Selama Berabad-abad, Para Pria Arab Ini Dijuluki Sebagai “Pria Bunga yang Disegani”

The Flower Men
Eric Lafforgue | www.aljazeera.com

Mengenal para Pria Bunga dari Suku Qahtan

Sosok seperti apa yang muncul di kepalamu ketika dipaksa untuk membayangkan busana seorang pria Arab? Mungkin dalam bayangan kita, dia mengenakan thawb yang putih dan panjang, lengkap dengan gutrha, semacam sorban yang difungsikan sebagai penutup kepala. Paduan thawb dan gutrha tersebut memang menjadi bayangan yang paling identik dan lumrah, bukan?

Kombinasi gamis dan sorban seolah telah menjadi selera massa berbagai kalangan pria Arab. Rombongan keluarga istana, para pedagang di pasar, sekumpulan saudagar minyak, bapak-bapak peternak unta, atau segerombolan suporter setia tim sepakbola Saudi Arabia, mereka semua seringkali terlihat kompak dalam busana yang sama.

Namun, orang-orang suku Qahtan nampaknya memiliki selera yang berbeda dalam berbusana. Alih-alih memilih gutrha, mereka lebih suka menghias kepala mereka dengan bunga. Hampir 200 tahun, mereka tetap menjaga tradisi "mahkota bunga" tersebut. Media internasional menyebut mereka: The Flower Men of Saudi Arabia.

Siapa sebetulnya mereka? Mengapa kepala mereka dimahkotai bunga? Bukankah wilayah arab itu tandus, lalu dari mana mereka mendapatkan bunga-bunga itu? Selain bunga, adakah keunikan lain yang memikat dunia internasional? Berikut ulasannya!

1.

Suku Qahtan Tinggal di Daerah Subur nan Hijau

The Flower Men
Pemandangan gunung Habala, Asir | www.dailymail.co.uk

Dilansir dari Aljazeera.com, suku Qahtan disebut-sebut sebagai pejuang yang ganas, pecinta mahkota bunga. Suku Qahtan adalah keturunan suku Tihama dan Asir kuno. Mereka tinggal di daerah pegunungan, di wilayah Asir.

Secara geografis, Asir terletak di dataran tinggi. Dengan curah hujan yang relatif tinggi, Asir pun menjadi kawasan dengan vegetasi yang lebih variatif daripada kawasan lain di Arab Saudi. Asir merupakan daerah yang subur.

Meskipun hidup di wilayah yang subur, bukan berarti mereka hidup dengan gampang. Keberadaan mereka sampai sekarang tak lain sebagai hasil dari pergolakan sejarah yang panjang.

2.

Sejarah Asir yang Keras: Perang, Isolasi dan Penggusuran

The Flower Men
Proyek Kereta Gantung Habala | www.bbc.com

Wilayah Asir merupakan wilayah pelarian keluarga Qahtan yang dikejar-kejar pasukan Ottoman. Di sana, suku Qahtan hidup terpencil di antara tebing-tebing perbukitan yang kejam. Bagi suku Qahtan, Asir adalah keindahan yang diperjuangkan.

Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil dan berusaha menjalankan kegiatan politik secara otonom. Mereka terisolasi. Waktu itu, tak ada listrik atau jalan-jalan yang beraspal di Asir. Sebagian besar desa tidak dapat diakses. Permukiman Habala, misalnya, hanya dapat dilalui dengan semacam tangga tali.

Hingga akhirnya pada awal 1990-an, pemerintah Arab Saudi membuat kereta gantung dalam rangka menjadikan Asir sebagai objek wisata. Keindahan alam di wilayah Asir dijadikan daya tarik utama.

Namun, pembangunan sarana pariwisata itu menyebabkan tergusurnya sebagian permukiman warga Asir, khususnya di daerah desa Habala. Pemerintah Saudi saat itu merelokasi penduduk Habala secara paksa. bentrokan pun meletus, Asir bergejolak.

