Usai Kasus George Floyd, Kepolisian Minneapolis Akan Dibubarkan

Black Lives Matter
Aksi Black Lives Matter | www.voanews.com

Kepolisian Minneapolis dinilai tak bisa lagi direformasi.

Pembunuhan George Floyd membangkitkan aksi melawan rasisme di berbagai negara. Tak hanya itu, kepolisian Minneapolis akan dibubarkan oleh dewan kota setelah peristiwa pembunuhan George Floyd oleh polisi Minneapolis, Derek Chauvin.

1.

Pembubaran kepolisian Minneapolis

Black Lives Matter
Aksi Black Lives Matter | news.wttw.com

Dilansir dari Reuters, dewan kota menyampaikan kepada CNN mengenai rencana pembubaran kepolisian Minneapolis. Reformasi kepolisian memang digaungkan di Amerika Serikat setelah pembunuhan Floyd oleh polisi dan pembubaran kepolisian Minneapolis diharapkan menjadi langkah awal.

“Kami berkomitmen untuk mengambil kebijakan pembubaran atas apa yang ada saat ini di Kota Minneapolis dan akan membangun lagi bersama dengan masyarakat sebuah model baru keamanan publik yang benar-benar mengamankan komunitas,” ujar Lisa Bender, Presiden Dewan Kota Minneapolis.

Baca Juga: Hilang Selama 2 Hari, Bocah 6 Tahun Tenggelam dalam Septic Tank

Sembilan dari 13 anggota dewan Kota Minneapolis memilih membubarkan kepolisian karena kepolisian Minneapolis dinilai tidak bisa lagi direformasi. Bender menyadari sistem keamanan saat ini tidak berjalan dengan baik, terutama bagi kelompok warga kulit hitam.

“Kita harus mendengarkan, terutama suara pada pemimpin kulit hitam, kepada masyarakat kulit berwarna, untuk merekalah kebijakan ini tidak bekerja” jelas Bender.

2.

Minneapolis alami kerugian setelah aksi protes

Black Lives Matter
Aksi Black Lives Matter | nymag.com

Ditanya soal teknis pembubaran kepolisian Minneapolis, Bender menjelaskan mereka akan mengalihkan dana untuk kepolisian menjadi strategi keamanan. Selain itu, pembahasan lebih lanjut masih dilakukan untuk menentukan penggantian departemen kepolisian yang ada.

Baca Juga: Umumkan Kemenangan Atas Corona, Selandia Baru Cabut Semua Pembatasan

Adapun Minneapolis adalah kota pertama yang diguncang aksi besar-besaran. Aksi yang melibutkan banyak massa itu diwarnai dengan pembakaran bangunan dan penjarahan toko. Setelah sepekan lebih sejak peristiwa tersebut, Gubernur Minneapolis, Jacob Frey, mengungkap kerugian Minneapolis mencapai USD 55 juta atau Rp 766 miliar.

Untuk membangun kembali Minneapolis, Frey meminta bantuan pada pemerintah pusa. Estimasi total kerugian yang dialami pun diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan gelombang aksi yang belum usai.

3.

Kematian Ahmaud Arbery

Black Lives Matter
Aksi Black Lives Matter | www.reuters.com

Selain kematian George Floyd, kasus pembunuhan Ahmaud Arbery juga semakin menyulut kemarahan publik. Ahmaud Arbery tewas ditembak pada akhir bulan Februari lalu di Brunswick, Georgia.

Saat itu, Ahmaud sedang jogging sebelum ia dikejar dengan mobil oleh pelaku, yakni Travis McMichael dan Gregory McMichael. Arbery ditabrak mobil dan ditembak hingga tewas. Kepada polisi, pelaku menyebut Arbery mirip dengan pencuri di kompleks mereka.

Baca Juga: Dituduh Mencuri Data Vaksin Virus Corona, China Geram dan Peringatkan AS

Setelah menembak mati pria berusia 25 tahun tersebut, Travis melontarkan kata-kata rasial. “Bryan mengatakan bahwa setelah penembakan terjadi, sebelum polisi datang, ketika Arbery di tanah, dia mendengar Travis mengatakan: fucking nigger” dikutip dari Reuters.

Dari jejak media sosial yang ditelusuri, Travis memang memiliki tabiat anti kulit hitam. Travis yang sempat bekerja sebagai petugas patroli pantai pernah mengatakan bahwa ia suka bekerja di kapal karena tidak ada orang negro.

Artikel Lainnya

Saat ini, aksi Black Lives Matter terjadi di beberapa negara di luar Amerika Serikat. Mulai dari Inggris, Prancis, Selandia Baru, hingga Australia. Mereka menyerukan hal yang sama, yakni penghapusan ketidakdilan rasial.

Tags :