WHO Cetuskan Physical Distancing, Beda dengan Social Distancing?

Social distancing di Singapura | elemental.medium.com

WHO memperkenalkan frasa baru untuk mengganti social distancing

Frasa social distancing menjadi tren sejak kemunculan wabah Covid-19. Kini Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkenalkan frasa baru untuk mengganti social distancing, yakni physical distancing. Apa perbedaannya dengan social distancing?

1.

Apa itu physical distancing?

Gambaran social distancing | www.theglobeandmail.com

WHO telah secara resmi menganjurkan pemakaian frasa physical distancing yang berarti menjaga jarak fisik untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sebelumnya, WHO memperkenalkan frasa social distancing atau menjaga jarak social untuk meminimalisir penyebaran wabah.

Baca Juga: Nggak Kalah Menyedihkan sama Indonesia, Perawat di AS Pakai Plastik Sampah Cegah Corona!

WHO lebih merekomendasikan “jarak fisik” atau physical distancing dibanding social distancing dengan alasan untuk mendorong agar masyarakat menjaga jarak fisik namun tetap terhubung secara sosial. Hal ini bisa dilakukan melalui telepon atau interaksi di dunia maya.

Lebih lanjut, WHO mengatakan gagasan pengubahan ini adalah untuk menjelaskan pemahaman masyarakat bahwa perintah untuk tetap selama wabah Covid-19 ini bukan berarti memutus kontak dengan keluarga dan teman tetapi menjaga jarak fisik agar penyakit tersebut tidak terus-menerus menular.

Baca Juga: Kota Tegal ‘Local Lockdown’ Hadapi Corona, Walkot Tutup Jalan Pakai Beton!

2.

Physical distancing memutus mata rantai Covid-19

Social distancing di Jakarta | www.liputan6.com

Masyarakat tetap perlu melakukan interaksi sosial di tengah wabah Covid-19 ini. Masyarakat bisa memanfaatkan teknologi seperti smartphone untuk mengakses media sosial. Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa imbauan WHO sudah disosialisasikan di Indonesia sehingga physical distancing bisa semakin digalakkan.

“Dalam pencegahan di masyarakat, penerapan social distancing saat ini yang terbaru dari WHO adalah physical distancing,” ujar Wiku di BNPB, Jakarta Timur, dikutip dari Merdeka.

Menurut Wiku, pemerintah akan terus meminta masyarakat untuk menerapkan physical distancing dalam kehidupan sehari-hari. Wiku sangat yakin hal tersebut dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Viral Foto Jokowi Terduduk Sembari Menangis, Chef Arnold: You Are Not Alone Pak!

“Pencegahan masyarakat selain menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Agar dipatuhi oleh seluruh masyarakat sebagai upaya untuk mengidentifikasi agar cepat memutus mata rantai Covid-19 di masyarakat,” ungkap Wiku.

3.

Tips melawan wabah Covid-19

Gambaran social distancing | news.detik.com

Pakar Kesehatan Mental Universitas Brawijaya Malang, Dr. Sumi Lestari, mengatakan bahwa perasaan bahagia dan pikiran positif sangat diperlukan untuk menghindari virus corona ini.

Ketika seorang merasa bahagia, tubuhnya akan memproduksi interferon-protein. Zat itulah yang kemudian mampu menangkal virus yang masuk dalam tubuh dan akan meningkatkan daya tahan atau kekebalan tubuh.

Menurut Dr. Sumi Lestari, penting pula untuk memiliki rasa syukur. Adanya rasa syukur akan membuat seseorang merasa lebih tenang, damai, dan bahagia. Bersyukur juga dapat menekan emosi negatif sehingga perasaan cemas, panik, takut, dan gelisah bisa dihindari.

Artikel Lainnya

Selama melakukan physical distancing atau mengisolasi diri di rumah, masyarakat bisa melakukan hal-hal lain yang disukai, selain menuntaskan kewajiban dari sekolah atau tempat kerja. Misal, menonton film, membaca buku, bermain game, dan lain-lain.

Dengan demikian, energi positif selama mengisolasi diri bisa dipertahankan. Selain itu, Dr. Sumi Lestari juga menyarankan agar masyarakat pandai memilah informasi terkait wabah Covid-10 agar tidak termakan hoax yang meresahkan.

Tags :