Tradisi Tak Biasa, Penduduk Kepulauan di Papua Nugini Ini Mewajibkan Hubungan Seks Sejak Usia 6 Tahun
24 Maret 2021 by Dimas Fitra DirgantaraAnak-anak akan disediakan gubuk untuk melakukan hubungan intim.
Di era modernisasi seperti ini tak sedikit suku di dunia masih mempertahankan tradisi adat istiadatnya. Salah satunya dengan penduduk Kepulauan Trobriander atau dikenal sebagai Kepulauan Kiriwina, yang memiliki tradisi seksual yang wajib dilakukan oleh anak-anak.
Meski terdengar tabu dan berbahaya, hubungan seksual pra nikah sudah menjadi hal yang biasa dan wajar bagi penduduk asli Kepulauan Trobriander. Bahkan, hingga kini tidak ada stigma negatif bagi penduduk Kepulauan Trobriander mengenai aktivitas seksual ini.
BACA JUGA: Heboh, Ibu Kepergok Setubuhi Anak Kandung Saat Digerebek Polisi!
Seperti dilansir dari Kumparan (23/3/2021), tradisi hubungan seksual tersebut dilakukan antar warga desa yang berbeda di Pulau Tobriander. Namun, aktivitas ini juga bisa terjadi karena tujuan politis atau berkaitan dengan garis keturunan.
Dilakukan saat usia anak-anak 6-12 tahun
Di pulau ini, bagi anak-anak yang berusia di bawah usia 10 tahun sudah dilegalkan untuk berhubungan seksual sebagai bentuk ketaatan terhadap tradisi yang mereka percayai.
Untuk anak laki-laki, mereka diperbolehkan berhubungan seksual dengan lawan jenis sejak usia 8-12 tahun. Sedangkan untuk anak perempuan, diperbolehkan sejak usia 6-8 tahun.
BACA JUGA: Kerap Unggah Foto Seksi dan Video Olahraga, Maria Vania Pasrah Jadi Fantasi Seksual
Tak sekadar diperbolehkan begitu saja, anak-anak di Pulau Tobriander juga dibekali pelatihan atau pendidikan seksual. Bahkan seperti cara-cara menggoda laki-laki sejak dini.
Disediakan gubuk berhubungan seksual dan camilan
Untuk mendukung tradisi tersebut, para penduduk Pulau Tobriander menyiapkan Bukamatula, yakni gubuk khusus bagi warganya untuk berhubungan seksual. Mereka akan melakukan hubungan intim tersebut di Bukamatula hingga pagi hari.
Bahkan, para ibu dari kedua pasangan tersebut juga akan menyuguhkan camilan berupa ubi masak sebagai hidangan bagi pernikahan dini yang telah dilakukan.
Anak-anak perempuan yang sudah berusia 6 tahun diberikan aksesoris untuk memikat lawan jenis
Saat memasuki usia 6 tahun, anak-anak perempuan Pulau Tobriander akan dipakaikan aksesoris berupa kerang yang diletakkan di pinggang sebagai bentuk kelas sosial mereka. Tak hanya sebagai penanda kelas sosial, kerang tersebut konon berisikan 'sihir' untuk menarik perhatian lawan jenis.
Bayi yang lahir dari aktivitas seksual ini akan diurus sepenuhnya oleh pihak ibu
Ketika anak dari aktivitas seksual ini lahir, bayi tersebut akan menjadi tanggung jawab pihak ibu sepenuhnya. Hal ini menjadikan penduduk Pulau Tobriander memiliki alur keturunan matrilineal atau suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu.
Penduduk Pulau Tobriander percaya, suatu ruh atau Baloma merupakan ayah sebenarnya dari bayi yang dilahirkan oleh wanita disana. Kaum pria hanya dianggap sebagai pintu atau pembuka jalan bagi ruh tersebut.
Cukup tak biasa bukan tradisi penduduk Pulau Tobriander ini? Kalau kalian jadi salah satu penduduk di sana, apakah kalian akan ikut menjalani tradisi ini? Atau akan meninggalkan tradisi ini?