Hebat! Sempat Disuruh ke Kamar, Ini Kisah Dua Polwan yang Menyamar Jadi PSK Demi Bongkar Bisnis Esek-Esek
20 Maret 2019 by Ririh DirjaDemi profesionalitas ketakutan pun mereka lawan. Jadi polwan emang nggak gampang!
Profesi menjadi polwan bukanlah pekerjaan yang mudah. Terkadang untuk menjaga profesionalitas dalam bekerja hal terberat pun harus mereka lakukan. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh dua polwan pemberani ini.
Dilansir dari Tribunnews.com, demi tugas dua orang polwan ini menyamar menjadi wanita tuna susila alias PSK di Bali. Dua orang polwan tersebut adalah Brigadir Popy memakai nama Dewi dan Bripda Fitria menjadi Bella.
Diketahui, Brigadir Popy Puspasari dan Bripda Fitria Oktavia merupakan dua polwan anggota Satreskrim Polres Garut. Dua polwan cantik tersebut ditugaskan untuk mengunjungi daerah wisata yang sudah terkenal dijadikan tempat prostitusi.
Menyamar menjadi PSK untuk mengungkap sindikat perdagangan manusia
Dua polwan cantik itu ternyata memiliki misi khusus untuk membongkar sindikat perdagangan manusia atau human trafficking. Brigadir Popy Puspasari dan Bripda Fitria Oktavia berhasil mengungkap jaringan sindikat perdagangan orang untuk dipekerjakan menjadi pekerja seks komersial (PSK) di salah satu tempat hiburan di Bali.
Brigadir Popy menyatakan bahwa dia sempat berbincang dan melakukan wawancara dengan karyawan yang bekerja di sana, sebelum akhirnya dia diterima bekerja.
"Awalnya masuk ke sana diwawancara dulu sama karyawan di sana," ujarnya pada hari Minggu (18/3/2018).
Mereka tidak sampai melayani tamu
Ternyata dalam praktiknya, tempat prostitusi ini tidak memberi persyaratan yang menyulitkan. Popy mengaku wawancaranya sangat singkat. Hanya diwawancara sebentar dan ditanya atas kesiapaanya ia langsung disuruh beristirahat di kamar.
"Setelah diwawancara dan saya menyatakan siap, kemudian disuruh istirahat di kamar," ujarnya.
Saat itu ia belum sempat melayani tamu. Sehingga saat di kamar, Popy langsung menghubungi tim Satreskrim Polres Garut pimpinan Kasatreskrim AKP Aulia Djabar yang telah berada di dekat tempat hiburan tersebut.
"Jadi enggak lama, enggak sampai disuruh melayani tamu," tambah Popy.
Proses penyamaran ini ternyata juga tidak berlangsung lama. Kurang lebih hanya dilakukan selama satu jam saja.
"Jadi enggak lama menyamarnya, paling satu jam lebih," kata Kapolres Garut, AKBP Budi Satria Wiguna.
Berkat keberanian polwan ini, petugas dapat menggerebek lokalisasi tersebut
Tidak hanya menjadi tempat prostitusi saja, ternyata tempat tersebut juga menjadi tempat perdagangan manusia. Berkat jasa kedua polwan tersebut akhirnya unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Garut membongkar aksi perdagangan manusia di kawasan Sanur, Denpasar Selatan.
Penggerebekan dilakukan sesuai laporan orangtua yang anaknya dijadikan budak seks. Pemilik Bungalow di kawasan 505 pun akhirnya juga berhasil diringkus oleh polisi.
Polres Garut dan Bali pun juga saling bekerjasama untuk mengungkap kasus tersebut. Hingga akhirnya mucikari pun berhasil tertangkap.
"Memang ada penggerebekan di Bungalow 505. Dan pengelolanya diamankan. Kami hanya memback-up, karena laporan adanya human trafficking di Garut," ujar Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo.
Keberanian dua polwan ini memang harus diacungi jempol. Demi profesionalitas tugas mereka rela berpura-pura menjadi seorang PSK. Atas aksinya tersebut, akhirnya sindikat perdagangan manusia di kawasan Sanur Denpasar Selatan berhasil terungkap.