Sebelum Ledakkan Gereja Filipina, Pasutri Bom Bunuh Diri Dicuci Otak di Indonesia
25 Juli 2019 by Titis HaryoPolisi sebut suami istri pelaku bom bunuh diri gereja Filipina mengikuti program pencucian otak di Indonesia sebelum melakukan aksi terornya.
Pasangan suami istri pelaku bom gereja Filipina, RRZ dan UHS disebut ikut program pencucian otak di Indonesia terlebih dahulu sebelum meledakkan sebuah gereja di Jolo, Filipina, 27 Januari 2019 lalu.
Informasi ini diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat menggelar konferensi pers jaringan terorisme Indonesia yang beraksi di luar negeri.
Berikut pernyataan Polri terkait adanya program pencucian otak para teroris asal Indonesia.
Pelaku dicuci otak
Dedi mengungkapkan jika pasangan suami istri yang menjadi martir bom bunuh diri di Gereja Katedral Jolo, Filipina Selatan mengikuti program indoktrinasi atau pencucian otak terlebih dahulu.
Yang mengejutkan, para pelaku mengikuti program tersebut saat berada di Indonesia sebelum akhirnya menyusup ke Filipina.
“Rekam jejaknya, kedua orang (pelaku) yang bersangkutan mengikuti indoktrinasi, brain wash, penanaman nilai-nilai dari paham radikal ekstrem tersebut,” jelas Dedi dikutip dari Kompas.com, Kamis (25/7).
Baca Juga: Megawati dan Prabowo Rujuk Kembali, PA 212: Imam Kami Mekkah, Bukan Kertanegara!
Diduga dilakukan oleh JAD
Polisi belum dapat memastikan kelompok mana yang melakukan pencucian otak pada dua pelaku bom bunug diri Gereja Filipina.
Namun, kuat dugaan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berada di Makassar adalah pihak yang melakukan pencucian otak setelah ditemukan fakta keduanya merupakan anggota kelompok tersebut.
Program pencucian otak dengan paham radikal ini juga disebut sebagai ajang pencarian pengantin atau sukarelawan aksi bom bunuh diri.
“Ada juga kesanggupan yang bersangkutan untuk menjadi pengantin, suicide bomber (saat pencucian otak),” ungkap Dedi.
Baca Juga: Satriandi, Bandar Narkoba Antarnegara yang Ditembak Mati Ternyata Mantan Polisi!
Telusuri aliran dana terorisme
Polisi kini sedang mencoba melakukan pelacakan aliran dana milik JAD yang diduga mendapatkan suntikan dana dari kelompok radikal ISIS. Mereka melakukan kerjasama dengan PPATK hingga kepolisian luar negeri.
“Kita kerja sama dengan kepolisian di beberapa negara. Dari tim Densus 88 sudah menyampaikan ke pada perwakilan Kedubes yang ada di Indonesia,” jelas Dedi
“Termasuk aliran dana (terorisme) ini (kerja sama) dengan PPATK,” lanjutnya.
Hal ini dilakukan setelah mengetahui salah satu elite JAD berinisial S alias Daniel alias Chaniago disebut menjadi sosok yang menyebarkan aliran dana untuk aksi terorisme di Indonesia.
S sendiri saat ini diketaui berada di Khurasan, Afghanistan bersama dengan kombatan ISIS lainnya dan sudah dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polri.
Dipastikannya pasangan suami istri asal Indonesia menjadi pelaku bom bunuh diri Gereja Filipina yang menewaskan puluhan jemaah memang mengejutkan kepolisian Indonesia.
Namun, pihak kepolisian dengan tegas akan segera melakukan penindakan pada kelompok-kelompok yang diduga menjadi otak terorisme di Indonesia.
Semoga kepolisian bisa segera memberantas terorisme sampai ke akarnya sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang damai dan tentram untuk seluruh masyarakatnya.