Dancing Plague, Wabah Mengerikan yang Membuat Penderitanya Menari Sampai Mati

Dancing plague, Wabah Aneh yang Membuat Penderitanya Menari Sampai Mati | www.boombastis.com

Nggak ada yang tahu penyebab pasti kenapa orang-orang ini menari tanpa henti

Saat ini dunia tengah disibukkan dengan wabah penyakit yang bernama Sars-Covid-19. Wabah penyakit ini menyerang saluran pernapasan manusia sehingga mereka yang menderita penyakit ini akan mengalami sesak napas dan bisa berujung pada kematian.

Jauh sebelum munculnya wabah Covid-19, ada sebuah wabah yang bisa dikatakan cukup unik. Pasalnya, para penderita akan menari dengan sendirinya tanpa henti hingga mati kelelahan. Wabah tersebut dinamakan dancing plague.

Seperti apa kisahnya? Melansir Boombastis.com, berikut ini ulasan singkatnya untuk kamu semua. Langsung aja kalau gitu kita Keepo bareng-bareng artikelnya.

1.

Dancing plague

Dancing plague | www.boombastis.com

Wabah menari yang dikenal dengan nama dancing plague ini pertama kali diderita oleh seorang perempuan bernama Troffea. Wabah ini sendiri muncul di wilayah Strasbourg, Prancis pada Juli 1518. Ketika semua orang melakukan aktivitas seperti biasa, Troffea tiba-tiba muncul ke publik sambil menari-nari.

Baca Juga: Selain Kamar Mayat, Inilah Spot Angker yang ada di Rumah Sakit!

Padahal tidak ada lagu yang diputar pada saat itu. Akhirnya tarian Troffea menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat Strasbourg. Sayangnya, itu adalah sebuah hiburan yang tidak pantas dikatakan sebagai hiburan.

Pasalnya, Troffea terus saja menari selama berhari-hari tanpa henti. Ngerinya lagi, entah kenapa satu per satu orang mulai mengikuti Troffea hingga akhirnya ratusan orang berkumpul sambil menari-nari. Selain terus menari, mereka juga tidak makan dan minum.

2.

Para penari mulai berguguran

Para penari mulai berguguran | www.boombastis.com

Diperkirakan pada saat itu sekitar 400-an orang berkumpul sambil menari-nari seperti orang gila. Karena melakukan tarian yang tanpa henti, akhirnya satu per satu penari mulai berguguran.

Baca Juga: Dikaitkan dengan Tuhan, Ternyata Angka 'Fibonacci' Punya Peranan dalam Kehidupan!

Kebanyakan dari mereka kehilangan tenaganya setelah berhari-hari menari. Tidak sedikit pula yang meninggal dunia akibat fenomena tersebut. Rata-rata korban meninggal menderita serangan jantung, stroke, dan juga kelelahan ekstrem.

Banyaknya orang yang menari-nari seperti orang gila jelas membuat mereka yang tidak ikut menari kebingungan. Mereka bertanya-tanya, kenapa hal ini bisa terjadi. Sayangnya, mereka tidak dapat menemukan jawaban dari pertanyaan itu.

3.

Penelitian para ilmuwan

Penelitian para ilmuwan | www.boombastis.com

Mendengar adanya fenomena unik seperti ini, para ilmuwan pun langsung melakukan penelitian. Mereka melakukan serangkaian analisis guna mengetahui penyebab fenomena dancing plague tersebut. Namun, setelah sekian lama meneliti, mereka tidak sanggup menemukan satu jawaban yang benar-benar konkret.

Baca Juga: Merinding! Meski Terlihat Lucu, Kucing Ini Disebut Bisa Prediksi Kematian Seseorang

Para peneliti hanya bisa menduga-duga terkait penyebab munculnya fenomena ini. Salah satu hipotesa yang cukup terkenal adalah para penderita mengalami sesuatu yang dinamakan hot blood.

Namun, hipotesis tersebut tidak pernah meyakin para peneliti lainnya. Ada juga dugaan lain yang menyebutkan jiwa penderita dancing plague mengonsumsi makanan tertentu sehingga menimbulkan efek yang demikian.

4.

Mitos dancing plague

Mitos dancing plague | www.boombastis.com

Fenomena ini tidak hanya menarik dari sisi ilmu pengetahuan, tetap juga dari sisi kepercayaan. Mitosnya, dancing plague ini dikaitkan dengan hal-hal yang gaib.

Baca Juga: Bukan Sekadar Fiksi, Ritual Sihir yang Berasal dari Agama Tertua Ternyata Pernah Ada!

Ada juga salah satu cerita yang menyebutkan jika dancing plague adalah semacam upaya untuk menyembuhkan penyakit. Jadi, dengan menari-nari tanpa henti, maka dipercaya akan menimbulkan efek-efek pengobatan tertentu.

Teori lain tentang fenomena ini menyebutkan jika dancing plague merupakan semacam ritual dari aliran kepercayaan tertentu. Hal itu dikaitkan dengan prosesi tariannya yang dilakukan oleh ratusan orang. Teori ini mudah untuk dipatahkan karena pada awalnya, hanya satu orang yang melakukan tarian tersebut.

5.

Menyebar ke sebagian besar Eropa

Menyebar ke sebagian besar Eropa | www.boombastis.com

Siapa sangka wabah dancing plague ini bisa menyebar hampir ke seluruh negara yang ada di Benua Biru? Selain Prancis, wabah ini diketahui juga muncul di Negara Jerman, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya.

Fenomena ini lantas menyebabkan naiknya angka kematian di Eropa pada waktu itu. Kenapa? Karena setiap hari selalu saja ada orang yang meninggal akibat melakukan tarian selama berhari-hari tanpa henti.

Artikel Lainnya

Itu dia ulasan singkat tentang dancing plague. Terbaru, John Waller, seorang ahli sejarah kedokteran di Michigan State University dalam bukunya yang berjudul "A Time to Dance, A Time to Die" menyebutkan jika fenomena dancing plague berkaitan erat dengan perubahan kehidupan di Strasbourg.

Memang pada saat itu, dunia tengah mengalami serba ketidakpastian lantaran banyaknya peristiwa buruk yang terjadi, seperti kegagalan panen, kelaparan, munculnya penyakit cacar, serta berbagai penyakit mematikan lainnya. Menurutnya, dancing plague ini merupakan salah satu respons otak terhadap kesengsaraan, sugesti, dan kepercayaan.

“Otak di bawah tekanan berat selalu menghasilkan sensasi dan perilaku tertentu, walaupun di luar kehendak sendiri, memunculkan pemikiran dan keinginan penderita serta masyarakat di sekitar mereka,” sebutnya melansir Historia.

Tags :