Soal Kematian Qassem Soleimani, Arab Saudi: Jangan Tangisi!

Qassim Sulaimani
Qassim Sulaimani | www.jns.org

Arab Saudi tidak turut berkabung atas kematian Jenderal Militer Iran, Qassem Soleimani.

Kematian Panglima Garda Revolusi Iran, Qassem Soleimani, menyebabkan duka mendalam bagi Iran. Namun, beberapa wilayah di Timur Tengah justru tidak turut serta berkabung atas kematian Sulaimani. Pasalnya, sosok Soleimani memang dibenci di sejumlah negara Arab.

1.

Arab Saudi tak tangisi kematian Sulaimani

Qassim Sulaimani
Peti jenazah Sulaimani | www.nydailynews.com

Qassem Soleimani tidak disukai oleh sejumlah negara Arab karena ia adalah pendukung Presiden Suriah, Bashar Al Assad. Tidak hanya itu, Soleimani juga disebut-sebut sebagai sosok di belakang pengaruh Iran di Irak serta membantu pemberontakan Houthi di Yaman yang melawan Arab Saudi.

Baca Juga: Pasca Kematian Qassim Soleimani, Bagaimana Konflik AS-Iran?

Dikutip dari New York Times, halaman depan editorial koran Arab News, memberitakan kematian Sulaimani dengan judul “Dia tak akan membunuh lagi”. Editor koran Arab Saudi tersebut, Faisal Abbas, mengatakan agar publik tidak lagi menangisi kematian Sulaimani.

“Mari jangan tangisi Qassem Soleimani; dia seharusnya telah mengetahui bahwa dia tidak bisa lolos dari kejahatan-kejahatan selama ini selamanya dan bahwa dia tak akan mati di ranjangnya,” tulis Faisal, dikutip dari Merdeka.

Adapun Qassem Soleimani tewas bersama Abu Mahdi Al Muhandis, Panglima Militer Irak. Keduanya tewas pada Jumat, 3 Januari 2019, dalam serangan drone Amerika di Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Baca Juga: Kematiannya Diprediksi Picu Perang Dunia 3, Siapa Qassim Soleimani?

2.

Respons berbeda dari China

Qassim Sulaimani
Wang Yi | www.aljazeera.com

Beberapa dengan Arab Saudi, beberapa negara justru berbondong-bondong mengecam tindakan yang dilakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Salah satu yang menyampaikan pernyataan serupa adalah negeri tirai bambu.

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan bahwa tindakan AS ini melanggar norma fundamental hubungan internasional dan hanya akan memperburuk ketegangan dan kekacauan regional.

“China mendesak AS jangan serampangan menyalahgunakan pasukan bersenjata dan mencari solusi untuk masalah tersebut melalui dialog,” ujar Wang Yi, dikutip dari Merdeka.

Baca Juga: Detik-Detik Video Jatuhnya Pesawat Ukraina di Iran, Balasan Untuk Amerika Serikat?

Dalam sebuah percakapan dengan Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, Wang Yi juga menyampaikan bahwa China berharap bisa menyelamatkan perjanjian internasional yang membatasi nuklir Iran. Pasalnya, China menilai kesepakatan itu menghambat perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.

3.

Kepala Donald Trump dihargai USD 80 juta

Qassim Sulaimani
Donald Trump | newrepublic.com

Kematian Sulaimani rupanya menyulut kemarahan banyak pihak, tak terkecuali warga Iran. Dalam prosesi pemakaman Sulaimani yang disiarkan oleh saluran televisi pemerintah setempat, seorang tokoh mengatakan akan menghadiahi USD 80 juta untuk orang yang bisa membawa kepala Donald Trump.

“Kita adalah 80 juta rakyat Iran. Jika setiap orang dari kita mengeluarkan USD 1, kita akan punya USD 80 juta dan kita akan menghadiahi siapapun yang membawakan kita kepala (Trump) dengan uang tersebut,” ujar tokoh yang tak diketahui identitasnya ini.

Artikel Lainnya

Tak mau kalah, Donald Trump pun telah menyeruhkan bahwa AS siap dengan apapun balasan Iran atas kematian Sulaimani ini. Trump juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil segala tindakan yang dibutuhkan untuk melindungi warga AS pasca penyerangan yang ia lakukan pada Sulaimani.

Tags :