Jauh Sebelum Alexis Ditutup, Praktik Prostitusi Sudah Bermunculan, Bahkan Lebih Liar. Macau Po Salah Satunya
13 Juni 2020 by Awawa YogartaJauh sebelum Indonesia merdeka, beberapa tempat prostitusi ini bak primadona!
Penutupan hotel Alexis yang diduga terindikasi melakukan praktik prostitusi terselubung oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memang cukup menghebohkan publik.
Jauh sebelum beredarnya surat penolakan perpanjangan izin dari Pemprov DKI Jakarta per tanggal 27 Oktober 2017, sebenarnya hotel yang berlokasi Jl. R. E. Martadinata No.1, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara itu sebenarnya sudah resmi tutup sejak Juli 2017, saat Gubernur DKI Jakarta masih dipegang oleh Djarot Saiful Hidayat.
Prostitusi tempo doloe
Namun jauh sebelum hingar-bingar hotel Alexis menyeruak ke publik, puluhan bahkan ratusan tahun lalu sebenarnya sudah ada kejadian serupa, hal ini diungkapkan oleh pemerhati sejarah, Wenri Wanhar, yang menuturkan jika jauh sebelum Indonesia berdiri, upaya melegalkan praktik prostitusi itu sudah pernah dilakukan, tepatnya pada jaman penjajahan Belanda.
"Sejak jaman Batavia dipimpin Jan Pieterszoon (JP) Coen, zaman kemerdekaan hingga Gubernur Ali Sadikin, prostitusi dilegalkan," kata Wenri.Singkatnya uraian oleh pemerhati sejarah, Wenri Wanhar, singkatnya seperti ini;
Lahirnya prostitusi pertama, Macao Po
Prostitusi pertama bernama Macao Po, letaknya di Stasiun Kota, Jakarta (Ensiklopedi Jakarta yang diterbitkan Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemprov DKI Jakarta tahun 2005)
Kemudian, bertambah satu lagi di Gang Mangga, tidak jauh dari Macao Po dengan pelangga kelas bawah. Pelacurnya sendiri berasal dari berbagai macam etnis, mulai dari Indonesia, pribumi, hingga Tionghoa. Penyakit sipilis awalnya dari tempat ini, makanya dulu disebut penyakit Gang Mangga.
Berikutnya muncul lagi Soehian, pesaing Gang Mangga, namun lokalisai ini ditutup pada awal abad ke-20 lantaran sering memicu kerusuhan rasial.
Baca juga: 10 Artis Indonesia Ini Sempat Terseret Kasus Prostitusi Online.
Pasca Kemerdekaan Indonesia, 1950an
Pasca Indonesia merdeka, prostitusi baru kembali muncul, kali ini bernama Gang Huber, yang terletak di kawasan Petojo, Jakarta. Kemudian Wali Kota Sudiro mengganti nama Gang Hauber menjadi Gang Sadar, tujuannya untuk mengubah image dari lokalisasi di tahun 1950-an
Sepuluh tahun kemudian, di Mangga Besar, berdiri prostitusi yang dinamakan Kaligot. Lalu Planet yang berdiri di kawasan Senen Jakarta Pusat.
Baca juga: Artis Terciduk Prostitusi Online, Diduga Finalis Putri Indonesia?
Era Ali Sadikin
Sementara lokalisasi murah yang berlokasi di Stasiun Senen sampai Gunung Sahari dibubarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Pelacuran murah ini biasa mangkal di gubuk-gubuk kardus dan gerbong kosong.
Pada periode 1970 - 1980an, pelacuran semakin berkembang di Kramat Tunggak. Kurang lebih 2000 pelacur lintas negara dan negara, ada yang dari Subang, Indramayu, Cirebon bahkan Belanda. Namun pada tahun 1999, Sutiyoso, Gubernur DKI kala itu memutuskan untuk membubarkan Kramat Tunggak dan mengubah lokasi ini menjadi Islamic Center.
Baca juga: Terlibat Prostitusi Online, Artis Inisial "R" Diperiksa Polisi. Siapa Dia?
Jadi, hotel Alexis bukanlah yang pertama, sepanjang sejarah peradaban praktik prostitusi pasti ada! Bahkan mirisnya, cikal bakal praktik semacam ini berawal dari barak-barak militer sekitar abad ke-17 di Batavia. Sumber : Liesbeth Hesselink dalam bukunya "Prostitution: A Necessary Evil, Particularly in the Colonies".