Beberapa Pemudik ini Nangis Karena Jalani Karantina di Rumah Berhantu!
17 Mei 2020 by Ike DewiAkibat bandel saat karantina mandiri di rumah, mereka harus nginep di rumah hantu
Tiga pemudik didi Sragen yang baru pulang dari Jakarta, Lampung dan Kalimantan menangis berturut-turut selama dua hari ketika menjalani karantina di rumah hantu.
Sebelumnya, pemerintah desa dan tim satgas Covid-19 di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen, Jawa Tengah memang telah sepakat untuk menggunakan rumah kosong bekas gudang tas itu sebagai tempat karantina pemudik yang bandel saat menjalani isolasi mandiri di rumah.
Sering Diganggu Makhluk Halus
Melansir KOMPAS.com (25/4/2020), para pemudik yang berjumlah tiga orang tersebut mengaku sering diganggu oleh makhluk halus saat menjalani karantina di rumah hantu.
“Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam katanya didatangi dan dibyang-bayangi hantu di rumah hantu,” ucap Mulyono, Kepala Desa Sepat kepada Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).
Orangtua dari para pemudik itu pun merasa iba dan mendesak kepala desa untuk mengijinkan mereka menjalani karantina di rumah masing-masing. Dengan pertimbangan yang matang dan kesepakatan dengan pihak keluarga pemudik, akhirnya Mulyono membolehkan ketiganya untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing, akan tetapi mereka ditegaskan untuk tertib dan tidak keluyuran.
“Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu,” jelasnya.
Sebelumnya mereka memang telah diperitahkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing, namun karena tidak tertib tim Satgas Covid-19 desa setempat menjemput paksa ketiganya untuk dikarantina di rumah hantu.
Baca Juga : Bersebrangan Saat Hadapi Corona, Dua Bupati di Jateng ini Ogah Karantina Pemudik
Rumah Kosong Bekas Gudang Tas
Rumah hantu yang digunakan sebagai tempat karantina pemudik bandel itu adalah bangunan kosong bekas gudang tas. Rumah tersebut telah kosong sekitar 10 tahun. Ide memakai rumah kosong sebagai tempat karantina bertujuan supaya warga bisa mematuhi anjuran karantina di rumah masing-masing dengan tertib, sebab bagi para pelanggar akan dipaksa mengkarantina diri di dalam rumah hantu.
“Niat kita membuat rumah hantu ini adalah untuk karantina bagi pemudik bandel menjalani karantina mandiri di rumah,” tambahnya
Baru Dua Hari Menjalani Karantina
Para pemudik itu dikatakan baru menjalani karantina selama dua hari. Namun mereka sudah menangis ketakutan dan mengaku diganggu mkhluk halus berupa bayangn aneh di dalam rumah tersebut.
Setelah kejadian yang menimpa para pemudik itu, orangtua dari ketiganya memohon pada Mulyono sebanyak tiga kali supaya anak-anaknya dapat menjalani karantina di rumah selama 14 hari. Untungnya, kepala desa memberi izin asalkan ketiganya berjanji untuk tertib sat karantina di rumah.
Baca Juga : Alami Hal Mistis Saat Karantina di Tempat Angker, Pemudik di Jombang Kabur Ketakutan!
Ide kreatif yang digunakan oleh pemerintah dan Satgas Covid-19 desa Sepat sepertinya berhasil, dengan begitu para pemudik akan lebih tertib menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing.