Unjuk Rasa di Hong Kong Kembali Digelar, China Minta Agar Demonstran Dihukum

Hong Kong
Unjuk rasa di Hong Kong | economictimes.indiatimes.com

Aksi unjuk rasa di Hong Kong diwarnai kekerasan

Para pemimpin dan petugas kepolisian Hong Kong yang ikut terkepung dalam aksi demonstrasi pekan lalu mendapatkan dukungan dari China. China beranggapan bahwa para pengunjuk rasa dalam demonstrasi yang diwarnai kekerasan tersebut harus segera diganjar hukuman.

1.

Protes UU ekstradiksi berubah menjadi pro demokrasi

Hong Kong
Unjuk rasa di Hong Kong | www.todayonline.com

Sebagaimana dilansir oleh AFP, Senin (29/7), demonstrasi yang semula menyuarakan protes terhadap UU ekstradisi ini berubah menjadi gerakan pro demokrasi yang lebih luas lagi. Gerakan tersebut membuat China memberikan kecaman yang lebih keras dari sebelumnya. Adapun protes UU ekstradisi telah berlangsung selama dua bulan di Hong Kong.

Aksi protes tersebut dilakukan di dekat kantor Penghubung China yang berada di Hong Kong. Para pengunjuk rasa itu sudah mempersiapkan diri mereka untuk menerima kemungkinan serangan dari pemerintah Beijing. Apalagi badan kebijakan utama China telah mengadakan pertemuan terkait urusan Hong Kong ini.

Baca Juga: Kelewat Rajin! Meski Ikut Demo, Para Pelajar Hong Kong Masih Sempat untuk Belajar

2.

Unjuk rasa dinilai merusak stabilitas Hong Kong

Hong Kong
Unjuk rasa di Hong Kong | wtop.com

Pihak Kantor Urusan Kabinet Hong Kong dan Macau menegaskan bahwa mereka mengecam tindakan unjuk rasa terhadap dukungan China untuk pemimpin Hong Kong, Carrie Lam dan petugas kepolisian kota. Sebelumnya, kepolisian Hong Kong dan para pejabat dituduh melakukan tindakan yang berlebihan kepada para pengunjuk rasa.

“Tidak ada masyarakat beradab atau pun masyarakat hukum yang akan mentolerir kekerasan yang merajalela,” ujar Yang Guang, juru bicara kantor urusan Hong Kong.

Tidak hanya itu, Yang Guang juga menyebut bahwa aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok radikal ini telah mengusik kesejahteraan dan stabilitas Hong Kong. Menurutnya, aksi ini pun merusak prinsip satu negara, dua sistem yang saat ini mengatur keuangan di Hong Kong.

“Kami juga percaya bahwa prioritas utama Hong Kong saat ini adalah untuk menghukum kekerasan dan aksi-aksi yang melanggar hukum sesuai dengan hukum (yang berlaku)guna memperbaiki ketertiban sosial sesegara mungkin, dan untuk mempertahankan lingkungan usaha yang baik,” jelas Xu Luying, juru bicara lainnya.

Baca Juga: 22 Ilustrasi Kocak dan Penuh Kontroversi yang Membedakan Negara Hong Kong dan China

3.

Beijing siap menurunkan pasukan militer

Hong Kong
Unjuk rasa di Hong Kong | www.wsj.com

Menurut pemberitaan di China Daily, pemerintah China kini semakin khawatir dengan kondisi Hong Kong.

“(Demonstrasi) ini memiliki corak sama dengan revolusi yang dihasut di Timur Tengah dan Afrika Utara. Pihak yang anti pemerintah berkolusi dengan pasukan eksternal untuk menggulingkan pemerintah menggunakan teknologi komunikasi modern untuk menyebarkan desas-desus, ketidakpercayaan, dan ketakutan,” dikutip dari China Daily.

Adapun pihak Beijing telah bersedia jika pasukan militernya dimintai bantuan untuk membantu mengamankan ketertiban di Hong Kong. Sementara itu, pengunjuk rasa di Hong Kong telah melakukan aksi selama dua hari berturut-turut sejak tanggal 28 Juli 2019.

Artikel Lainnya

Unjuk rasa disertai dengan aksi kekerasan melawan petugs kepolisian yang berada di kawasan perumahan Hong Kong dan gedung penghubung China. Pengunjuk rasa banyak yaang melemparkan batu bata, botol, bom cat, bola logam, serta cairan korosif. Petugas medis setempat melaporkan bahwa ada 16 orang yang mengalami luka-luka.

Tags :