Berstatus Gunung Tertinggi Kedua di Dunia, Ini Deretan Misteri Gunung K2

1.

Asal usul nama K2

Tidak seperti gunung lainnya, Gunung K2 ini memiliki penamaan yang cukup robotik. Pemberian nama ini bermula pada tahun 1856 kala tim surveyor asal Inggris yang dipimpin T.G. Montgomery melakukan survey di kawasan Pegunungan Himalaya.

Survey dilakukan untuk mengetahui seperti apa kondisi yang ada di perbatasan India dan Cina sekaligus mengantisipasi kalau Kekaisaran Rusia melakukan perluasan wilayah ke sebelah Selatan.

Baca Juga: 4 Orang Ini Ngaku Pernah Berhubungan Seks dengan Hantu, Ada yang Sampai Klimaks

Untuk mengidentifikasi gunung-gunung yang ada di sana, Montgomery bersama timnya menamai gunung-gunung tersebut dengan menggunakan huruf K disertai angka yang merujuk pada tingkat ketinggian masing-masing gunung. Gunung K2 sendiri dinamakan demikian karena merupakan gunung tertinggi kedua di dataran tinggi Karakoram.

Penamaan Gunung K2 sendiri pada awalnya hanya untuk kepentingan pendataan. Namun, saat Montgomery bersama tim pergi menemui penduduk lokal dan bertanya perihal nama masing-masing gunung, ternyata penduduk lokal menamai Gunung K2 dengan nama yang berbeda-beda. Mulai dari Gasherbrum hingga Kanjut Sar.

Beragamnya penamaan dari Gunung K2 sendiri tidak terlepas dari fakta bahwa lokasi K2 yang berada di wilayah terpencil. Desa terdekatnya saja berjarak 75 mil. Akhirnya sebagai jalan tengah, nama K2 pun digunakan untuk menyebut gunung tertinggi kedua di dunia itu hingga sekarang.

Baca Juga: Kisah Mengerikan Pulau Kematian Poveglia di Italia, Rumah Bagi Arwah Gentayangan

2.

Lebih sulit didaki dari Gunung Everest

Meskipun statusnya sebagai gunung tertinggi kedua setelah Everest, namun faktanya Gunung K2 lebih sulit untuk ditaklukan. Bahkan saking sulitnya, pendaki professional asal AS yang bernama George Bell menggambarkan K2 sebagai gunung ganas yang senantiasa berusaha untuk membunuh para pendaki.

Bell sendiri tidak mampu sampai ke puncak lantaran mengalami pembekuan pada kakinya dan harus dijemput ketika mendaki Gunung K2.

Baca Juga: Selain COVID-19, Ini Penyakit Mematikan yang Serang Sistem Pernapasan Manusia

Tingkat kesulitan pendakian K2 tidak terlepas dari topografinya. Gunung Everest memiliki topografi yang amat curam, namun kemudian menjadi landai sehingga perjalanan bisa dilanjutkan dengan berjalan kaki.

Namun, K2 memiliki tingkat kelandaian yang amat sedikit serta akses yang lebih sulit. Selain itu, K2 juga kerap mengalami longsor dan batu yang jatuh dari ketinggian. Bahkan cuaca yang ada di K2 tidak bersahabat dan sulit untuk diprediksi.

3.

Kutukan bagi para pendaki wanita

Gunung K2 juga memiliki reputasi yang cukup buruk bagi para pendaki wanita. Pasalnya, tiap ada pendaki wanita yang berhasil mencapai puncak, maka tidak lama kemudian mereka akan meninggal dunia. Misalnya saja Wanda Rutkietz, pendaki wanita pertama yang berhasil mencapai puncak K2.

Baca Juga: Dari Bakar Diri hingga Minum Racun, Ini 5 Sekte Mengerikan di Dunia yang Berakhir Tragis

Enam tahun berselang, ia meninggal saat sedang melakukan pendakian di Gunung Kanchejunga. Selain itu, ada pula pendaki yang bernama Liliane Barrard. Ia bersama dengan sang suami harus meregang nyawa ketika tengah menuruni K2 pada tahun 1986.

Mungkin dari sekian banyak pendaki wanita, hanya Edurne Pasaban yang mampu selamat dari kutukan tersebut. Bahkan ia sempat melakukan beberapa pendakian lainnya sehingga menjadikan dirinya sebagai pendaki wanita pertama yang berhasil menaklukan puncak semua gunung dengan ketinggian 8.000 meter lebih.