Sedih Banget, Candi Borobudur Ditempeli Ribuan Permen Karet oleh Ulah Pengunjung

Sedih, Ribuan Permen Karet Menempel di Candi Borobudur! | travelspromo.com

Duh, kenapa bisa begini, ya?

Baru-baru ini muncul sebuah pemberitaan tentang adanya kasus vandalisme yang terjadi pada salah satu monumen terbesar dan bersejarah milik Indonesia, yakni Candi Borobudur. Kasus vandalisme yang menimpa Candi Borobudur berbentuk noda bekas permen karet yang jumlahnya mencapai ribuan.

Hal itu diutarakan oleh Balai Konservasi Borobudur (BKB) yang menyampaikan bahwa terdapat 3000 noda permen karet yang menempel di bebatuan Candi Budha terbesar di dunia ini. Saat ini, pihak pengelola tengah berupaya untuk membersihkan bekas noda permen karet yang masih terlihat di beberapa bagian candi.

1.

Berasal dari pengunjung

Berasal dari pengunjung | travel.detik.com

Tri Hartono selaku Kepala BKB mengatakan kalau vandalisme yang ditemukan berupa permen karet yang menempel di candi. Permen karet ini berasal dari pengunjung dan tersebar di beberapa area candi.

"Itu dari vandalisme pengunjungnya yang di pengamatan kita dan selalu kita lakukan pembersihan. Ada semua, teras stupa," kata Tri kepada wartawan di kantornya, Kamis (13/2/2020) seperti yang dikutip dari laman Detik.com.

Baca juga: Viral Wanita Dikasari dan Ditarik Jilbabnya hingga Lepas di KRL

2.

Sudah dilengkapi hardware dan software

Sudah dilengkapi hardware dan software | travel.detik.com

Sebenarnya Candi Borobudur telah dilengkapi dengan berbagai peralatan canggih guna mencegah terjadinya aksi vandalisme seperti ini. Hari Setyawan selaku Staf BKB Bagian Keamanan mengatakan kalau Candi Borobudur telah dilengkapi dengan perangkat hardware dan software sehingga dapat membantu jalannya pengawasan. Namun, ternyata aksi vandal masih saja terjadi dan tidak terdeteksi.

"Salah satunya vandalisme corat-coret yang sudah menurun untuk di tahun 2019 dari 2018 itu dari jumlah vandalisme 5 turun menjadi 2 untuk grafiti sehingga tidak banyak. Vandalisme yang sulit kita kontrol saat ini adalah permen karet," kata Hari.

Baca juga: Ribuan Burung Gagak Misterius di Langit Wuhan, Pertanda Corona Makin Ganas?

3.

Vandalisme banyak ditemukan di lantai 7, 8, 9, 10

Vandalisme banyak ditemukan di lantai 7, 8, 9, 10 | www.beritamagelang.id

Hari menuturkan kalau para pengunjung memperhatikan secara detail pada teras atau stupa, maka mereka akan mengetahui bahwa terdapat noda bekas permen karet di tempat tersebut. Selain itu, menurut Hari, lantai 7, 8, 9, dan 10 juga menjadi korban dari aksi vandalisme.

"Apabila bapak ibu memperhatikan secara detail pada lantai, pada stupanya akan ada noda putih-putih, berbentuk bulat, itu adalah noda-noda permen karet yang dihasilkan oleh pengunjung. Tentu saja susah kita kontrol. Kita tidak mungkin kan orang masuk sini,'mas mulutnya dibuka mas, ada permen karetnya tidak", itulah yang sulit kita kontrol," katanya.

Baca juga: Pelanggan Ngidam Bakpia, Ojol Ini Rela Kirim Pesanan dari Jogja ke Jakarta

"Petugas yang berjaga di lapangan tentu saja mungkin bisa mengendalikan, tapi mungkin juga banyak yang sulit untuk terdeteksi sehingga sampai detik ini pada seluruh Candi Borobudur ada sekitar 3.000 noda permen karet. Noda ini yang secara berangsur-angsur kita hilangkan. Itu terakumulasi sejak Borobudur dibuka untuk kunjungan. Yang paling banyak volumenya tentu ada di lantai ke-7, ke-8, ke-9 dan ke-10. Nah tentu saja ini menjadi keprihatinan kita," lanjutnya.

4.

Kebijakan BKB untuk mengatasi vandalisme

Kebijakan BKB untuk mengatasi vandalism | www.beritamagelang.id

BKB sebagai pihak pengelola Candi Borobudur tidak berdiam diri dengan adanya kasus vandalisme ini. Oleh sebab itu, pihak BKB saat ini membatasi kunjungan wisatawan hingga sampai di lantai ke-8.

Dengan demikian, kebijakan ini ada bukan untuk menutup kawasan Candi Borobudur sebagai tempat kunjungan wisata, melainkan hanya untuk membatasi jumlah lantai yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan.

Baca juga: Tempat Keramat Ini Jadi Area Semedi Favorit Para Tokoh Nasional, Termasuk Presiden!

"Dan mungkin kebijakan yang ada saat ini adalah membatasi, bukan menutup. Membatasi kunjungan di lantai 9 dan 10. Akan kita tindaklanjuti juga dari pemeliharaan mungkin dengan menghilangkan noda permen karet. Karena tidak bisa langsung digosok gitu tidak akan hilang karena noda itu sudah terjadi mungkin puluhan tahun atau bahkan lebih dari satu tahun noda itu menempel," pungkas Hari.

Artikel Lainnya

Sungguh menyedihkan melihat situs bersejarah seperti Candi Borobudur ini menjadi tempat aksi vandalisme. Entah karena kurangnya pendidikan sejarah atau faktor lainnya, yang jelas tindakan atau aksi vandalisme ini tidak bisa dibenarkan. Semoga masyarakat Indonesia segera sadar dan tetap menjaga kesucian dan kebersihan dari tempat bersejarah seperti Candi Borobudur ini.

Tags :