Akibat Jalan Rusak, Ibu Ini Terpaksa Lahirkan Bayinya di Pinggir Jalan dan Diberi Nama "Borojol"

Akibat Jalan Rusak, Ibu Ini Terpaksa Lahirkan Anaknya di Pinggir Jalan dan Diberi Nama "Borojol"
Akibat Jalan Rusak, Ibu Ini Terpaksa Lahirkan Anaknya di Pinggir Jalan dan Diberi Nama "Borojol" | regional.inews.id

Untung ibu dan anak dalam kondisi sehat

Nama adalah doa. Itulah yang diyakini oleh sebagian masyarakat di Indonesia, meski begitu ada juga penganut Willian Shakespeare yang mengatakan, "Apalah arti sebuah nama?" Namun yang jelas, setiap orangtua pasti punya alasan masing-masing tentang pemberian anaknya.

Umumnya nama seorang anak yang diberikan oleh orangtua memuat makna tertentu yang memuat berbagai harapan dan doa. Ada juga orangtua yang memberikan nama berdasarkan peristiwa yang terjadi ketika kelahiran, misalnya yang berhubungan dengan hari-hari penting.

Penamaan anak berdasarkan peristiwa ternyata juga dilakukan oleh Kepala Desa Cibarani, Kecamatan Ciriten, Kabupaten Lebak, Dulhani. Karena bayi tersebut dilahirkan di jalan yang rusak, maka Dulhani memberi bayi itu nama Borojol.

Akibat Jalan Rusak, Ibu Ini Terpaksa Lahirkan Anaknya di Pinggir Jalan dan Diberi Nama "Borojol"
Akibat Jalan Rusak, Ibu Ini Terpaksa Lahirkan Anaknya di Pinggir Jalan dan Diberi Nama "Borojol" | www.happyfamilyorganics.com

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (11/3/2020), Dulhani menuturkan bahwa nama itu ia pilih karena bayi tersebut dilahirkan di jalan saat hendak menuju puskesmas.

Baca juga: Tidak Dapat Ikan, Pemancing Malah Temukan Mayat Pria Lansia di Sungai Cikeruh Sumedang

Saat itu sang ibu merasakan adanya tanda-tanda bahwa anaknya akan segera lahir. Maka dia pun segera berangkat ke puskesmas di Kabupaten Lebak, Banten, untuk menjalani proses persalinan.

Namun karena kondisi jalan yang rusak menghambat perjalanan sang ibu. Sehingga sebelum sampai di puskesmas, bayi tersebut sudah keburu lahir. Karena itulah dia kemudian dinamai Borojol oleh Dulhani.

Syukurlah, bayi tersebut lahir dalam kondisi sehat. Sekarang dia berada di rumah orangtuanya yang beralamat di Kampung Pasir Sempur.

Baca juga: Usai Mengamen di Rumah Makan, Anak Punk Ini Dikeroyok hingga Dibakar

"Anaknya laki-laki, dikasih nama Borojol, saya yang kasih nama," kata Dulhani.

Akibat Jalan Rusak, Ibu Ini Terpaksa Lahirkan Anaknya di Pinggir Jalan dan Diberi Nama "Borojol"
Akibat Jalan Rusak, Ibu Ini Terpaksa Lahirkan Anaknya di Pinggir Jalan dan Diberi Nama "Borojol" | hellosehat.com

Nama tersebut dipilih berdasarkan peristiwa ketika anak tersebut lahir secara tiba-tiba. Kata Dulhani, pihak keluarga juga sudah setuju dengan nama tersebut. Bahkan mereka menyerahkan sepenuhnya pemberian nama bayi itu pada kades.

"Enggak apa-apa, mereka kemarin tanya ke saya, ya sudah Borojol saja, karena lahirnya kan ngeberojol di jalan," kata dia.

Baca juga: Geger! Status Facebook Ini Ramal Virus Corona Sejak 4 Tahun Lalu

Sebelumnya, Sari (28), warga Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak, Banten, terpaksa melahirkan di pinggir jalan. Bayi itu lahir secara tiba-tiba dalam perjalanan ke puskesmas pada Senin (9/3/2020) siang.

Dari rumahnya di Kampung Pasir Sempur, Desa Cibrani, Sari harus menempuh jarak sejauh 20 kilometer dengan menggunakan sepeda motor. Saat itu jalan yang dilaluinya tengah dalam kondisi rusak, sehingga menyebabkan ban sepeda motor yang ditumpanginya kempes. Akibatnya, Sari terpaksa melahirkan sebelum sampai ke puskesmas.

Akibat Jalan Rusak, Ibu Ini Terpaksa Lahirkan Anaknya di Pinggir Jalan dan Diberi Nama "Borojol"
Akibat Jalan Rusak, Ibu Ini Terpaksa Lahirkan Anaknya di Pinggir Jalan dan Diberi Nama "Borojol" | awsimages.detik.net.id

Menurut Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, hal yang menjadi penyebab Sari harus melahirkan di jalan karena program yang dibuatnya tidak berjalan dengan maksimal.

Baca juga: Tak Bisa Menahan Diri, Pria di Tulungagung Tega Setubuhi Pacar yang Lagi Datang Bulan

"Kita ada gerakan masyarakat melalui Perbup Tahun 2016 No 26, terkait pemasangan bendera-bendera di rumah ibu hamil," kata Iti, seperti dikutip Kompas.com, Rabu (11/3/2020).

Dia mengatakan bahwa program pemasangan bendera di rumah ibu hamil adalah salah satu bentuk upaya gotong-royong agar masyarakat dan perangkat desa siaga jika ibu hamil membutuhkan bantuan.

Artikel Lainnya

Gagasan tersebut dibuat karena masih banyak desa di Kabupaten Lebak yang jauh dari pusat layanan kesehatan. Namun karena pemasangan bendera tidak dilakukan di rumah Sari, sehingga insiden melahirkan dalam perjalanan ke puskesmas ini dianggap bisa terjadi.

Tags :