Tampil Detail dan Spesifik, Jokowi Ternyata Salah Soal 7 Data yang Disebutkannya! Mulai Kebakaran Sampai Impor

Mulai dari kebakaran lahan hingga impor beras

Dalam debat Pilpres jilid kedua yang menampilkan Joko Widodo dan Prabowo Subianto tanpa pasangan masing-masing, Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno. Dalam debat yang membahas atau bertema masalah energi, pangan infrastruktur, lingkungan, dan sumber daya alam. Joko Widodo tampil dengan spesifik dan terperinci sambil menyuguhkan data, namun beberapa data yang disampaikannya ternyata kurang tepat.

Sekitar sebanyak 7 data yang kurang tepat disebutkan Jokowi pada debat capres. Dilansir melalui TribunWow.com, berikut 7 data tersebut :

1.

Pembebasan Lahan

Data konflik pembebasan lahan | twitter.com

Dalam pembahasan infrastruktur, Jokowi mengatakan bahwa dalam masa pemerintahannya hingga 4,5 tahun ini, hampir tidak ada konflik pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur.

"Untuk ganti rugi, dalam 4,5 tahun hampir tak terjadi konflik pembebasan lahan untuk infrastruktur, karena tidak ada ganti rugi, yang ada ganti untung," ujar Jokowi.

Diungkapkan Jokowi juga bahwa pada saat ini biaya pembebasan lahan sangat kecil, yaitu sebesar 2-3 persen. Menurutnya biaya pembebasan lahan harus dinaikkan hingga 4-5 persen untuk meminimalisir terjadinya konflik pembebasan lahan.

Namun data Jokowi tentang tidak adanya konflik pembebasan lahan ini tidak tepat setelah Kompas TV melalui akun Twitternya menunjukkan data yang diperoleh dari Ombudsman. Berdasarkan data Ombudsman, pada tahun 2017 didapat catatan sejumlah laporan pembebasan lahan. Ada tiga substansi teratas yang sepanjang 2017, dengan total 8.264 laporan kepada Ombudsman. Sebanyak 13,07 persen dari pendidikan, dan kepolisian sebanyak 12,2 persen.

Artikel Lainnya
2.

Jalan Desa

Data jalan desa | www.youtube.com

Sebagai petahana, keunggulan Jokowi adalah dengan apa yang sudah dikerjakan selama masa pemerintahannya. Jokowi menyebut di masa pemerintahannya telah dibangun 191 ribu km jalan di desa.

"Sebetulnya kalau pembangunan infrastruktur untuk rakyat dari depan sudah saya sampaikan, pembangunan 191 ribu km jalan-jalan di desa betul-betul untuk rakyat di bawah, ini yang sering tidak dilihat orang," ujar Jokowi.

Rapor tahunan Jokowi yang diunggah melalui channel Youtube Presiden Joko Widodo pada Oktober 2018 tercatat jumlah yang tidak sinkron dengan jumlah yang diucapkan dalam debat. Dalam rapor tersebut tercatat bahwa jumlah jalan desa yang telah dibangun adalah 158.691 km.

3.

Kebakaran Hutan

Greenpeace Indonesia | twitter.com

Salah satu keberhasilan yang disebut Jokowi dalam debat Pilpres jilid dua adalah dalam 4 tahun masa kepemimpinannya ia berhasil menekan kebakaran hutan dan lahan.

"Kita ingin kebakaran hutan, kebakaran lahan gambut tak terjadi lagi, dan ini sudah kita atasi," kata Jokowi.

"Dalam tiga tahun ini, tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut," lanjut Jokowi.

Tapi data tersebut dibantah oleh Greenpeace Indonesia melalui akun Twitternya. Greenpeace Indonesia mengungkapkan bahwa faktanya kebakaran hutan besar yang terjadi pada 2015.

Pak @jokowi tadi mengeluarkan statement bahwa tidak terjadi kebakaran hutan selama 3 tahun terkahir. Faktanya?Sejak tragedi kebakaran hutan terbesar 2015, kebakaran hutan dan lahan terus terjadi setiap tahun hingga sekarang. #DebatCapres," tulis Greenpeace Indonesia.

4.

Impor Beras

Data impor beras | twitter.com

Dalam debat capres Jokowi juga mengatakan bahwa sejak 2014 awal masa kepemimpinannya hingga 2019 ini, Indonesia sudah menurunkan jumlah impor beras. Menurutnya stok surplus mencapai hampir 3 juta ton beras.

“Bahwa sejak 2014 sampai sekarang impor kita untuk beras ini turun, dan produksi beras kita supaya kita tahu semuanya sembilan belas delapan empat kita memang swasembada," ujar Jokowi.

"Dan saat itu produksi beras kita dua puluh satu juta ton per tahun. 2018 kemarin produksi beras kita 33 juta ton beras."

"Konsumsi kita, konsumsi kita dua puluh sembilan koma. Artinya apa? Ada stok ada surplus sebanyak hampir 3 juta ton. 2,8 juta ton. Apa artinya? Kita ini sebetulnya sudah surplus."

Namun Kompas TV memberikan data dari Kementrian Pertanian yang menyebutkan bahwa produksi beras pada tahun 2018 adalah sebesar 48,5 juta ton. Total konsumsi beras nasional mencapai 33,47 juta ton, sehingga perbedaan data dengan yang diberikan Jokowi menunjukkan angka yang jauh lebih kecil, justru surplusnya sebesar 13,03 juta ton.

5.

Palapa Ring

Palapa Ring | ekonomi.kompas.com

"Saya sampaikan Palapa Ring di Indonesia bagian Barat telah 100 persen selesai, Indonesia bagian tengah 100 persen selesai, Indonesia bagian Timur 90 persen selesai, dan nanti di Juli insya Allah 100 persen juga akan selesai, ini menyambungkan-menyambungkan backbone dengan broadband dengan kecepatan yang sangat tinggi dan yang kedua juga," kata Jokowi.

Sementara data berdasarkan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan bahwa Palapa Ring paket barat telah selesai 100 persen pada Maret 2018, paket tengah selesai Desember 2018, dan paket timur mencapai 88,14 per Desember 2018.

6.

Sistem 4G

Ilustrasi 4G | www.edx.org

"Indonesia bagian Barat bagian Timur bagian tengah semuanya hampir sudah 100%," ujar Jokowi.

"Juga sistem 4G, yang sekarang ini telah kita bangun hampir 74 persen di kabupaten kota yang kita miliki telah kita selesaikan."

Sedangkan faktanya berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika saat ini jumlah kabupaten atau kota yang sudah dicapai oleh layanan broadband 4G ditahun 2017 adalah 64,4 persen, atau sekitar 331 dari 514 kabupaten dan kota.

7.

Produksi Kelapa Sawit

Kelapa Sawit | ekonomi.kompas.com

"Supaya masyarakat tahu bahwa sekarang produksi sawit Indonesia itu sudah 46 ton per tahun, dan melibatkan petani kurang lebih 16 juta petani," ujarnya.

Sedangkan data yang sumbernya dari BPS mencatat bahwa produksi kelapa sawit dalam satu tahun tidak mencapai angka 46 juta ton. Rata-rata produksi masih berada di angka 30 juta ton setiap tahun. Pada 2015 mencapai 26,5 juta ton, 2016 sebesar 31,4 juta ton, dan tahun 2017 sebesar 34,4 juta ton.

Tags :