Situasi Hong Kong Memanas, China Segera Turunkan Pasukan Militer
11 Agustus 2019 by LukyaniUnjuk rasa di Hong Kong masih terus berlanjut
Gelombang protes di Hong Kong masih berlanjut hingga saat ini. Tak main-main, China mengeluarkan ancaman akan menindak tegas para pengunjuk rasa yang membuat kerusuhan di Hong Kong. Tidak hanya itu, China pun memberikan peringatan agar para pengunjuk rasa tidak “bermain api”.
Pemerintah China menggertak pengunjuk rasa
Dilansir dari Fox News, juru bicara Kantor Kabinet China untuk Urusan Hong Kong dan Macau, Yang Guang, menyampaikan peringatan kepada para pengunjuk rasa di Hong Kong
“Kami ingin menegaskan kepada kelompok kecil yang amoral dan para pelaku kekerasan dan pasukan kotor di belakangnya bahwa mereka yang bermain api akan binasa karenanya,”
Yang menambahkan, para pengunjuk rasa sebaiknya tidak menilai sikap China sebagai kelemahan. Meski Yang tidak menjelaskan secara detail tindakan tegas apa yang akan diambil China, Yang mengatakan bahwa saat ini China tidak akan main-main.
“Untuk hukumannya, hanya tinggal tunggu waktu,” tegas Yang.
Hingga saat ini, China memang belum mengambil langkah untuk mengatasi demonstrasi di Hong Kong. Upaya China hanya sebatas retorika keras guna meredam pengunjuk rasa. Kini mulai beredar kabar bahwa pemerintah China akan segera mengerahkan pasukan militernya untuk memecah para pengunjuk rasa.
Militer China adakan latihan operasi
Kabar akan adanya pasukan militer China yang turun tangan mulai muncul setelah para pejabat China membahas satu pasal dalam undang-undang Hong Kong. Aturan tersebut memungkinkan pasukan militer China yang disiagakan di Hong Kong untuk “menertibkan” unjuk rasa sesuai permintaan pemerintah setempat.
Adapun tentara China yang berada di Hong Kong pun telah merilis video yang memperlihatkan latihan operasi peredam massa. Sebagian pengunjuk rasa dalam latihan tersebut mengenakan masker dan helm konstruksi, sebagaimana yang biasa dipakai oleh para pengunjuk rasa di Hong Kong.
Pernyataan pemimpin eksekutif Hong Kong
Gertakan tak hanya datang dari pemerintah China, pemerintah Hong Kong pun mulai geram dengan aksi unjuk rasa yang seolah tak berkesudahan ini. Pemimpin eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan bahwa para pengunjuk rasa mencoba menghancurkan Hong Kong dengan berbagai aksi yang masih berlangsung hingga saat ini.
“Mereka benar-benar meremehkan supremasi Hong Kong dan menekan kota kita. Kota yang kita cintai dan kita bangun bersama ke ambang situasi yang sangat berbahaya. Saya berani mengatakan bahwa mereka mencoba menghancurkan Hong Kong,” kata Carrie Lam, dikutip AFP.
Pernyataan Carrie ini menyusul aksi mogok massal pada Senin, 6 Agustus 2019. Aksi tersebut diikuti oleh serikat pekerja dari berbagai sektor, seperti perdagangan hingga transportasi publik. Akibatnya, sekitar 100 penerbangaan dibatalkan karena aksi mogok ini.
Sementara itu, para pengunjuk rasa pun masih melakukan upaya blokade di beberapa ruas jalan protokol Hong Hong dan menyebabkan kemacetan. Ada pula pengunjuk rasa yang memblokade akses menuju kereta bawah tanah yang mengakibatkan para pekerja terlantar di stasiun.
Demonstasi besar-besaran di Hong Kong ini diawali oleh tuntutan pembatalan RUU Ekstradisi yang akan mengirim tersangka suatu kasus untuk diadili di negara lain, termasuk China. Para pengunjuk rasa pun menentang sistem peradilan di China yang kerap kali bias, apalagi jika berhubungan dengan Hong Kong yang merupakan bagian dari kedaulatan Beijing.