Jalan-Jalan ke Gili Linus yang Misterius di Lombok Timur
12 Juli 2020 by Boy N.Sekelumit Misteri di Kawasan Tengah Nusantara
Pernah dengar Gili Linus? Daerah di Lombok Timur ini menyimpan misteri yang telah mengundang banyak wisatawan dan petualang ke sana. Nah, kamu bisa memulai perjalanan pertama di Batu Nampar.
Meskipun cukup jarang diperbincangkan di media sosial, tempat wisata yang terletak di Setungkep, Keruak, Lombok Timur ini sangat layak direkomendasikan sebagai destinasti liburan.
Batu Nampar dikenal sebagai penghasil tembakau. Hal yang sebenarnya umum di kawasan selatan pulau. Namun, Batu Nampar juga menawarkan pemandangan pantai dan gili yang sangat eksotis.
Kawasan ini menyimpan kisah para petani tembakau di Jerowaru yang dari tahun ke tahun terlunta-lunta karena hasil panennya dibeli murah perusahaan.
Perjalanan selanjutnya bisa kamu lanjutkan menuju Gili Linus. Namanya mungkin agak aneh, bahkan ada yang bilang cenderung kebarat-baratan. Namun, apalah arti sebuah nama, bukan?
Sesampainya di Dermaga Batu Nampar, kamu bisa menyeberang ke Gili Linus. Dari kejauhan, lokasinya sudah nampak, menyerupai bukit yang muncul di tengah lautan. Untuk menyeberang ke sana, kira-kira waktu yang kamu butuhkan sekitar 10 menitan.
Baca Juga: Wajib Dibeli! 15 Oleh-oleh Khas Lombok yang Nggak Boleh Terlewat
Jangan kaget kalau tiba di dermaganya kamu mencium bau kuburan yang menyengat. Seperti yang sering dikisahkan penduduk sekitar, tempat ini menyipan banyak misteri mulai dari asal-usul hingga kuburan yang terletak di puncaknya.
Gili Linus, merupakan tumpukan bebatuan yang indah berbentuk kubus dan persegi panjang. Bebatuan tersebut seperti pahatan manusia yang menumpuk dan tersusun rapi. Diperkirakan bebatuan ini sudah berusia ratusan sampai ribuan tahun.
Baca Juga: 7 Wisata Kuliner Lombok Ini Surga bagi Pecinta Makanan Pedas
Batu-batu yang menumpuk dan tersusun rapi di Gili Linus mungkin sudah berusia ratusan sampai ribuan tahun karena disela-sela batu yang menumpuk ini ditumbuhi pohon-pohon besar. Setelah sampai di puncak Gili Linus ada kuburan tetua atau orang zaman dulu Jerowaru.
Ada dua buah kuburan yang satunya lebar dan besar, tapi satunya lagi kecil. Di kuburan tersebut ada bekas kepala kambing dan wadah kemenyan. Konon, kuburan ini sering dijadikan tempat ritual oleh masyarakat setempat.
Gili Linus ramai dikunjungi masyarakat sekitar apabila ada upacara adat Sasak, keagamaan, serta acara pergantian Tahun. Di sisi bagian timur Gili Linus, kata Tuaq ada batu unik berbentuk kursi.
Tapi sayang, batu tersebut tidak bisa diambil gambarnya. Ya, karena batu ini tertutup oleh semak-semak dan tidak akses menuju ke sana.
Gili Linus sudah masuk daftar pulau-pulau kecil yang dilindungi oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Untuk sampai di Gili Linus, wisatawan harus menyeberang.
Tarif penyeberangan ke Gili Linus hanya perlu membayar sekitar Rp 5.000-10.000 per orang dengan menggunakan sampan kecil. Satu sampan ini muat untuk lima orang dan satu nahkoda.
Selain itu, ada beberapa mitos yang beredar di tengah-tengah masyarakat tentang keberadaan Gili Linus. Gili Linus terbentuk dari tiga batu mulia yang dihadiahkan oleh kerajaan Dompu ke kerajaan Sasak di Jerowaru.
Salah satu batu mulia ini sampai sekarang keberadaanya masih misteri, sementara dua batu mulia yang lainnya masing-masing dipegang oleh penunggu Gili Linus (jin) dan manusia biasa yang ternya Tuaq sendiri.
Dulunya, Gili Linus adalah benteng pertahanan Kerajaan Sasak. Tapi, nama kerajaannya tidak disebutkan oleh Tuaq.
Saat ini Gili Linus dikuasai oleh 3 suku, yaitu Suku Sasak yang mendapat bagian di sisi puncak, utara, dan barat, Suku Tionghoa yang mendapat bagian di sisi timur dan Suku Bugis di bagian Selatan.
Sedangkan bagian puncak dan barat yang dikuasai Suku Sasak diamanatkan kepada jin penunggu sebelah utara. Salah satu tokoh masyarakat Jerowaru di bagian puncak dan bagian barat.
Baca Juga: 20 Wisata Lombok yang Tetap Indah Walau Sempat Diguncang Gempa
Jangan sekali-kali berbuat maksiat di Gili Linus, apabila kamu membawa pasangan lawan jenis! Jika melanggar, kamu akan diusik oleh penunggunya.
Selain itu, jangan membawa pulang benda apapun dari Gili Linus. Setiap benda di pulau ini ada penjaganya. Apabila ada yang terbawa sampai rumah, pasti akan ditagih oleh penunggunya.
Di puncak dekat kuburan, ada sebuah mata air. Namun, jarang ada yang bisa melihat apalagi menemukannya. Apabila kamu bisa melihat mata air tersebut, segeralah membuat ritual khusus! Konon itu menjadi pertanda rezeki akan melimpah.
Ada yang lebih unik saat kita ingin meninggalkan Gili Linus. Kami harus mengelilingi Gili tersebut. Tidak banyak-banyak, hanya cukup satu kali saja. Prosesi ini mungkin dilakukan agar bisa melihat semua sisi Gili Linus dari lautan.
Oh ya, sebenarnya dibandingkan dengan Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air, Gili Nanggu ataupun Gili Kondo, Gili Linus tidak memiliki sesuatu yang spesial.
Tapi, dari atas puncak Gili Linus kita bisa menikmati panorama indah pantai-pantai di sekitar, seperti Pantai Ekas, Pantai Surga, Pantai Batu Nampar, dan Pantai Gerupuk.
Rute menuju Batu Nampar itu sangat mudah. Dari pertigaan kantor Desa Sukaraja, kalau dari arah Praya ke kanan kemudian lurus. Nanti bertemu pertigaan belok kiri, lurus lagi ketemu pertigaan dan ambil kanan.
Terus saja ikuti jalan yang beraspal dan aspalnya juga sudah bagus sampai ketemu pasar dan ada perempatan belok kiri. Selanjutnya, lurus sampai nanti ketemu Tambak Garam. Ikuti jalan dan sampailah di Dermaga Batu Nampar. Kalau mau menyeberang langsung saja tanya-tanya ke nelayan setempat.
Nah, itulah sekilas cerita tentang Gili Linus. Penasaran? Mending kamu mempersiapkan rencana ke sana jika kondisi pariwisata sudah memungkinkan dan aman ya!