Reaksi Netizen Terhadap 22 Mei, Desak Prabowo Terima Kekalahan Sampai Terima Kasih TNI-Polri
23 Mei 2019 by Mabruri Pudyas SalimKarena aksi 22 Mei ini netizen beri kecaman sampai ucapan terima kasih kepada para petugas.
Sejumlah massa pendukung Prabowo Subianto berdemo di depan kantor Bawaslu untuk memprotes keputusan Pemilu 2019, yang memenangkan pasangan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024.
Sayangnya aksi tersebut berakhir dengan kericuhan yang menyebabkan jatuhnya korban, baik dari pihak pendemo atau petugas. Tidak hanya itu, akibat aksi tersebut banyak kerusakan yang ditimbulkan.
Tidak mengherankan jika banyak orang yang merasa marah dengan aksi tersebut. Mereka kemudian mengungkapkan perasaan dan pendapat mereka tentang kericuhan itu di media sosial. Bahkan tagar #TangkapPrabowo sempat menjadi trending topic.
Tagar tersebut muncul karena sebagian netizen menilai jika Prabowo adalah orang yang bertanggung jawab atas terjadinya kericuhan 22 Mei di Jakarta itu.
Still happening this morning. We dont want anymore riots. May 1998 and now. Accept your lost.#TangkapPRABOWO pic.twitter.com/28Gd5UHV2q
— Lateral Thinking (@r4nigoes) May 22, 2019
Seorang pengguna Twitter @r4nigoes membagikan satu video dan meminta Prabowo untuk menerima kekalahannya.
"Masih terjadi pagi ini. Kami tidak ingin kerusuhan lagi. Mei 1998 dan sekarang. Terimalah kekalahanmu," katanya.
Baca juga: Viral Foto Brimob Bermata Sipit, Polri: "Semua Anggota Adalah WNI"
Remember, it's still in Ramadhan.#JanganRusuhJagaIndonesia
— Rahmat Heruka (@rahmatheruka) May 23, 2019
Pengguna Twitter lain, @rahmatheruka juga menyatakan bahkan ini masih bulan Ramadhan. Sehingga baiknya menghindari aksi-aksi anarkis dan kekerasan. Sebab, di bulan yang suci ini harusnya bisa mencari pahala sebanyak-banyaknya dan menyebar kebaikan.
"Ingat, ini masih masa Ramadhan," tulisnya.
Idk who did this. Idk which group who did this. But for the first time i feel really ashamed as an indonesian. There is no "peace" in this picture. Please stay safe for everyone ? #saveindonesia pic.twitter.com/STzaxAJI8m
— Nabilla Syafira (@NabillaSyafira_) May 22, 2019
Tagar #saveindonesia juga menjadi trending di Twitter. Pengguna Twitter @NabillaSyafira_ bahkan menggunakannya untuk mengungkapkan rasa kecewanya terhadap kericuhan yang terjadi.
"Saya tidak tahu siapa yang melakukan ini. Saya tidak tahu mana yang melakukan ini. Tetapi untuk pertama kalinya, saya merasa sangat malu sebagai orang Indonesia. Tidak ada 'kedamaian' dalam gambar ini. Tetap jaga keamanan untuk semua orang," tulisnya.
Respect?
— Rebecca (@RibeBecca) May 22, 2019
Thanks for your services to this country? #saveindonesia pic.twitter.com/67wnXkQOfL
Sementara itu, beberapa netizen lain juga menggunakan tagar #saveindonesia untuk mengekspresikan rasa terima kasih mereka kepada anggota polisi dan TNI yang telah melakukan tugasnya untuk mencegah kerusuhan semakin parah.
Sekitar 32.000 personel keamanan telah dikerahkan di seluruh Jakarta, yang sebagian besar terkonsentrasi di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), di mana barikade telah dibuat untuk mencegah pengunjuk rasa memasuki kantor tersebut.
Pengguna Twitter @RibeBecca juga telah mengirimkan sebuah foto sebagai rasa terima kasihnya kepada para petugas yang telah melayani negara ini dengan sangat baik. Dalam foto itu tampak puluhan petugas yang berbaring di lantai. dan mencoba untuk berisitirahat.
"Hormat. Terima kasih atas layanan Anda ke negara ini," kata @RibeBecca dalam captionnya.
Seorang fotografer jurnalistik, Mas Agung Wilis Yudha Baskoro juga sempat mengabadikan sejumlah situasi di sekitar para petugas. Yudha bahkan berhasil menangkap sebuah momen yang menampakkan seorang petugas yang sedang berusaha untuk beristirahat, sementara seorang petugas lain melakukan panggilan video dengan anaknya.
Tidak diragukan lagi jika kerusuhan 22 Mei yang terjadi di Jakarta telah merugikan masyarakat. Banyak orang tidak bisa bekerja, akibat kondisi keamanan yang tidak memungkinkan. Banyak fasilitas publik yang hancur akibat ulah tak bertanggung jawab. Maka tidak mengherankan jika lebih banyak masyarakat yang mengecam aksi tersebut daripada mendukungnya.