Berkedok Riset Seks Swinger, Diduga Oknum Dosen Kampus di Jogja Lakukan Pelecehan Seksual
04 Agustus 2020 by Dea DezellyndaMengaku di media sosial pernah lakukan pelecehan seksual.
Media sosial Facebook dihebohkan dengan pengakuan seorang pria yang diduga oknum dosen telah melakukan pelecehan seksual. Kabarnya pria berinisial BA itu diduga sebagai oknum dosen UGM dan dosen UNU.
Namun hal itu disangkal oleh kedua kampus yang terletak di Yogyakarta tersebut. BA ternyata bukanlah seorang dosen. BA hanyalah alumni UGM yang membantu UNU untuk meningkatkan kualitas kampus.
Mengaku lakukan pelecehan seksual
Dilansir dari Kompas.com, Senin (03/08/20), seorang pria berinisial BA mengaku melakukan pelecehan seksual lewat video yang diunggah di media sosial miliknya. BA melakukan pelecehan dengan mengaku sebagai dosen dengan berbagai kedok, salah satunya melakukan penelitian tentang swinger.
Ia mengakui perbuatannya melalui Facebook. Dalam sebuah rekaman suara, BA mengakui jika dirinya telah melakukan pelecehan seksual. Hal ini dikarenakan ia sering berfantasi swinger.
Baca Juga: Rombongan Keluarga Ini Asyik Piknik dan Makan di Pinggir Jalan Tol
"Terima kasih kepada teman-teman yang sudah mendengarkan video saya ini. Saya membuat rekaman ini dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari siapapun. Saya ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong. Bahwa sesungguhnya saya sebenarnya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata. Hal itu dikarenakan kata swinger sering menghantui saya di setiap waktu dan tempat. Selain berfantasi secara virtual tentang swinger, saya juga pernah melakukan pelecehan secara fisik. Oleh sebab itu secara khusus saya meminta maaf kepada seluruh korban baik dari kampus UGM Bulaksumur, maupun yang lain, yang pernah menjadi korban pelecehan saya baik secara fisik, tulisan maupun verbal sehingga menimbulkan banyak trauma," kata BA dalam rekamannya itu.
Tanggapan UGM
Mendengar kehebohan yang mencatut nama UGM, Kepala Bagian Humas UGM, Iva Ariani menegaskan jika BA bukanlah dosen UGM, melainkan hanya alumni.
"Iya, beliau tercatat di data alumni," kata Iva dalam keterangannya, Senin (3/8/2020).
Baca Juga: The Next Ferdian Paleka! YouTuber Ini Bagikan Daging Kurban Berisi Sampah
UGM menegaskan akan membawa ke jalur hukum apabila BA menyalahgunakan nama UGM dalam melancarkan aksi pelecehan seksual tersebut.
"Jika memang berhubungan dengan sivitas UGM, akan diambil tindakan tegas. UGM mengecam segala bentuk tindak pelecehan dan kekerasan seksual apapun bentuknya dan menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut," imbuh Iva.
Tanggapan rektor UNU
Tak hanya UGM, kasus ini juga menyeret nama Universitas Nahdatul Ulama (UNU). Rektor UNU, Purwo Santoso mengatakan jika ia mengenal BA sebagai mahasiswa UGM. Ia beberapa kali meminta bantuan BA untuk mengembangkan UNU karena kepandaiannya dalam menulis.
"Saya mengenal dia sebagai mahasiswa [UGM] yang sangat bagus dalam karya penulisannya. Dia juga masuk dalam komunitas Bulaksumur, sehingga dari kemampuannya itu saya mengajak dia untuk mengembangkan UNU," jelas Purwo, Senin (3/8/2020).
Baca Juga: Bingung Memilih, Duda di Bali Akhirnya Menikahi Dua Pacarnya Sekaligus
Purwo menegaskan jika BA bukanlah dosen UNU. BA sempat mengaku kepada para korban bahwa dirinya adalah dosen Forensik Akuntansi sehingga para korbannya percaya kepada BA.
"Jadi itu manipulasi, jadi kami tidak punya jurusan forensik akuntansi. Kampus masih dalam akuntasi dasar. Dia [Bambang Arianto] yang mengklaim punya kemampuan di bidang itu. Kami melibatkan dia untuk mendukung kegiatan tersebut dan ikatannya per semester," jelas Purwo.
Pihak UGM meminta para korban untuk melapor kepada polisi jika memang menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan BA.