Buku Panduan Bunuh Diri Bikinan Penulis Jepang yang Kontroversial
29 Maret 2021 by Disfira IkaMembuat angka kematian akibat bunuh diri di Jepang meningkat
Memiliki kasus bunuh diri dengan angka yang cukup tinggi, pemerintah Jepang sudah menyediakan hotline untuk menampung cerita dari setiap warganya yang butuh teman curhat. Meski nomor tersebut sering sibuk, komunikasi ini menjadi awal dari keputusan seseorang akan menghabisi nyawanya sendiri atau tidak.
Karena kasus ini, seorang penulis dari Jepang bernama Wataru Tsurumi merilis bukunya yang berjudul The Complete Manual of Suicide pada 1993 silam. Buku yang bisa diartikel sebagai Panduan Lengkap untuk Bunuh Diri ini menjadi salah satu karya yang fenomenal pada masanya.
Edisi pertamanya yang sudah terjual lebih dari 1 juta kopi menjadikannya sebagai buku terlaris di Jepang kala itu. Ironisnya pemerintah Jepang tidak melarang penerbitannya. Padahal semanjak buku itu diterbitkan, angka korban bunuh diri semakin naik. Bahkan tidak sedikit di antaranya adalah pelajar.
Kabarnya, buku tersebut menjanjikan ketenangan batin bagi para pembacanya. Isinya pun menekankan bahwa bunuh diri dapat dilakukan kapan dan di mana pun.
Dalam buku tersebut, Wataru secara gamblang menjabarkan metode bunuh diri satu per satu dan menganalisanya secara detail. Jika dijabarkan, paling tidak ada 11 poin yang diulas dalam tulisannya tersebut.
- Overdosis
- Gantung diri
- Lompat dari ketinggian
- Potong urat nadi
- Menabrakan diri
- Minum racun
- Mati tersengat listrik
- Menenggelamkan diri
- Bakar diri
- Membekukan diri
- Lain-lain
Setiap babnya dimulai dengan grafik yang menakar setiap metodenya dari beberapa aspek. Mulai dari segi sakit yang ditimbulkan, usaha yang dibutuhkan untuk persiapan sebelum bunuh diri, kondisi jasad setelah bunuh diri, ketidaknyamanan yang ditimbulkan ke orang lain, dan efektivitas.
Memang benar jika harus ada kategori khusus untuk setiap pembaca buku. Jika karyanya menghadirkan isu bahkan panduan yang membahayakan seperti ini, jelas harus ada arahan dari orang tua. Paling tidak, buku semacam ini hanya bisa dibaca dan dibeli oleh orang yang dari segi usia termasuk dewasa dan bisa membedakan mana yang baik dan buruk.
Semoga tidak ada banyak orang yang berpikir bahwa menghabisi nyawa sendiri menjadi satu-satunya jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. Masih ada hal sederhana yang bisa membuatmu bahagia dan bersyukur dengan anugerah selama hidup.