Senat Amerika Minta Apple dan Google Hapus Aplikasi Pemantau Perempuan Saudi

Perempuan Saudi
Pemerintah Arab Saudi luncurkan Absher App yang bisa digunakan untuk memantau pergerakan perempuan Saudi | edition.cnn.com

Berisiko menimbulkan pelanggaran HAM

Aplikasi Absher saat ini tengah ramai dibicarakan. Pasalnya, portal Kerajaan Arab Saudi ini memungkinkan untuk memata-matai dan mengontrol perempuan. Tentu saja, Absher menuai banyak kritik dari berbagai pihak.

Salah satunya dari Senat Amerika Serikat (AS) yang menekan Apple dan Google untuk menghapus aplikasi Absher.

1.

Tuntutan dari Senat AS

Perempuan Saudi
Aplikasi Absher | saudiexpatriate.com

Senat AS, Ron Wayden, mengirim surat kepada CEO Apple dan Google. Surat tersebut berisi permintaan kepada kedua perusahaan teknologi tersebut agar menghapus aplikas di Arab Saudi, Absher.

Permintaan ini dilayangkan sebab aplikasi Absher bisa digunakan oleh para suami untuk memata-matai istri dan anak perempuan mereka.

Seperti diwartakan oleh Aljazeera, Kamis (14/2), Wyden telah mengirimkan permintaan pada Apple dan Google agar App Store dan Google Play Store berhenti menyediakan aplikasi Absher. Menurut Wyden, aplikasi ini menjijikan karena bisa disalahgunakan.

Wyden dalam surat yang dikirimkannya untuk Tim Cook, CEO Apple, dan Sundar Pichai, CEO Google, mengatakan, “Ini berita yang menyakitkan ketika Riyadh berusaha membatasi perempuan Arab Saudi, sedangkan perusahaan-perusahaan AS harus bisa memfasilitasi patriarki Kerajaan Arab Saudi.”

Wyden menambahkan, jika Apple dan Google membiarkan aplikasi ini terus aktif, berarti mereka pun memberikan jalan bagi laki-laki Arab Saudi untuk mengendalikan keluarga melalui smartphone. Juga mempermudah laki-laki membatasi pergerakan perempuan.

2.

Aplikasi Absher bisa ‘melaporkan’ perempuan kepada walinya

Perempuan Saudi
Perempuan Arab Saudi | womenintheworld.com

Aplikasi Absher bisa diunduh melalui App Store dan Google Play Store. Melalui aplikasi Absher, warga negara Arab Saudi atau penduduk lain di negara tersebut bisa mengakses berbagai layanan. Misal, membuat pasport, akta lahir, membayar tagihan, dan sebagainya.

Meski layanan ini bermanfaat, Absher juga bisa digunakan untuk laki-laki di Arab Saudi memata-matai perempuan. Mereka secara rinci bisa mengetahui kemana para perempuan pergi, termasuk istri dan juga anak-anak perempuan mereka.

Aplikasi Absher memang tidak bekerja bak alat pelacak. Aplikasi ini memiliki fitur pesan singkat yang akan menginformasikan kepada pengguna laki-laki jika istri atau anak perempuan mereka yang belum menikah memakai pasport dan melewati konter imigrasi di bandara atau perbatasan.

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengungkapkan bahwa aplikasi Absher yang ditujukan untuk keperluan individu dan bisnis ini sudah diunduh lebih dari 11 juta kali. Pernyataan ini dibenarkan oleh Google, sedangkan Apple mengaku tidak memilki catatan jumlah pengunduhan aplikasi Absher.

3.

Tanggapan dari kelompok HAM

Perempuan Saudi
Perempuan Arab Saudi | www.ivory-ng.com

Tidak hanya Senat AS, kelompok HAM Human Rights Watch dan Amnesty International juga mengkritik aplikasi Absher. Mereka pun tidak setuju dengan Apple dan Google yang masih menjadi ‘wadah’ bagi aplikasi Absher.

Amnesty International telah meminta pada Google dan Apple agar mengevaluasi kembali risiko pelanggaran HAM terhadap perempuan yang bisa diakibatkan oleh aplikasi ini.

Dalam keterangannya yang dipublikasikan Washington Post, Selasa (12/2), Amnesty International juga menilai aplikasi Absher pada akhirnya menyoroti diskriminasi perempuan di bawah sistem wali. Amnesty International pun menuntut reformasi sepenuhnya di Arab Saudi. Bukan hanya reformasi di bidang ekonomi sosial.

Artikel Lainnya

Kultur patriarkis yang kental di Arab Saudi memang banyak menghambat perempuan dalam mengembangkan diri. Karena itu, tidak heran jika kurang lebih 35% perempuan di Arab Saudi pernah mengalami berbagai bentuk kekerasan menurut direktur National Family Safety Program, dr. Majid Al-Eissa.

Di tahun 2017 sendiri, terdapat 1059 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan, menurut organisasi Saudi Human Rights Commission. Kasus kekerasan tersebut meliputi kekerasan fisik dan seksual.

Tags :