih mendalami motif pembacokan tersebut.
"Pemeriksaan intensif dan proses penyidikan kami lakukan," lanjutnya.
Baca juga: Anak di Bawah Umur Jadi Otak Pembunuhan, Suruh Eksekutor Bacok Pria yang Lagi Ngopi
Slamet mengatakan, menurut keterangan sejumlah warga, pelaku memang dikenal seringkali marah-marah. Ada dugaan kebiasaan marah-marah tersebut karena pelaku mengalami gangguan jiwa.
"Pemeriksaan intensif dan proses penyidikan kami lakukan. Namun kami juga akan memeriksa kondisi kejiwaan pelaku. Akan kami periksa dengan mendatangkan ahli jiwa," ujar Slamet.
Namun, dugaan kelainan jiwa langsung dibantah oleh adik korban. Muhaimin yakin bahwa tindakan pelaku yang marah-marah sampai berujung pada pembacokan dilakukan dalam keadaan sadar.
"Ya, bukan kelainan jiwa. Kalau kelainan jiwa sejak dulu itu bunuh orang. Memang disengaja itu," pungkasnya.