108 Purnawirawan Pendukung 02 Tolak Hasil Pilpres, Luhut: "Mungkin Mereka Belum Dengar Desingan Peluru"
21 Mei 2019 by Dea DezellyndaLuhut angkat bicara terkait sikap purnawirawan pendukung paslon 02 yang menolak hasil Pilpres 2019.
Sebanyak 108 purnawirawan TNI/Polri yang mendukung paslon 02 menyatakan menolak hasil Pilpres 2019. Para purnawirawan yang tergabung dalam Front Kedaulatan Bangsa tersebut menyampaikan bahwa Pemilu 2019 penuh dengan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif.
Front Kedaulatan Bangsa juga mengaku mendukung unjuk rasa yang dilakukan masyarakat terkait people power sebagai bentuk penolakan terhadap hasil pemilu yang akan diumumkan oleh KPU.
Para purnawirawan menolak hasil pilpres
Dilansir dari Kompas.com, kali ini giliran para Purnawirawan TNI yang tergabung dalam Front Kedaulatan Rakyat menolak hasil Pemilu 2019. Menurut 108 anggota purnawirawan, Pemilu 2019 dipenuhi kecurangan yang jelas terstruktur, sistematis, dan masif.
“Ternyata kami melihat, menyaksikan, dan merasakan bahwa Pemilu ini dilakukan dengan kecurangan-kecurangan sejak dimulai saat perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga penghitungan suara,” ujar Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto selaku jubir Front Kedaulatan Rakyat (20/5).
Tyasno juga menyampaikan bahwa ia akan ikut turun ke jalan untuk demo menolak hasil pemilu.
“Sekarang rakyat sedang bergerak untuk melaksanakan perjuanganya untuk mengembalikan kedaulatan rakyat. Oleh karena itu, kami sebagai purnawirawan TNI/Polri, tentu kami membantu dan bersama-sama dengan rakyat bergerak, untuk memperjuangkan kedaulatan rakyat tersebut,” lanjut Tyasno.
Selain Tyasno, acara yang dilangsungkan di Hotel Grand Mahakam Jakarta Selatan tersebut juga dihadiri para purnawirawan TNI/Polri yang yang menjadi anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.
Mereka adalah mantan Menko Polhukam Laksaman TNI (Purn) Tedjo Edi Purdijanto, mantan kepala staff TNI angkatan udara Marsekal TNI (purn) Imam Sufaat dan mantan Gubernur Jawa Tengah Letjen TNI (Purn) Bibit Waluyo.
Ada juga direktur eksekutif BPN Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun dan mantan petinggi Polri Komjen (Purn) Sofjan Jacoeb.
Secara khusus Tyasno juga mengajak Purnawirawan TNI/Polri agar tetap menjadi patriot dan menjadi contoh baik berbangsa dan bernegara kepada generasi penerus.
Baca juga: Jokowi Kirim Luhut ke Prabowo, TKN: Ajakan Bersatu Bangun Indonesia
Tanggapan Luhut terkait sikap purnawirawan pendukung Prabowo
Luhut Binsar Pandjaitan yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman menanggapi terkait sikap purnawirawan yang tergabung dalam Front Kedaulatan Bangsa (FKB) dalam menolak hasil pemilu.
Dilansir melalui Tribunnews.com (20/5), Luhut meminta purnawirawan yang mendukung paslon 02 itu tidak bicara sembarangan. Sebab kata Luhut, dirinya yang juga purnawirawan, tidak akan mencederai institusi purnawirawan.
“Memangnya hanya mereka yang purnawirawan? Saya kan purnawirawan juga. Apakah hanya mereka yang merasakan rakyat? Saya juga,” ujar Luhut saat ditemui di wilayah Menteng, Jakarta Pusat.
“Sudahlah kalau soal itu juga saya dan teman-teman enggak akan mau melacurkan profesionalisme kami. Janganlah macam-macam ngomong itu,” imbuhnya.
Luhut menegaskan bahwa para purnawirawan pendukung paslon 02 tidak mempunyai pengalaman aktif berdinas di TNI seperti dirinya.
“Mungkin banyak di antaranya mereka itu belum pernah dengar desingan peluru,” terang Luhut.
Luhut meminta masyarakat untuk tetap tenang
Luhut menegaskan bahwa masyarakat tak perlu khawatir menjelang pengumuman resmi hasil Pemilu 2019 terkait kabar-kabar ancaman yang beredar luas. Luhut menambahkan bahwa pemerintah telah menjamin stabilitas dan keamanan pada saat KPU menetapkan hasil Pilpres 2019.
“Saya enggak melihat ada hal yang terlalu dikhawatirkan. Ya kayak kita naik pesawat terbang pasti di jalan ada terguncang dan saya kira turbulence itu, dengan pesawat yang begitu canggih seperti sekarang tidak masalah,” pungkas Luhut.
Luhut memastikan bahwa pemerintah akan sekuat tenaga dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara. Rakyat tak perlu takut dan tetap diminta beraktivitas seperti biasa.
Menjelang pengumuman resmi hasil Pilpres 2019 dari KPU, suasana politik Indonesia memang terasa memanas. Ditambah dengan adanya isu people power besar-besaran yang akan dilakukan pada hari Rabu (22/5).
Bahkan personil TNI mengamankan gedung KPU hingga 4 lapisan untuk mengantisipasi serangan dari massa yang menolak hasil Pilpres. Diharap rakyat tetap waspada dan tenang dalam menanggapi isu-isu ancaman yang beredar luas dan diminta tidak terprovokasi.