Dipercaya Sebagai Keturunan Manusia, Buaya Ini Disambut Upacara Adat Hingga Dibungkus Kain Kafan

Ilustrasi buaya
Ilustrasi buaya | www.bbc.com

Ternyata kepercayaan tersebut tertuang dalam kitab sastra Bugis kuno, Lagaligo

Sebuah kepercayaan dan tradisi memang harus selalu dihargai, sebagaimana kepercayaan masyarakat Bugis-Makassar yang memuliakan buaya dan menganggapnya sebagai keturunan manusia. Tradisi ini mulai dikenal melalui media sosial setelah seekor buaya yang muncul di Sungai Tallo, Kota Makassar pada Selasa (11/11/2020) menjadi viral lantaran dianggap sebagai tamu terhormat.

Buaya itu bahkan dimuliakan oleh masyarakat sekitar yang menyambutnya dengan tabuhan gendang dan upacara adat, serta membungkus buaya tersebut menggunakan kain kafan.

Baca Juga : Buaya Australia Diduga Migrasi Seberangi Samudra Hindia Dekati Indonesia, Ilmuwan Beberkan Buktinya

1.

Dianggap keturunan manusia

Ilustrasi buaya
Buaya dianggap keturunan manusia | sumsel.suara.com

Mengutip detikcom (13/11/2020), buaya yang muncul di Sungai Tallo itu lalu dibawa oleh salah seorang warga yang bernama Muliadi. Ia membawa buaya tersebut untuk kemudian dianggap sebagai tamu terhormat di kediamannya di Jalan Pacinan, Kelurahan Tello Baru, Panakkukang, Kota Makassar.

Muliadi merasa yakin bahwa buya yang ia bawa itu adalah kerabatnya sendiri. Salah seorang kerabat Muliadi yang bernama Firman juga mengatakan bahwa buaya tersebut memang keturunan manusia.

Berdasarkan informasi dari warga, Muliadi mengungkapkan bahwa buaya itu merupakan buaya keturunan manusia bernama Halimah. Saat pertama muncul, buaya tersebut sempat akan dipanah dan dipukul menggunakan balok oleh warga sekitar.

Informasi yang saya dapat, buaya itu sempat terluka akibat dianiaya nelayan yang melintas di seputaran sungai. (Dianiaya) dengan balok dan panah karena dikira ikan, jelas Bripka Muhammad Kazim selaku Bhabinkamtibmas Tello Baru.

Baca Juga : Beredar Foto Bangkai Buaya Raksasa Terapung di Sungai Kayan, Netizen Malah Sibuk Bahas ‘Anunya’

2.

Menghargai kepercayaan masyarakat

Ilustrasi buaya
Buaya dianggap keturunan manusia | www.vice.com

Bripka Muhammad Kazim mengungkapkan bahwa awalnya banyak warga yang saling memberi tahu setelah kemunculan buaya pada Selasa (10/11/2020) sekira pukul 22.00 WITA. Awalnya buaya sempat dibiarkan di pinggir sungai dan dillihat kembali pada Rabu (11/11/2020). Saat itu ternyata sudah ramai masyarakat yang mengambil video maupun foto dari buaya yang kemudian viral di media sosial.

Lalu buaya tersebut dibawa kembali ke salah satu rumah warga di Jl Pacinang 5 milik lelaki Muliadi untuk dipertemukan dengan orang yang mengaku keluarga dari buaya tersebut, tambahnya.

Bripka Muhammad Kazim menghargai tradisi dari masyarakat itu sehingga tidak memaksa ketika menyuruh warga menaruh buaya di dalam sangkar.

Untuk menghargai dan menghormati kepercayaan mereka sehingga saya tidak melakukan upaya paksa, lanjutnya.

Kemudian pada Kamis (13/11/2020), buaya kembali dibawa oleh warga dan dilepaskan di Sungai Tallo Makassar dengan upacara adat.

Baca Juga : Nekat! Orang Ini Susuri Sungai Penuh Buaya, Netizen Sampai Merinding!

3.

Tertuang dalam kitab Sastra Bugis Kuno

Ilustrasi buaya
Buaya dianggap keturunan manusia | news.detik.com

Masih melansir dari sumber yang sama, kepercayaan manusia yang memiliki kembaran sebagaimana yang diyakini oleh masyarakat Bugis-Makassar telah tertuang dalam kitab sastra Bugis Kuno, Lagaligo. Hal itu diterangkan oleh Prof Dr Nurhayati Rahman yang merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (Unhas).

Di dalam kitab Lagaligo juga diterangkan bahwa masyarakat Bugis-Makassar percaya apapun yang berasal dari langit dan bawah laut adalah bagian dari dirinya, termasuk keyakinan bahwa buaya adalah kembaran dari manusia.

Jadi mereka percaya setiap manusia itu lahir di dunia ini ada kembarannya. Ada yang kembaran air, ada yang kembaran ular, tapi pada umumnya mereka menganggap kembaran adalah buaya, terang Prof Dr Nurhayati Rahman.

Artikel Lainnya

Keberagaman yang berlimpah merupakan anugerah terindah yang patut kita syukuri dan banggakan. Pasti di daerah kalian juga ada tradisi tertentu yang unik kan?

Tags :