Viral Karena Mirip New Zealand, Kini Ranu Manduro 'Feeling Good' di Mojokerto Ditutup!
02 Maret 2020 by Titis HaryoKawasan Ranu Menduro yang viral kini resmi ditutup usai pengunjung membludak. Nggak jadi ‘Feeling Good’ dong?
Belum lama ini publik tengah dikejutkan dengan kemunculan lokasi wisata alam yang memiliki pemandangan indah layaknya pesona di New Zealand. Wisata tersebut adalah Ranu Manduro yang berada di Mojokerto, Jawa Timur.
Namun lokasi alam yang sempat viral di media sosial itu kini harus ditutup setelah membludaknya pengunjung yang membanjiri tempat tersebut.
Seperti apa nasib Ranu Manduro pasca viral di media sosial? Simak ulasannya.
Viral karena mirip pemandangan di New Zealand
Kawasan Ranu Manduro sendiri awalnya mulai jadi perbincangan setelah viral di media sosial lantaran dianggap mirip dengan pemandangan seperti negara-negara di Eropa.
Dalam video yang diunggah oleh pengguna Twitter bernama @Adoel_Sohib contohnya, pemandangan Ranu Manduro memang terlihat begitu cantik.
Baca Juga: Ekonomi Jokowi Mandek di 5%, Kok Bisa Indonesia Jadi Negara Maju?
Hamparan luas padang hijau dengan latar sebuah gunung menjulang tinggi dengan indahnya, tak ada banyak warung atau bangunan seperti lokasi wisata kebanyakan di Indonesia.
“Mirip #NewZealand ya?” tulis Adoel pada 25 Februari 2020 lalu.
Lokasi ini juga semakin viral setelah sebuah video pemandangan Ranu Manduro ditampilkan dengan backsound lagu dari penyanyi luar negri, Surface yang berjudul Feeling Good.
Hal ini membuat banyak orang menyematkan kata ‘Feeling Good’ untuk menggambarkan betapa indahnya lokasi di pedalaman Mojokerto ini.
Mirip” #NewZealand ya ? #Mojokerto #ngoro #ranumanduro #ChineseNewYear #wonderfulindonesia #PesonaIndonesia pic.twitter.com/jDgNkzM8rn
— AdoeL Sohib (@Adoel_Sohib) February 25, 2020
Ranu Manduro banjir pengunjung
Tak berselang lama setelah viral, lokasi Ranu Manduro langsung menjadi buruan masyarakat terutama warga yang berdomisili di kawasan Jawa Timur.
Namun seperti hal viral lainnya, lokasi ini langsung berubah menjadi pasar dan kehilangan nuansa magis alaminya.
Jalan setapak yang masih tanah itu dipenuhi banyak kendaraan bermotor, sepeda hingga orang yang berjalan kaki hingga penuh sesak.
Banyaknya pengunjung ini ternyata turut menjadi perhatian orang-orang. Bahkan, ada yang menganggap lokasi ‘Feeling Good’ ini sudah menjadi ‘Feeling Bad’ alias jelek karena banyaknya orang yang datang.
Baca Juga: WNA Korsel Bunuh Diri Karena Depresi Terinfeksi Corona di Kota Solo
Lur feeling good jancuk saiki wes dadi feeling bad mergo viral pic.twitter.com/MbCWswhqHu
— jawafess (@jawafess) March 1, 2020
Pemerintah setempat menutup Ranu Manduro
Pemerintah daerah pun bergerak cepat menanggapi viralnya Ranu Manduro yang berubah menjadi lokasi wisata dadakan di Mojokerto.
Dilansir dari Kompas.com, Senin (2/3), Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mojokerto, Amat Susilo, memastikan jika lokasi Ranu Manduro segera ditutup untuk umum.
Hal ini dikarenakan lokasi tersebut bukanlah tempat wisata resmi dan merupakan lokasi pertambangan yang masih aktif di Mojokerto.
“Itu tempat pertambangan aktif. Dulu izinnya untuk pertambangan, bukan tempat wisata,”
Dia juga menjelaskan jika lokasi tersebut memang terlihat begitu cantik lantaran sehabis musim hujan. Namun, saat musim kemarau tiba, Ranu Manduro akan berubah menjadi sangat gersang.
“Ya sudah lama (jadi lokasi tambang). Cuma tahunya belakang ini karena musim hujan tumbuh rerumputan, kalau musim kemarau ya kering dan gersang. Karena nggak ada sumber air (di situ),” jelasnya.
Pemerintah pun segera berkoordinasi dengan pemilik lahan di Ranu Manduro yang merupakan perusahaan swasta terkait kelayakan lokasi tersebut bila dijadikan tempat wisata.
Kemunculan Ranu Manduro yang disebut-sebut mirip New Zealand di Mojokerto memang memancing banyak perhatian bagi pecinta traveling.
Belum lagi, lokasi ini juga begitu viral setelah banyak video yang memperlihatkan keindahan alamnya berseliweran di lini masa.
Sayangnya, lokasi Ranu Manduro kini akan segera ditutup oleh pemerintah setempat lantaran selama ini bukan merupakan lokasi wisata melainkan tempat pertambangan.