3.

Mahkota Bunga sebagai Identitas, Keindahan, dan Kesehatan bagi Suku Qahtan

The Flower Men
Eric Lafforgue | www.aljazeera.com

Pria Qahtan, yang muda maupun tua, mengenakan mahkota bunga sebagai atribut sehari-hari. Khusus untuk acara pernikahan atau penyambutan bulan Ramadan, biasanya mereka memakai mahkota bunga yang dianggap paling elegan, yang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dan terbuat dari bunga melati putih yang sangat rapuh.

Beragam jenis bunga dijadikan bahan pembuatan mahkota bunga. Misalnya bunga marigold atau gemitir, melati, daun kemangi liar, atau juga tanaman herbal seperti fenugreek. Dengan terampil, mereka rangkai bunga dengan kombinasi warna sesuai selera.

Bagi kaum muda, mahkota bunga dipakai untuk unjuk keindahan. Biasanya, mereka merangkai mahkota dengan warna yang lebih terang dan segar, seperti gabungan antara putih, oranye, dan kuning. Sementara, para orang tua, memilih warna yang agak muram, hijau tua.

Selain untuk unjuk keindahan, mahkota bunga pun bermanfaat untuk kesehatan. Orang Qahtan percaya, mahkota mereka mujarab meredakan sakit kepala, masuk angin, atau sinus

Yang terkahir, mahkota bunga memiliki makna budaya yang tak kalah penting bagi mereka, yakni identitas komunal. Mahkota bunga adalah upaya untuk menandai diri. Memakai mahkota bunga merupakan cara damai bagi mereka untuk 'memisahkan' diri dari masyarakat yang lain. Mereka merasa perlu untuk berbeda.

Artikel Lainnya
4.

Waspada, Suku Qahtan selalu Membawa Senjata

The Flower Men
Eric Lafforgue | www.aljazeera.com

Suku Qahtan tidak hanya piawai merangkai bunga, tapi mereka pun menguasai keterampilan tempur dan pertahanan diri. Setiap hari, ke mana pun mereka pergi, selain bermahkotakan bunga, mereka kerap terlihat membawa jambya, belati khas suku Qahtan.

Eric Lafforgue, seorang fotografer yang pernah mendokumentasikan kehidupan suku Qahtan, menuturkan:

Suku Qahtan kerap dianggap menjadi sumber dari banyak kerusuhan, melakukan pertarungan lintas-perbatasan dan kurang ramah terhadap orang luar yang masuk ke wilayah mereka," katanya.

Lafforgue menambahkan, berdasarkan keterangan polisi, sebagian orang Qahtan bahkan sangat membenci orang asing.

Namun, rasa curiga terhadap orang asing dapat dipahami sebagai pertahanan diri. Sejarah mereka yang keras mendidik mereka untuk selalu waspada. Maka, tak heran jika sebagian besar dari suku Qahtan tidak terlalu simpatik pada orang asing yang datang ke wilayah mereka.

"Pria Bunga yang Disegani" begitulah suku Qahtan. Terlepas dari mahkota bunga mereka yang berwarna-warni, suku ini merasa merdeka dan dan bangga karena telah berjuang selama berabad-abad untuk mempertahankan kendali atas tanah mereka sendiri.

Suku Qahtan menjadi entitas kebudayaan yang unik di tanah Arab. Kelembutan dalam merangkai bunga, keteguhan dalam menjaga tradisi, dan keberhasilan melampaui kerasnya sejarah, menjadi alasan yang logis mengapa mereka disegani.

Suku Qahtan menjadi paras lain Arab Saudi. Mahkota bunga yang mereka kenakan tak hanya membuat mereka terlihat indah dan beraroma harum, tapi sebagaimana layaknya mahkota, itu adalah pusaka. Mahkota bunga adalah tanda dari serangkaian kelembutan dan kekuatan.

Tags :