3 Siswi Semarang Tewas Saat Ujian Praktik Renang, Apa yang Terjadi?

tenggelam saat renang
3 siswi tenggelam saat ujian praktik renang | www.republika.co.id

Ujian praktik renang berujung petaka

Bila sudah menjelang kelulusan, siswa-siswi di sekolah di Indonesia akan disibukkan dengan berbagai macam kegiatan. Baik itu kegiatan akademik maupun kegiatan di luar akademik bersama teman sekelasnya.

Kegiatan akademik bisa berupa persiapan ujian seperti try out lalu baru ujian sekolah dan ujian dari negara. Hal itu sudah wajar terjadi di Pendidikan Indonesia. Lantas ada satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan, yaitu ujian praktik. Mulai dari ujian prakarya atau olahraga.

Ujian olahraga ada banyak macamnya. Nah, di salah sekolah di Semarang, yaitu SMPN 25 Kota Semarang mengandalkan ujian renang. Akan tetapi, peristiwa malang menimpa ketiga siswinya. Ketiga siswi tersebut adalah Jibran, 15, warga Kuningan, Mutia, 15, warga Bandarharjo, dan Tasa, 16, warga Banowati, Kota Semarang.

tenggelam saat renang
Ujian renang tersebut harus dievaluasi | semarang.solopos.com

Dilansir dari Solopos.com, dalam praktik ujian renang tersebut, ketiga siswi tewas karena tenggelam di Kolam Renang Paradise Club Indraprata di Jl. Utari I, Kota Semarang, Sabtu (16/2/2019). Padahal saat itu mereka sedang melangsungkan ujian praktik.

Oleh sebab itu, Dinas Pendidikan Kota Semarang mulai bergerak. Mereka mulai mengevaluasi renang yang dijadikan sebagai ujian sekolah. Hal itu dilatarbelakangi meninggalnya ketiga sisiwi tersebut.

Bahkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri di Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (17/2/2019) berencana untuk mengumpulkan seluruh kepala SMP.

Hal itu bisa lepas dari pengawasan karena kegiatan praktik renang tersebut adalah kegiatan intrasekolah yang artinya itu diatur oleh pihak sekolah yang bersangkutan. Akan tetapi sangat disayangkan tidak adanya pengawasan yang ketat sampai adanya korban jiwa.

tenggelam saat renang
Keluarga sudah merelakan anaknya yang meninggal saat ujian praktik renang | www.pemburuombak.com
Artikel Lainnya

Saat ini, keluarga yang anaknya tertimpa musibah sudah mulai bisa menerima dan sudah mengiklaskan kepergian anak mereka. Sungguh sayang sekali, mereka harus menerima hal pahit dari lingkungan pendidikan.

Kasus ini harus segera diselidiki, bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Tentunya ini menjadi tugas dari sekolah dan Dinas Pendidikan untuk mengevaluasi mengenai keselamatan para murid. Jangan sampai wajah pendidikan di Indonesia terus tercoreng.

Kita sudah muak dengan berita-berita semacam itu. Banyak siswa-siswi ataupun mahasiswa yang harus mengalami hal kelewat batas karena kelalaian dari pihak-pihak yang seharusnya bertanggungjawab untuk mengontrol hal-hal di dalam dunia pendidikan.

Sudah seharusnya sekolah menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi siswa maupun guru. Sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berlangsung dengan maksimal.

Tags :